guru harus memberi perhatian kepada siswa untuk menentukan apa yang dipelajari siswa dalam sains melalui produk, proses, dan sikap. Pembelajaran
IPA harus melaksanakan 4 hakikat IPA tersebut, seperti IPA sebagai produk, proses, pemupukan sikap, dan aplikasi.
Pada pembelajaran IPA kita diajarkan untuk dapat mempelajari alam semesta beserta isinya sebagai ciptaan Tuhan dan mensyukuri semua yang
ada di dalamnya KTSP 2006: 484-485. Dalam skripsi ini substansi IPA yang diteliti adalah pada bab peristiwa
alam yang terdiri dari contoh peristiwa alam, cara mencegah, akibat yang ditimbulkan, dampak positif dan negatif akibat terjadinya peristiwa alam,
serta bab kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi.
2.1.5. Pembelajaran IPA di SD
Pelaksanaan pembelajaran IPA dipengaruhi oleh tujuan apa yang ingin dicapai melalui pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran IPA di SD telah
dirumuskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Dalam kurikulum KTSP selain dirumuskan tentang tujuan pembelajaran IPA juga
dirumuskan tentang ruang lingkup pembelajaran IPA, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan arah pengembangan pembelajaran IPA untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sehingga setiap kegiatan pendidikan
formal di SD harus mengacu pada kurikulum tersebut. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Adapun tujuan IPA dalam KTSP, agar peserta didik berkemampuan diantaranya: 1
memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan alam ciptaannya; 2 mengembangkan pengetahuan,
pemahaman konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; 3 mengembangkan rasa ingin tahu dan sikap positif
dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi
dan masyarakat;
4 mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang tercantum dalam KTSP perlu dilaksanakan pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan kognitif anak SD.
Menurut Piaget dalam Rifa’I dan Anni 2009: 27-30 tahap perkembangan kognitif mencakup tahap sensorimotorik, praoperasional, dan
operasional.
a. Tahap sensorimotorik 0-2 tahun
Pada tahap ini bayi menyusun pemahaman dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman
indera dengan gerakan motorik
mereka.Pada awal tahap ini, bayi hanya memperlihatkan pola refleksi untuk beradaptasi dengan dunia dan menjelang akhir tahap ini telah
sampai pada
pembentukan struktur
kognitif sementara
untuk mengkoordinasikan perbuatan dalam hubungannya terhadap benda, waktu,
ruang, dan kausalitas.