Teori Belajar J.Bruner

Agar proses belajar dapat berlangsung harus memuat unsur-unsur dalam belajar. Menurut Rifa’i dan Anni 2009:84 unsur-unsur belajar antara lain sebagai berikut. 1. Pembelajar yakni peserta didik, warga belajar, atau peserta pelatihan, 2. Rangsangan indera pembelajaran yakni warna, suara, sinar, dan lain-lain, 3. Memori pembelajaran yang berisi berbagai kemampuan, 4. Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori.

2.1.2 Teori Belajar

2.1.2.1 Teori Belajar J.Bruner

Jerome Bruner dalam Hudojo 1988:56 berpendapat bahwa belajar matematika ialah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu. Kemampuan dalam memahami konsep menjadikan materi yang dipelajari akan lebih komprehensif. Seorang siswa juga akan lebih mudah memahami materi jika materi tersebut merupakan pola yang berstruktur. Dalam proses belajar Bruner mengutamakan pastisipasi aktif serta perbedaan kemampuan siswa. Bruner memusatkan belajar dengan manipulasi material. Jadi, seorang siswa harus menemukan keteraturankemiripan material baru dengan material yang telah dimiliki. Teori Bruner pada penelitian ini berkaitan erat dengan pembelajaran CORE yaitu pada tahapan conecting,organizing,reflecting dan extending. Kaitan teori ini pada pembelajaran CORE adalah dibutuhkannya kemampuan siswa dalam memanipulasi materi sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan dalam belajar. Hal ini sejalan dengan teori Bruner yang memusatkan belajar dengan memanipulasi material. Sebagai pendukung berlangsungnya belajar yang aktif, diperlukan lingkungan yang mampu menuntun siswa untuk aktif dalam menemukan konsep-konsep yang baru. Seperti halnya Piaget, Bruner melukiskan anak- anak berkembang melalui tiga tahap perkembangan mental yaitu enactive, iconic, dan symbolicHudojo, 1988:56-57. Dalam pelaksanaannya, tiap-tiap tahapan harus mendapat perhatian khusus. Dengan tahapan-tahapan tersebut hendaknya dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran. 1. Enactive Pada tahap enaktif, siswa belajar dengan memanipulasi obyek-obyek secara langsung. Pada penelitian ini, tahap enaktif dilakukan dengan menunjukkan benda-benda di sekitar yang mempunyai bentuk dan sifat sama dengan kubus dan balok. Contohnya yaitu dengan menunjukkan penghapus yang memiliki bentuk balok dan lain-lain. Tahapan enaktif ini termuat pada kartu kerja, dimana pada kartu kerja siswa diminta untuk menyebutkan contoh-contoh benda berbentuk kubus dan balok. 2. Iconic Pada tahap ini, siswa memanipulasi obyek-obyek melalui gambar-gambar. Pada penelitian ini, tahap enaktif disajikan dalam bentuk kartu kerja. Dalam kartu kerja disajikan gambar-gambar bangun ruang kubus dan balok. Selain itu siswa di haruskan mengilustrasikan permasalahansoal yang diterima. 3. Symbolic Pada tahap simbolik siswa memanipulasi simbol-simbol secara langsung tanpa ada kaitan dengan obyek-obyek bangun ruang. Salah satu simbol yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus volume balok. Contoh rumusnya yaitu � . 2.1.2.2 Teori Belajar Piaget Piaget dalam Rifa’i dan Anni 2009:207 berpendapat bahwa dalam pembelajaran menggunakan tiga prinsip utama sebagai berikut. 1. Belajar aktif Proses pembelajaran adalah proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari subjek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif anak, perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan anak belajar sendiri. 2. Belajar melalui interaksi sosial Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi diantara subjek belajar. Piaget percaya bahwa dengan belajar bersama akan membantu perkembangan kognitif anak. 3. Belajar melalui pengalaman sendiri Perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada pengalaman nyata daripada bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus memperhatikan tiga prinsip utama pembelajaran seperti yang disebutkan oleh piaget. Pada prinsip pertama siswa belajar aktif dengan cara melakukan connecting dan organizing yaitu dengan berdiskusi dalam menggunakan pengetahuan lama untuk menemukan pengetahuan baru. Kegiatan yang sejalan dengan prinsip kedua yaitu reflecting. Pada kegiatan ini siswa berinteraksi dengan siswa lain dan guru untuk merefleksikan hasil diskusi. Sedangkan pada prinsip ketiga sejalan dengan kegiatan extending yaitu belajar dengan mengerjakan latihan- latihan soal.

2.1.2.3 Teori Belajar Vigotsky