112
7. Analisa SWOT
Menurut Rangkuti 1997, analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strengths dan peluang opportunities, namun bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan weaknesses dan ancaman threats. Dengan menggunakan matriks SWOT terdapat empat kelompok strategi yang akan
dipilih, yaitu : a. Strategi WT Weaknesses - Threats
Tujuan strategi WT adalah untuk mengatasi sebanyak mungkin hambatan yang timbul dengan tidak menonjolkan kelemahan
perusahaan. b. Strategi WO Weaknesses - Opportunities
Tujuan strategi WO adalah memanfaatkan semaksimal mungkin peluang yang ada untuk mencegah melemahnya posisi perusahan
dalam persaingan dengan menutupi sebanyak mungkin kelemahan perusahaan.
c. Strategi ST Strenghts - Threats Tujuan strategi ST adalah untuk mengatasi hambatan yang timbul
dengan mengandalkan kekuatan perusahaan semaksimal mungkin. d. Strategi SO Strenghts - Opportunities
Tujuan strategi SO adalah untuk memperkuat posisi perusahaan dalam persaingan dengan cara memanfaatkan kekuatan perusahaan
semaksimal mungkin untuk memperoleh peluang pasar seluas-luasnya.
H . PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian mengenai positioning pernah dilakukan oleh Moch. Furqon 2006, yang berjudul Positioning sebagai Elemen Strategi Pemasaran Studi
Kasus di Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Kalimalang. Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo diposisikan sebagai rumah makan
tradisional khas Jawa dengan nuansa Islami, dengan segmen pasar pegawai
113 swasta berusia 24 - 41 tahun dan pengeluaran per bulan antara Rp 1.000.000 –
2.000.000 atau lebih dari Rp 4.000.000. Mereka berkunjung ke rumah makan Ayam Bakar Wong Solo pada hari kerja saat jam makan siang karena rasa
lapar. Mereka mengetahui rumah makan Ayam Bakar Wong Solo dari temankeluarga dan papan reklame. Metode yang digunakan adalah Chi-
Kuadrat, koefisien kontingensi dan analisa kelompok. Wahyuningsih Surya 2001 melakukan penelitian dengan judul
Strategi Positioning Untuk Manisan Lidah Buaya Aloe vera Merek Jopray Studi Kasus Di CV. Jopray Globalindo Indonesia. Manisan lidah buaya
Jopray diposisikan sebagai manisan yang mempunyai kandungan zat gizi dari daging lidah buaya, dengan segmen pasar usia remaja yang memiliki tingkat
pengeluaran Rp 250.000 – Rp.500.000 dan dewasa yang tingkat pengeluarannya lebih dari Rp 1.000.000. Manisan ini dapat dikonsumsi pada
saat santai di rumah pada waktu kapan saja baik siang, sore ataupun malam hari. Teknik analisa yang digunakan adalah Chi-Kuadrat, koefisien
kontingensi dan analisa kelompok. Veggy Monarika 1998 melakukan penelitian dengan judul Strategi
Penempatan Produk Product Positioning Teh Kemasan Rasa Buah Fruit Tea SOSRO. Produk teh rasa buah ini diposisikan sebagai minuman rasa
buah yang menyegarkan, dengan segmen pasar anak muda, pelajar, berusia kurang dari 24 tahun dan memiliki pengeluaran pribadi kurang dari Rp
300.000. Mereka mengkonsumsi Fruit Tea pada saat santai, dalam perjalanan dan saat rekreasi. Mereka membeli Fruit Tea di swalayan dan warung,
umumnya mereka memperoleh informasi dari iklan di televisi. Metode yang digunakan adalah Chi-Kuadrat, koefisien kontingensi dan analisa kelompok.
114
III. METODOLOGI