4 Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
audit internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi. c.
Kasi Pengawasan Perencanaan Pengembangan Usaha 1
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang Pengembangan dan IT;
2 Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
audit internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi.
2.4.4. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja A. Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat. Adapun jumlah karyawan di Perum Bulog Divre Sumut diklasifikasikan berdasarkan per Subdivre diperlihatkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Kondisi Personil Perum Bulog Divre Sumut
Sumber : Kantor Perum Bulog Divre Sumut
B. Jam Kerja
LK PR
1 Kantor Divre Sumut
43 15
58 2
Subdivre Medan 48
5 53
3 Subdivre P.Siantar
20 3
23 4
Subdivre Kisaran 19
1 20
5 Subdivre P.Sidimpuan
26 26
156 24
180 t o t a l
PERSONIL NO
JUMLAH LOKASI
Universitas Sumatera Utara
Sesuai Surat Edaran Kadivre Perum Bulog Divre Sumut tentang ketentuan jam kerja di lingkungan kantor Divre Sumut adalah sebagai berikut :
1. Senin sd Kamis : 08.00 Wib sd 16.30 Wib
Istirahat : 12.00 Wib sd 13.00 Wib
2. Jum’at
: 08.00 Wib sd 17.00 Wib Istirahat
: 12.00 Wib sd 14.00 Wib 3.
Untuk Subdivre, Kansilog dan Gudang diatur dengan memperhatikan kegiatan pelayanan operasional perusahaan.
2.4.5. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan Perum Bulog Divre Sumut ditentukan menurut tingkat golongannya. Pekerja merupakan kegiatan yang dilakukan oleh karyawan dalam
hubungan kerja dengan mendapat gaji pokok. Gaji pokok merupakan imbalan beberapa uang yang diterima setiap bulan
oleh karywan dari perusahaan atas tugas atau pekerjaan yang dilakukan, tidak termasuk tunjangan, santunan sosial, dan penerimaan lain yang tidak tetap.
2.4.6. Insentif dan Fasilitas Pendukung
Insentif dan fasilitas pendukung ini hanya diberikan pada karyawan tetap. Untuk membuat karyawan lebih berprestasi dalam berkerja maka diberikan
beberapa insentif yang dapat memotifasi kerja diantaranya: 1.
Jaminan Kesehatan Sosial Tenaga Kerja
Universitas Sumatera Utara
Perum Bulog Divre Sumut memberikan asuransi kesehatan yang telah bekerjasama dengan perusahaan jasa kesehatan serta jaminan sosial tenaga
kerja pada saat masa purna bhakti. 2.
Pemberian Cuti Perusahaan memberikan cuti tahunan atau cuti hari besar agama dan cuti sakit
kepada karyawan. 3.
Tunjangan Hari Raya THR Perusahaan memberikan tunjangan haribesar agama kepada karyawan.
4. Fasilitas Kerja
Fasilitas yang disediakan perusahaan diantaranya : Komputer, Kendaraan Dinas Pejabat maupun untuk kegiatan lapangan, Rumah Disan Jabatan.
2.5. RASKIN 2.5.1. Latar Belakang RASKIN
Indonesia masih menghadapi masalah kemiskinan dan kerawanan pangan yang harus ditanggulangi bersama oleh pemerintah dan masyarakat. Masalah ini
menjadi perhatian nasional dan penanganannya perlu dilakukan secara terpadu melibatkan berbagai sektor baik di tingkat pusat maupun daerah. Upaya tersebut
telah dicantumkan dalam Rencana Kerja Pemerintah RKP tahun 2009 pada prioritas I yaitu Peningkatan Pelayanan Dasar dan Pembangunan Pedesaan,
program RASKIN merupakan salah satu program pada prioritas I fokus 1 tentang Pembangunan dan Penyempurnaan Sistem Perlindungan Sosial khususnya Bagi
Masyarakat Miskin.
Universitas Sumatera Utara
Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2008 tentang Kebijakan Perberasan menginstruksikan Menteri dan Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen
tertentu, serta Gubernur dan BupatiWalikota seluruh Indonesia untuk melakukan upaya peningkatan pendapatan petani, ketahanan pangan, pengembangan ekonomi
perdesaan dan stabilitas ekonomi nasional. Secara khusus kepada Perum BULOG diinstruksikan untuk menyediakan dan menyalurkan beras bersubsidi bagi
kelompok masyarakat miskin dan rawan pangan, yang penyediaannya mengutamakan pengadaan beras dari gabah petani dalam negeri.
Penyaluran beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat miskin bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Miskin. Di samping itu,
program ini dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat miskin dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokoknya sebagai salah satu hak dasar masyarakat.
