IPS sebagai materi pembahasan pada semua pelajaran, yaitu dua mata pelajaran itu akan diintegrasikan kedalam semua mata pelajaran. Untuk
IPA akan menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia dan matematika, sedangkan untuk IPS akan menjadi pembahasan materi
pelajaran Bahasa
Indonesia dan
Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan PPKN.
Di kelas tinggi kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA tercantum dalam Kompetensi Inti KI
dan memiliki Kompetensi Dasar KD masing–masing. Untuk proses pembelajaran, Kompetensi Dasar IPA, sebagaimana Kompetensi Dasar
mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata
pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema Kurikulum 2013: 120.
2.1.7. Model Pembelajaran Make A Match
Dalam penelitian ini peneliti membahas: 1 pengertian model pembelajaran Make A Match, 2 langkah-langkah model pembelajaran Make
A Match, 3 kelebihan model pembelajaran Make A Match
2.1.7.1. Pengertian model pembelajaran Make A Match
Model Pembelajaran Make A Match merupakan model pembelajaran yang menggunakan kartu kata berisi pertanyaan dan jawaban sebagai media
pembelajaran. Model Pembelajaran Make A Match dikembangkan pertama
kali pada tahun 1994 oleh Lorna Curran dalam Huda, 2013: 251. Tujuan dari model pembelajaran Make A Match
antara lain: 1 Pendalaman materi;
2 Penggalian materi; dan 3 edutainment. Pada model pembelajaran ini siswa
diminta mencari pasangan dari kartu Aqib, 2013: 23.
Melalui kegiatan mencari pasangan seuai kartu pertanyaan dan jawaban ini diharapkan siswa dapat mengingat materi yang telah disampaikan
sebelumnya melalui media audio visual. Selain itu siswa dituntut untuk lebih aktif bergerak untuk mencari pasangannya sampai batas waktu yang telah
ditentukan. Bagi siswa yang cepat akan mendapatkan skor tinggi. 2.1.7.2. Karakteristik Model Pembelajaran
Make A Match
Model pembelajaran Make A Match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran 1994. Salah satu keunggulan tehnik ini
adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Model pembelajaran ini lahir
sebagai alternatif lain untuk mengefektifkan proses pembelajaran di sekolah. Pada dasarnya, model pembelajaran ini melibatkan materi ajar yang
memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung interdependen untuk
menyelesaikan tugas. Keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan
tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Dalam hal ini
guru berperan sebagai pemonitor dan fasilitator. Model pembelajaran make a match ini cocok diterapkan dalam segala jenis mata pelajaran dan semua
jenjang pendidikan.
2.1.7.3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Make A Match