4. Sistem Pendukung Penerapan model pembelajaran Make A Match didukung
dengan bantuan media audio visual, yang meliputi: a. Alat dan Bahan
: LCD, laptop, file, speaker aktif b. Media
: Video pembelajaran materi peristiwa alam c. Sumber
: BSE IPA kelas V untuk SD MI 5. Dampak Pengiring dan Dampak Intraksional
a. Dampak instruksional yang terbentuk dari penerapan model pembelajaran Make A Match berbantuan media audio visual antara
lain: - Keterampilan guru meningkat
- Aktivitas siswa meningkat - Hasil belajar siswa meningkat
b. Dampak pengiring yang terbentuk dari penerapan model pembelajaran Make A Match berbantuan media audio visual antara lain:
- kerja sama - aktif
- kejujuran - kecermatan
- keberanian - kemandirian
2.1.10.3. Kelebihan dan Kekurangan model pembelajaran Make A Match
berbantuan media audio visual
Dalam skripsi ini, mengadaptasi pendapat Miftahul Huda dan Hamdani bahwa kelebihan model pembelajaran Make A Match berbantuan
media audio visual antara lain: 1 Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan
karena ada unsur permainan; 2 Motivasi belajar siswa meningkat karena pembelajaran lebih inovatif; 3 Tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai
karena siswa antusias dalam kegiatan pembelajaran; 4 Melatih keberanian siswa dalam presentasi di depan kelas; 5 Materi pelajaran lebih mudah
diterima siswa karena siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan materi melainkan juga melihat secara langsung peristiwa alam yang disajikan dalam
media audio visual berupa video. Selain itu, mengadaptasi pendapat Huda dan Arsyad bahwa
kelemahan model pembelajaran Make A Match berbantuan media audio visual antara lain: 1 Siswa akan merasa malu jika mendapatkan pasangan
lawan jenis; 2 Jika model pembelajaran Make A Match berbantuan media audio visual digunakan secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan
pada siswa; 3 Jika siswa tidak memperhatikan aturan permainan dalam kegiatan pembelajaran, siswa akan bingung dan menimbulkan kegaduhan.
Upaya untuk meminimalkan kekurangan model pembelajaran Make A Match berbantuan media audio visual antara lain: 1 Siswa diberi
pengarahan terlebih dahulu di awal pembelajaran bahwa semua siswa baik putra maupun putrid adalah teman, jika mendapat pasangan berlawanan jenis
tidak perlu takut dan malu karena tujuannya adalah berdiskusi dan belajar; 2 Model pembelajaran Make A Match berbantuan media audio visual boleh
diterapkan dalam pembelajaran tetapi tidak secara terus-menerus, pembelajaran bias diselingi dengan model pembelajaran inovatif lainnya; 3
Guru menjelaskan aturan permainan di awal bahwa jika ada siswa yang tidak
memperhatikan dan tidak tertib dalam mencari pasangan akan diberikan
sanksi, misalnya bercerita di depan kelas. 2.1.11. Hubungan Model Pembelajaran
Make A Match Berbantuan Media Audio Visual dengan Kualitas Pembelajaran IPA di SD
Penerapan model pembelajaran inovatif sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Tujuannya agar terjadi peningkatan keterampilan
guru, aktivitas siswa dan hasil belajar. Maka penelitian dilakukan menggunakan salah satu model pembelajaran inovatif yaitu mdel
pembelajaran Make A Match. Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan media audio
visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN Kalibanteng Kidul 02 Semarang.
Asumsi dari semua deskripsi uraian di atas bahwa ada hubungan positif antara model pembelajaran Make A Match dengan kualitas pembelajaran
IPA. Jadi semakin baik penerapan model maka semakin baik kualitas pembelajaran IPA dan semakin buruk penerapan model maka semakin
buruk pula kualitas pembelajaran IPA. Dari asumsi tersebut peneliti memprediksi atau meramalkan bahwa model
pembelajaran Make A Match berbantuan media audio visual mampu meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.
2.2. KAJIAN EMPIRIS
Terdapat beberapa penelitian yang dalam pemecahan masalahnya menggunakan model pembelajaran Make A Match untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran IPA, diantaranya adalah: a. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ayu Febriana, dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri
Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang“, tahun 2011. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: Pada siklus I keterampilan guru mendapat skor 3,5
dengan kategori sangat baik, aktivitas siswa mendapat skor 3,0 dengan kategori baik, dan ketuntasan hasil belajar siswa 54,16. Pada siklus II
keterampilan guru mendapat skor 3,7 dengan kategori sangat baik, aktivitas siswa mendapat skor 3,7 dengan kategori sangat baik, dan
ketuntasan hasil belajar siswa 75. Pada siklus III keterampilan guru mendapat skor 3,9 kategori sangat baik, aktivitas siswa memperoleh rata-
rata 3,8 dengan kategori sangat baik, dan ketuntasan hasil belajar siswa 85,41. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan keterampilan guru, siswa, dan hasil belajar
sehingga berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas V SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang.
b. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agus Setiyanto, dengan judul “Mengingkatkan aktivitas dan hasil belajar Siswa Melalui Model Make A