Media Pembelajaran Kajian Pustaka 1. Media Pembelajaran Konvensional

media. Setiap media merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan, dalamnya terkandung informasi yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Informasi ini mungkin didapatkan dari buku-buku, rekaman, internet, film, microfilm, dan sebagainya. Semua itu adalah media pembelajaran karena memuat informasi yang dapat dikomunikasikan kepada pebelajar. Sanjaya 2014: 57 menyatakan bahwa media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer dan lain sebagainya. Sanaky 2013: 3 media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Maka dapat dikatakan bahwa, bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Munadi 2010: 7 menyatakan bahwa media pembelajaran dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Kustandi dan Sutjipto 2011: 8 mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan baik benda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI maupun lingkungan di sekitar siswa yang digunakan guru dalam pembelajaran. Kriteria sebuah media yang digunakan adalah menarik dan berisi pesan. Menarik artinya media tersebut dapat merangsang minat belajar siswa sedangkan berisi pesan artinya media tersebut dapat memberi pesan kepada siswa yang berkaitan dengan pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari. 2 Macam-macam Media Djamarah dan Zain 2006: 124 mengklasifikasikan media dari jenisnya, daya liputannya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. a. Jenis media Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam: 1. Media auditif Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, dan piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran 2. Media visual Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip film rangkai, slides film bingkai foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun. 3. Media audiovisual Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi ke dalam: a Audiovisual diam Audiovisual diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara sound slides, film rangkai suara, dan cetak suara. b Audiovisual gerak Audiovisual gerak yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video- cassette. b. Daya liputan media Media dilihat dari liputannya dapat dibagi dalam: 1 Media dengan daya liput luas dan serentak Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang sama dalam waktu yang sama. 2 Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat Dalam penggunaannya media ini membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slides, film rangkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap. 3 Media untuk pengajaran individual Dalam penggunaannya media ini hanya untuk seorang diri. Jenis media yang termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer. c. Bahan pembuatan media Media dilihat dari bahan pembuatannya dibagi dalam: 1 Media sederhana Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaanya tidak sulit. 2 Media kompleks Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatanya sulit diperoleh serta harganya mahal, sulit membuatnya, dan penggunaanya memerlukan keterampilan yang memadai. Sanaky 2013: 44 menyatakan bahwa apabila dilihat dari sudut pandang yang luas, media pembelajaran tidak hanya terbatas pada alat-alat audio, visual, audio-visual saja, melainkan sampai pada tingkah laku pengajar dan kondisi pribadi pembelajaran. Maka, media pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a Bahan-bahan yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan menggunakan simbol-simbol kata dan visual berupa bahan-bahan cetakan dan bacaan. b Alat-alat audio-visual, alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini, yaitu: 1. Media proyeksi, seperti: overhead projector, slide, film, dan LCD, 2. Media non-proyeksi, seperti: papan tulis, poster, papan tempel, kartun, papan planel, komik, bagan, diagram, gambar, grafik, dan lain-lain, 3. Benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, diorama, boneka, topeng, lembaran balik, peta, globe, pameran, dan museum sekolah. c Media yang menggunakan teknik atau masinal, yaitu slide, film strif, film rekaman, radio, televi, video, VCD, laboratorium elektronik, perkakas otoinstruktif, ruang kelas otomatis, sistem interkomunikasi, computer dan internet. d Kumpulan benda-benda material collection, yaitu berupa peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan yang memiliki nilai sejarah jenis kehidupan, mata pencaharian, industri, perbankan, perdagangan, dan lain-lain. e Contoh-contoh kelakuan, perilaku mengajar. Pengajar memberi contoh perilaku atau suatu perbuatan. Anitah 2010: 2 menyatakan bahwa media pembelajaran diklasifikasikan sebagai berikut: a. Media visual Media visual dibedakan menjadi: 1 Media visual yang tidak diproyeksi Media visual yang diproyeksi merupakan media yang sederhana, tidak membutuhkan proyektor dan layar untuk memproyeksi perangkat lunak. Media yang termasuk dalam media ini adalah: a Gambar mati atau gambar diam still picture b Ilustrasi c Karikatur d Poster e Bagan f Diagram g Grafik h Peta datar i Realita dan model j Berbagai jenis papan 2 Media visual yang diproyeksi Media visual yang diproyeksi merupakan media yang dapat diproyeksi pada layar melalui suatu pesawat proyektor. Jenis media visual ini adalah: a Overhead projector OHP b Slide projector projector film bingkai c Filmstrip projector d Opaque projector b. Media audio Media audio merupakan media yang dalam menyampaikan informasi disampaikan melalui rekaman suara manusia atau suara- suara lain. Jenis media audio, seperti: open-reel, tape recorder, cassete tape recorder, piringan hitam, radio, dan MP3. c. Media audio-visual Media audio-visual merupakan media gabungan antara media visual dan media audio-visual dimana seseorang tidak hanya melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan. Yang termasuk jenis dari media ini adalah slide suara dan televi. Berdasarkan pendapat ahli mengenai macam-macam media pembelajaran peneliti dapat menyimpulkan bahwa, media pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai media visual, media audio, dan media audiovisual. Media juga memiliki berbagai macam diantaranya dapat dilihat dari jenis media, daya liput media, dan bahan pembuatan media. Macam-macam media dilihat dari jenisnya yaitu media auditif, media visual dan media audiovisual. Dilihat dari daya liputannya media dibagi kedalam media dengan liputan luas dan serentak, media dengan daya terbatas waktu dan ruang, dan media pengajaran individual. Sedangkan, media dilihat dari bahan pembuatannya dibagi menjadi media sederhana dan media kompleks. 