Model Balanced Scorecard Balanced Scorecard Sebagai Sistem Manajemen Strategi

Meskipun demikian sebagai sebuah teori, Balanced Scorecard juga memiliki beberapa keterbatasan yaitu: a. Ukuran utama yang diajukan belum tentu relevan digunakan di semua unit perusahaan. Balanced Scorecard seringkali memerlukan penyesuaian dalam penerapannya. Konsep ini cenderung dirancang untuk diterapkan pada perusahaan laba, sedangkan pada perusahaan nirlaba, koperasi dan lembaga pemerintahan memerlukan penyesuaian dengan kondisi yang ada. Bahkan pada beberapa perusahaan yang bersifat profit oriented pun, ukuran utama tersebut memerlukan penyesuaian sebelum dapat diterapkan di perusahaan tersebut. b. Perusahaan kurang berani mengadakan pergantian karyawan. Hal ini kemungkinan besar terjadi dalam perusahaan yang menerapkan Balanced Scorecard sebagai akibat adanya ukuran utama retensi karyawan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. c. Ukuran utama yang diajukan cenderung tepat diterapkan pada perusahaan yang memiliki strategi intensif.

3.2.5. Model Balanced Scorecard

Balanced Scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja yang memandang perusahaan dari empat persapektif secara komprehensif dan koheren akan lebih mudah untuk dipahami secara sepintas apabila tergambarkan dalam suatu model. Kaplan dan Norton menggambarkan Balanced Scorecard kedalam satu Universitas Sumatera Utara kotak utama dengan empat tabel di sekelilingnya gambar 3.1. Satu kotak utama menggambarkan visi dan strategi perusahaan, yang diterjemahkan kedalam tujuan, ukuran kinerja, target dan inisiatif dari masing-masing perspektif yang tergambarkan dalam empat tabel di sekelilingnya tersebut. Secara sepintas model yang dikemukakan oleh Kaplan dan Norton ini lebih menekankan pada keseimbangan konsep Balanced Scorecard.

3.2.6. Balanced Scorecard Sebagai Sistem Manajemen Strategi

Manajemen strategis biasanya dihubungkan dengan pendekatan pendekatan manajemen yang integratif serta mengedepankan secara bersama- sama seluruh elemen, seperti, planning, implementing, dan controlling sebuah strategi bisnis. Tujuan utama dari manajemen strategis adalah untuk mengidentifikasi mengapa dalam persaingan beberapa perusahaan bisa sukses sementara sebagian lainnya mengalami kegagalan. Komponen utama proses manajemen strategis meliputi: 1 Misi dan tujuan utama organisasi. 2 Analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi. 3 Pilihan strategi yang selaras dan sesuai antara kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan peluang dan ancaman lingkungan eksternal. 4 Pengadopsian struktur organisasi dan sistem pengendalian untuk mengimplementasikan strategi organisasi yang dipilih. Perusahaan-perusahaan yang inovatif telah menggunakan Balanced Universitas Sumatera Utara Scorecard sebagai sistem manajemen strategis untuk mengelola strategi mereka dalam jangka panjang. Ketika perusahaan telah menyusun inisial Balanced Scorecard, mereka harus segera memasang sorecard tersebut kedalam sistem manajemen. Balanced Scorecard memungkinkan para eksekutif menjembatani gap utama yang ada di perusahaan: antara penghembangan dan formulasi strategi dengan proses implentasinya. Menurut Kaplan dan Norton, dari pengalaman di lapangan ditemui penyebab eksistensi gap tersebut, yang diuraikan kedalam empat klasifikasi lihat gambar 3.2 yaitu: 1 Visi dan strategi tidak dapat dijalankan not actionable. 2 Strategi tidak terhubung dengan sasaran-sasaran goals departemen, tim, dan individu. 3 Strategi tidak terhubung dengan alokasi sumberdaya. 4 Umpan Balik yang diperoleh bersifat taktis bukan strategis. Universitas Sumatera Utara B U D G E T Hambatan Visi Hambatan Operasi Hambatan Pembelajaran Hambatan SDM Visi Strategi tidak Actionable Gambar 3.2. Empat Hambatan Implementasi Strategi Visi dan Strategi tidak Actionable Sumber: Kaplan dan Norton 1996:192 Masing-masing hambatan eksekusi strategi tersebut dapat ditanggulangi dengan mengintegrasi Balanced Scorecard dalam sebuah strategic management sistem yang baru. Untuk itu, Kaplan dan Norton memberikan jawaban atas masalah tersebut berupa empat tahap yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk menggunakan Balanced Scorecard yang mereka sebut sebagai empat komponen sistem manajemen strategis yaitu: Universitas Sumatera Utara 1 Memformulasikan dan menstrasformasikan isi dan strategi perusahaan. a. Strategi adalah titik tolak atau referensi bagi keseluruhan proses manajemen; b. Shared Vision adalah fondasi bagi pembelajaran strategis; 2 Mengkomunikasikan dan menghubungkan tujuan-tujuan dan tolak ukur manajemen strategi. a. Seluruh sasaran perusahaan harus selaras dari manajemen tingkat atas sampai individu paling bawah; b. Pendidikan dan komuniksi yang terbuka tentang strategi adalah basis bagi pemberdayaan pegawai; c. Sistem kompensasi harus terhubung dengan strategi 3 Merencanakan, menyusun target-target, dan menyelaraskan inisiatif-inisiatif strategis. a. Strech targets dibuat dan disetujui; b. Inisiatif strategis secara jelas diidentifikasi; c. Investasi ditentukan oleh strategi; d. Anggaran tahunan dihubungkan ke perencanaan jangka panjang 4 Mempertinggi umpan balik dan pembelajaran strategis a. Feedback sistem digunakan untuk menguji hipotesis di mana strategi didasarkan; b. Dibentuk tim problem solving; c. Pengembangan strategi dilakukan secara berkesinambungan. Universitas Sumatera Utara

3.2.7. Kunci Keberhasilan dalam Menerapkan Balanced Scorecard