pengukuran yang telah dilaksnakan secara manual dalam operasi-operasi normal.
6 Adanya pengembangan suatu oeganisasi pembelajaran.
Dalam proses Balanced Scorecard, strategi dirinci kedalam berbagi tolak ukur dan sasarn spesifik. Proses ini mengembangkan partisipasi, kesadaran, dan
desentralisasi, pembuatan keputusan, serta tanggung jawab terhadap pencapaian sasaran yang telah dirumuskan.
7 Menindaklanjuti konsep.
Agar tetap kompetitif, suatu perusahaan harus meninjau strateginya secara berkala dan konsisten. Kebanyakan perusahaan beroprasi dalam suatu
lingkungan yang memaksa mereka untuk menguji strateginya secara kontinyu. Rantai antara tujuan-tujuan strategis perusahaan dan berbagai tolak ukur di
dalam scorecardnya bisa dianggap sebagai suatu hipotesis hubungan sebab- akibat tertentu. Apabila tolak ukur dan tujuan-tujuan strategis berubah menjadi
tidak berkorelasi, maka teori-teori yang mendasari pemilihan strategi harus dikaji ulang. Diskusi-diskusi seperti ini harus diadakan paling tidak sekali
dalam setahun, bahkan mungkin triwulan atau per bulan. Balanced scorecard tidak boleh dipandang sebagai produk statis tetapi sebagai suatu model hidup
dari suatu perusahaan.
3.2.8. Balanced Scorecard dan Sistem Pengukuran Kinerja Bisnis
Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran
Universitas Sumatera Utara
tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana perusahaan
memerlukan penyesuaian-penyesuian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.
Pada jaman teknologi informasi sekarang ini, pengukuran kinerja sebagaimana yang digunakan dalam Balanced Scorecard, bergeser menuju
permotivasian personel untuk mewujudkan visi, misi dan strategi perusahaan. Dalam lingkungan kerja yang kian turbulen, proses pengambilan
keputusan manajemen perlu didukung dengan sistem tolak ukur kinerja integratif, di mana secara internal konsisten dengan visi, misi, dan strategi perusahaan
disertai kemampuan umpan balik yang semakin cepat, serempak, dan simultan. Untuk menanggapi peluang dan ancaman dalam persaingan yang ketat, tolak ukur
yang hanya mampu melaporkan secara agregatif hasil-antara result terminal dari output akuntansi manajemen tradisional yang accountability-based, sudah tidak
relevan lagi digunakan. Sejalan dengan sistem pengendalian manajemen yang membedakan antara
pengendalian strategi dan pengendalian manajemen Merchant: 1998, Balanced Scorecard juga merupakan sarana pengukuran bagi kinerja strategi dan
oporasionalisasi strategi dan oprasionalisasi strategi action melalui lagging indicators dan lead indicators yang melintasi empat perspektif Balanced
Scorecard yang seimbang dan terkait secara kausal dari hilir ke hulu.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran kinerja merupakan bagian dari sistem pengendalian manajemen yang mencakup, baik tindakan yang mengimplikasikan keputusan
perencanaan maupun penilaian kinerja pegawai serta operasinya. Penilaian kinerja merupakan sarana bagi manajemen untuk mengetahui sejauh mana tujuan
perusahaan telah tercapai, menilai prestasi bisnis, manajer, divisi, dan individu dalam perusahaan di masa mendatang.
Dengan munculnya berbagai paradigma baru di mana bisnis harus digerakkan oleh cuctomer-focused, suatu sistem pengukuran kinerja yang efektif,
paling tidak harus memiliki syarat-syarat sebagi berikut: 1
Didasarkan pada masing-masing aktivitas dan karakteristik organisasi itu sendiri sesuai perspektif pelanggan;
2 Evaluasi atas berbagai aktivitas, menggunakan ukuran-ukuran kinerja yang
customer-valided; 3
Sesuai dengan seluruh aspek kinerja aktivitas yang mempengaruhi pelanggan, sehingga menghasilkan penilaian yang komprehensif;
4 Memberikan umpan balik untuk membantu seluruh anggota organisasi
mengenali masalah-masalah yang ada dan adanya kemungkinan usaha perbaikan.
3.2.9. Perspektif Balanced Scorecard