kecukupan unsur; 2 membuat model matematika; 3 menerapkan strategi menyelesaikan
masalah dalamdiluar
matematika; 4
menjelaskanmengiterpretasikan hasil; 5 menyelesaikan model matematika dan masalah nyata; dan 6 menggunakan matematika secara bermakna.
Menurut Polya dalam How to Solve It pemecahan masalah dapat dilakukan melalui empat langkah yaitu understanding the problem, devising a plan,
carrying out the plan, and looking back Yuan, 2013:98. Berdasarkan uraian tersebut, dalam penelitian ini kemampuan pemecahan masalah siswa diukur
menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah Polya yaitu memahami masalah, menyusun rencana menyelesaikan masalah, melaksanakan rencana
penyelesaian masalah, dan melakukan pengecekan kembali. Dengan langkah pembelajaran tersebut seorang siswa akan terbiasa dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan
dengan mengaitkannya
dalam permasalahan nyata atau dengan pengalaman yang pernah dialami. Selain itu,
siswa akan memiliki sikap positif dalam menghargai kegunaan matematika, meningkatkan rasa ingin tahu, bersikap ulet, serta percaya diri dalam
mempelajari matematika. Oleh karena itu diharapkan seorang guru agar menggunakan langkah pemecahan masalah dalam mengajarkan matematika.
2.1.11 Percaya Diri
Dalam pembelajaran matematika tingkat keberhasilan dari pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang dimaksud adalah faktor
internal dan faktor eksternal. Terkait dengan faktor internal, salah satunya adalah self-confidence atau percaya diri. Menurut Suhendri rasa percaya diri
merupakan sikap mental positif dari seorang individu yang memposisikan atau mengkondisikan dirinya dapat mengevaluasi tentang diri sendiri dan
lingkungannya sehingga merasa nyaman untuk melakukan kegiatan dalam upaya mencapai tujuan yang direncanakan Martyanti,2013:17.
Dalam pembelajaran matematika seorang siswa memerlukan rasa percaya diri yang tinggi. Hal ini karena dengan percaya diri siswa mampu berinteraksi
aktif dengan guru maupun siswa lain tanpa malu-malu. Selain itu, menurut Yates 2002:5
student’s beliefs about themselves and the causes of their successes and failures in mathematics have important implication for their
educational outcomes. Dalam garis besar berarti bahwa kepercayaan diri adalah salah satu hal yang dapat mempengaruhi kesuksesan maupun
kegagalan dalam belajar matematika. Ghufron dan Risnawati dalam Hapsari2011:341 berpendapat bahwa
kepercayaan diri adalah keyakinan untuk melakukan sesuatu pada diri subjek sebagai karakteristik pribadi yang di dalamnya terdapat kemampuan diri,
optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional, dan realistis. Indikator percaya diri dalam penelitian ini yaitu 1 memiliki keyakinan pada kemampuan
sendiri; 2 optimis, mandiri, memiliki sikap tenang; 3 bersikap positif, berani mencoba, tidak takut gagal; 4 mencintai dan menghargai diri sendiri; 5 suka
berkomunikasi dan bertanggung jawab Syah, 2004:132. Dalam matematika percaya diri dihubungkan dengan kepercayaan siswa terhadap kemampuan
dirinya dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terdapat dalam pembelajaran matematika.
Margono dalam Martyanti 2013:17 berpendapat bahwa dalam belajar matematika kepercayaan diri siswa dibagi dalam tiga aspek yaitu 1
kepercayaan terhadap pemahaman dan kesadaran diri terhadap kemampuan matematikanya. 2 kemampuan untuk menentukan secara realistik sasaran
yang ingin dicapai dan menyusun rencana aksi sebagai usaha meraih sasaran, serta 3 kepercayaan terhadap matematika itu sendiri. Dengan pemahaman
tiap aspek yang mempengaruhi kepercayaan diri siswa, terutama dalam pembelajaran matematika, seorang guru harus mampu memilih model, media,
serta pengelolaan kelas yang tepat untuk menjembatani siswa dalam mengembangkan
kepercayaan dirinya.
Dengan penelitian ini diharapkan model pembelajaran CORE berbantuan kartu kerja
dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa.
2.1.12 Uraian Materi Kubus dan