sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa.
2.1.8.4. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual
Hamdani 2011: 254, berpendapat bahwa penggunaan media audio visual dalam pendidikan memiliki beberapa kelebihan, yaitu: 1 sistem
pembelajaran lebih inovatif dan interaktif; 2 guru akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam mencari terobosan pembelajaran; 3 mampu
menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik, animasi, gambar, atau video dalam satu kesatuan yang saling mendukung guna tercapainya tujuan
pembelajaran; 4 mampu menimbulkan rasa senang selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini akan menambah motivasi siswa selama
proses pembelajaran hingga didapatkan tujuan pembelajaran yang maksimal; 5 mampu memvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk diterangkan
hanya dengan penjelasan atau alat peraga yang konvesional; 6 media
penyimpanan yang relative gampang dan fleksibel.
Sedangkan kekurangan media audio visual menurut Arsyad dalam Sukiman, 2012: 189 antara lain: 1 pengadaan film dan video umumnya
memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak, 2 pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua peserta
didik mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersebut, 3 film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan; kecuali film dan video itu
drancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.
Upaya untuk meminimalisir kekurangan media audio visual, maka dalam penyajian media audio visual disesuaikan dengan materi yang
dipelajari. Karena materi yang dipelajari adalah peristiwa alam yang ada di Indonesia beserta dampaknya dan media audio visual tersebut tidak harus
membuat sendiri melainkan bisa didapat dari internet. Kegiatan pembelajaran IPA dengan memanfaatkan media audio
visual dimasukan ke dalam model pembelajaran make a match, sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran IPA di SDN Kalibanteng 02 Semarang. 2.1.9. Teori belajar yang mendasari model pembelajaran
Make A Match dalam pembelajaran IPA
Teori belajar adalah konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui eksperimen. Teori
belajar itu berasal dari teori psikologi dan terutama menyangkut masalah situasi belajar. Sebagai salah satu cabang ilmu deskriptif, maka teori belajar
berfungsi menjelaskan apa, mengapa, kenapa, dan bagaimana proses belajar terjadi pada si belajar Sugandi 2007: 7. Teori belajar pada dasarnya
merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar dan bagaimana informasi di proses di dalam pikiran siswa itu. Berdasarkan suatu teori
belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar. Teori yang mendasari pembelajaran Make A
Match adalah teori konstruktivisme.
2.1.9.1. Teori belajar Konstruktivisme