Hal ini merupakan salah satu program pemerintah baik pusat maupun daerah yang penting dalam peningkatan ketahanan pangan nasional.
Program RASKIN masuk dalam kluster I program penanggulangan kemiskinan tentang Bantuan dan Perlindungan Sosial, yang bersinergi dengan
program pembangunan lainnya, seperti program perbaikan gizi, peningkatan kesehatan dan pendidikan. Sinergi antar berbagai program ini penting dalam
meningkatkan efektivitas masing-masing program dalam pencapaian tujuan. Efektifitas Program RASKIN 2009 dapat ditingkatkan melalui koordinasi
antar instansilembaga terkait baik di tingkat pusat maupun daerah. Koordinasi dilaksanakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan
pengendalian, dengan mengedepankan peran penting partisipasi masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Pedoman Umum RASKIN 2009 ini merupakan acuan koordinasi bagi para pelaksana program di Pusat, Provinsi, KabupatenKota dan Kecamatan serta
seluruh pemangku kepentingan lainnya.
2.5.2. Dasar Hukum Pelaksanaan RASKIN
Peraturan perundangan yang menjadi landasan pelaksanaan program RASKIN adalah:
1. Undang-Undang No. 7 Tahun 1996, tentang Pangan.
2. Undang-Undang No. 19 Tahun 2003, tentang Badan Usaha Milik Negara.
3. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah.
4. Undang-Undang No. 41 Tahun 2008, tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2009. 5.
Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002, tentang Ketahanan Pangan. 6.
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2003, tentang Pendirian Perusahaan Umum BULOG.
7. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah. 8.
Peraturan Presiden RI No. 7 Tahun 2005, tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004 - 2009.
9. Peraturan Presiden RI No. 54 Tahun 2005, tentang Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan. 10.
Peraturan Presiden RI No. 38 Tahun 2008, tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2009.
Universitas Sumatera Utara
11. Inpres Nomor 1 tahun 2008 tentang Kebijakan Perberasan Nasional.
12. Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang “Perubahan atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah”.
13. Kepmenko Kesra No. 35 Tahun 2008 tentang Tim Koordinasi RASKIN Pusat.
2.5.3. Tujuan dan Sasaran RASKIN a. Tujuan RASKIN
Tujuan Program RASKIN adalah mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran RTS melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok
dalam bentuk beras.
b. Sasaran RASKIN
Sasaran Program RASKIN Tahun 2009 adalah berkurangnya beban pengeluaran 18,5 juta Rumah Tangga Sasaran RTS berdasarkan data Badan
Pusat Statistik BPS, melalui pendistribusian beras bersubsidi sebanyak 15 KgRTSbulan selama 12 bulan dengan harga tebus Rp 1.600 per kg netto di
tempat penyerahan yang disepakati Titik Distribusi atau Warung Desa.
2.5.4. Prinsif Pengelolaan dan Pengorganisasian RASKIN 2.5.4.1. Prinsip Pengelolaan RASKIN
Prinsip pengelolaan RASKIN adalah nilai-nilai dasar yang menjadi landasan atau acuan setiap pengambilan keputusan dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan, yang
diyakini mampu mendorong terwujudnya tujuan program RASKIN. Adapun
Universitas Sumatera Utara
prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut : a.
Keberpihakan kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat RTS- PM RASKIN, bermakna mengusahakan RTS-PM dapat memperoleh beras
kualitas baik, cukup sesuai alokasi dan terjangkau. b.
Transparansi, bermakna membuka akses informasi kepada pemangku
kepentingan RASKIN terutama RTS-PM, yang harus mengetahui dan memahami adanya kegiatan RASKIN serta dapat melakukan pengawasan
secara mandiri. c.
Partisipatif, bermakna mendorong masyarakat terutama RTS-PM berperan
secara aktif dalam setiap tahapan pelaksanaan program RASKIN, mulai dari tahap perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan dan pengendalian.
d. Akuntabilitas, bermakna bahwa setiap pengelolaan kegiatan RASKIN harus
dapat dipertanggung-jawabkan kepada masyarakat setempat maupun kepada semua pihak yang berkepentingan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang
berlaku atau yang telah disepakati.
2.5.4.2. Pengorganisasian RASKIN
Untuk mengefektifkan Program RASKIN Tahun 2009, dibentuk Tim Koordinasi RASKIN Pusat, Provinsi, KabupatenKota dan Kecamatan sebagai
pelaksana program RASKIN. Penanggungjawab pelaksanaan Program RASKIN di Pusat adalah Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat; di Provinsi
adalah Gubernur, di KabupatenKota adalah BupatiWalikota dan di Kecamatan adalah Camat.
Universitas Sumatera Utara
A. Tim Koordinasi RASKIN Pusat