4.3.4 Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kemampuan Pemecahan Masalah
Setelah  dikenakan  perlakuan  yang  berbeda  pada  ketiga  kelas  sampel, ketiga  kelas  diberikan  tes  untuk  memperoleh  data  kemampuan  pemecahan
masalah matematika siswa. Data yang diperoleh dari hasil evaluasi kemudian diolah  sesuai  dengan  hipotesis  yang  telah  dibuat  sebelumnya.  Langkah  awal
dalam  pengolahan  data  adalah  dengan  melakukan  uji  normalitas  dan homogenitas.  Berdasarkan hasil pengolahan data  diperoleh fakta bahwa data
hasil  evaluasi  berdistribusi  normal  dan  homogen.  Sehingga  untuk  pengujian selanjutnya digunakan statistika parametris.
Berdasarkan  hasil  perhitungan  uji  proporsi  satu  pihak  pada  kelas eksperimen  1  dan  kelas  eksperimen  2  diketahui  proporsi  siswa  yang
mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 70 pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 lebih dari 75.
Pengujian  yang  selanjutnya  yaitu  uji  kesamaan  rata-rata  kemampuan pemecahan  masalah  matematika  siswa  kelas  VIII  SMP  N  1  Karanganyar
Tahun  20142015.  Pengujian  kesamaan  rata-rata  ini  dilakukan  dengan  uji ANAVA. Berdasarkan uji ANAVA diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
terdapat  perbedaan  yang  signifikan  pada  rata-rata  kemampuan  pemecahan masalah    siswa  antara  kelas  eksperimen  1,  kelas  eksperimen  2,  dan  kelas
kontrol. Karena  terdapat  perbedaan  yang  signifikan  maka  akan  dilanjutkan  dengan
uji lanjut. Uji lanjut yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Scheffe. Uji
Scheffe  yang  dilakukan  pada  hasil  tes  kemampuan  pemecahan  masalah  siswa memperoleh hasil sebagai berikut.
1 Rata-rata  nilai  tes  kemampuan  pemecahan  masalah  siswa  pada  kelas
eksperimen 1 lebih baik daripada kelas eksperimen 2. 2
Rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen 1 lebih baik daripada kelas kontrol.
3 Rata-rata  nilai  tes  kemampuan  pemecahan  masalah  siswa  pada  kelas
eksperimen 2 sama dengan kelas kontrol. Berdasarkan  uji  Scheffe  tersebut  dapat  dikatakan  nilai  tes  kemampuan
pemecahan masalah siswa kelas eksperimen 1 lebih baik daripada siswa kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol.
Namun,  berdasarkan  hasil  koreksi  terhadap  jawaban  peseta  didik, didapatkan  bahwa  tidak  semua  peserta  didik  dapat  mengerjakan  soal  tes
kemampuan pemecahan masalah dengan sempurna, tetapi terdapat siswa yang mengerjakan  kurang  sempurna  bahkan  tidak  bisa  mengerjakannya.  Berikut
beberapa  contoh  jawaban  siswa  dalam  mengerjakan  tes  kemampuan pemecahan masalah.
Gb.4.1 Contoh jawaban sempurna
Gambar  4.1  merupakan  contoh  jawaban  yang  lengkap  sesuai  dengan tahapan  pemecahan  masalah  yaitu  mengidentifikasi  masalah,  merencanakan
penyelesaian  masalah,  menyelesaikan  masalah,  dan  menafsirkan  solusi. Sehingga berdasarkan rubrik pensekoran tes siswa tersebut mendapat skor 14.
Gb. 4.2 Contoh jawaban kurang sempurna
Gb.4.2  merupakan  contoh  jawaban  yang  kurang  sempurna.  Hal  ini dikarenakan  siswa  belum  menuliskan  rencana  penyelesaian  masalah    secara