Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 dengan Pembelajaran CORE

Secara umum pada pertemuan kedua dan ketiga telah berlangsung sesuai RPP. Pada pertemuan ini siswa terlihat antusias dan fokus dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini tampak dari sikap siswa yang serius berdiskusi bersama kelompoknya untuk menjawab setiap pertanyaan yang disajikan dalam kartu kerja. Kondisi kelas pada pertemuan kedua dan ketiga lebih kondusif dari pertemuan pertama. Tidak tampak siswa yang mengobrol selain membahas materi pembelajaran. Siswa berdiskusi dan bekerjasama dengan kelompoknya dalam menyelesaikan permasalahan yang tersaji dalam kartu kerja. Dengan pembelajaran ini siswa tidak merasa bosan karena siswa harus memahami materi pembelajaran tanpa harus mendengarkan penjelasan guru dan siswa juga menjadi terlatih dalam belajar menyelesaikan masalah. Selain itu pada pertemuan ini kepercayaan diri siswa dalam menyampaikan hasil diskusi kelompoknya juga mengalami kemajuan. Hal ini dapat dilihat pada lembar aktifitas siswa yaitu pada pertemuan pertama persentase aktifitas siswa sebesar 60, pertemuan kedua 70, dan pertemuan ketiga sebesar 82,5. Pada tahap reflecting siswa yang awalnya harus ditunjuk terlebih dahulu dalam menyampaikan pendapat, pada pertemuan kedua dan ketiga sudah memiliki inisiatif sendiri untuk menyampaikan pendapat ataupun sekedar mewakili kelompok dalam menyampaikan hasil diskusi.

4.3.2 Pembelajaran Kelas Eksperimen 2 dengan Pembelajaran CORE

Pembelajaran pada kelas eksperimen 2 berjalan sesuai dengan RPP yang telah disusun sebelumnya. Permasalahan yang muncul yaitu kekondusifan kelas. Terdapat beberapa siswa yang membuat gaduh di kelas, namun guru masih dapat mengendalikan suasana kelas sehingga pembelajaran dapat berlangsung sesuai RPP. Pada awal pembelajaran, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengkoneksi pengetahuan yang dimiliki siswa. Pada tahap ini siswa merasa kesulitan dalam mengingat materi untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Setelah itu guru mengelompokkan siswa dan meminta siswa untuk mempelajari materi kubus dan balok. Selain itu guru memberikan permasalahan pada masing-masing kelompok untuk diselesaikan. Selanjutnya guru meminta perwakilan kelompok untuk merefleksikan hasil diskusi kelompoknya. Namun sama dengan kelas eksperimen 1, pada kegiatan ini tidak ada kelompok yang memeberikan perwakilannya. Untuk mengatasi hal ini guru menunjuk secara acak kelompok untuk maju dan mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Pada pertemuan selanjutnya berjalan sesuai dengan langkah-langkah pada RPP. Permasalahan yang muncul sama dengan pertemuan pertama yaitu kebingungan siswa dalam memahami materi. Kebingungan siswa dikarenakan siswa hanya diberikan materi dan diminta untuk mendiskusikan materi tersebut bersama kelompoknya. Secara umum siswa cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa menerima cara pembelajaran yang baru sehingga siswa tidak merasa bosan dengan pembelajaran yang monoton. Hal ini juga dapat dilihat pada lembar aktifitas siswa yaitu pada pertemuan pertama persentase aktifitas siswa sebesar 55, pertemuan kedua 62,5, dan pertemuan ketiga sebesar 70. Dari pengamatan aktifitas siswa juga terlihat bahwa pertemuan kedua dan ketiga