3 Pemilihan media Anitah 2010: 78 menyatakan bahwa dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan hal-hal berikut: a. Variabel tugas Dalam pemilihan media, guru harus menentukan jenis kemampuan yang diharapkan dari pebelajar sebagai hasil pembelajaran. b. Variabel pembelajar Karakteristik pebelajar perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, walaupun belum ada kesepakatan karakteristik mana yang penting. c. Lingkungan belajar Pertimbangan ini lebih bersifat administratif. Berbagai hal yang termasuk di dalamnya adalah: besarnya biaya sekolah, ukuran ruang kelas, kemampuan mengembangkan materi baru, ketersediaan radio, televisi, atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI perlengkapan lainnya, kemampuan guru dan kesediaan untuk usaha-usaha mendesain pembelajaran, ketersediaan bahan-bahan buku ajar untuk pembelajaran individual. d. Lingkungan pengembangan Perencanaan penyajian yang baik bila pengembangan sumber-sumber tidak mendukung tugas tersebut. e. Ekonomi dan budaya Pemilihan media perlu mempertimbangkan apakah media itu dapat diterima oleh si pemakai dan sesuai dengan sumber dana serta peralatan yang tersedia. f. Faktor-faktor praktis Hal-hal yang termasuk dalam faktor praktis adalah: a. Besarnya kelompok yang dapat ditampung dalam suatu ruangan. b. Jarak antara penglihatan dan pendengaran untuk penggunaan media. c. Seberapa jauh media dapat mempengaruhi respon pebelajar atau kegiatan lain untuk kelengkapan umpan balik. d. Adakah penyajian itu sesuai dengan respon pebelajar. e. Apakah stimulus pembelajaran menuntut gerak, warna, gambar, kata-kata lisan, atau tertulis. f. Apakah media yang dipakai mempunyai urutan yang pasti. g. Media manakah yang lebih lengkap untuk maksud peristiwa-peristiwa pembelajaran tersebut. h. Media yang dipandang kemungkinan lebih efektif bagi pebelajar perlu ditentukan apakah perangkat lunak dapat disimpan dan bernilai. i. Apakah guru memerlukan training tambahan. Sanaky 2013: 37 menyatakan bahwa setiap pengajar tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang kemediaan saja, tetapi harus memiliki keterampilan untuk memilih dan menggunakan media dengan baik dalam suatu proses pembelajaran dan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria-kriteria pemilihan media tersebut antara lain, sebagai berikut: a. Tujuan pengajaran. Media pembelajaran yang dibuat hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b. Materi pengajaran. Media pengajaran dapat menjelaskan materi pengajaran secara holistik. c. Metode mengajar. Media hendaknya dapat mendukung metode pembelajaran yang digunakan artinya, media yang digunakan disesuaikan dengan metode mengajar yang digunakan. d. Tersedianya alat yang dibutuhkan. Alat yang digunakan dalam membuat media pembelajaran dapat dengan mudah ditemukan di lingkungan sekitar. e. Jalannya pelajaran. Media yang digunakan harus dapat mendukung jalannya pelajaran sehingga dapat menciptakan situasi yang dapat menyenangkan serta membelajarkan siswa. f. Penilaian hasil belajar. Media pembelajaran memuat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi setelah menggunakan media pembelajaran. g. Pribadi mengajar. Media yang dibuat harus dikuasai oleh guru sehingga tidak mengalami kendala ketika menggunakan media tersebut. h. Minat dan kemampuan pembelajar. Media yang digunakan harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa serta dibuat semenarik mungkin agar dapat memicu minat siswa untuk belajar. i. Situasi pengajaran yang sedang berlangsung. Media yang dibuat atau digunakan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan yang dapat membuat siswa aktif untuk mengikuti pembelajaran. Selain kriteria di atas, hal yang diperhatikan saat memilih media dan menggunakan media yaitu: a. Daya jangkauan, terhadap pengajaran individual, pengajaran kelompok, dan pengajaran masal. b. Keluwesan pakai, yaitu kapan media tersebut akan digunakan, dimana akan digunakan dan audiennya siapa. c. Ketergantungan, artinya media yang digunakan juga tergantung pada sarana dan fasilitas yang lain. d. Kendali, artinya siapa yang akan mengendalikan media tersebut. e. Atribut, kualitas hasil media yang digunakan dalam belajar. f. Biaya, media yang digunakan mahal atau murah dan juga daya tahannya, sehingga dapat dipertimbangkan biaya produksi atau pembelian. Arsyad 2010: 75 menyatakan bahwa kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Kriteria-kriteria pemilihan media yang harus diperhatikan yakni: a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Praktis, luwes, dan bertahan. Kriteria ini menuntun para guruinstruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana. d. Guru terampil menggunakannya. Terampil menggunakan media termasuk kriteria utama. Apa pun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. e. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan. f. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotografi harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai kriteria pemilihan media, maka dapat disimpulkan bahwa kriteria-kriteria pemilihan yang baik adalah 1 sesuai dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai, 2 kesesuaian dengan materi pembelajaran, 3 daya jangkauan media, 4 keluwesan, praktis dan tahan lama, 5 mudah digunakan baik guru maupun siswa, 6 sasaran penggunaan media baik dalam kelompok kecil, kelompok besar atau individu, 7 alat yang digunakan mudah didapat. 4 Fungsi media pembelajaran Sanaky 2013: 7 menyatakan media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan: a Menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang langka, b Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya, c Membuat konsep abstrak ke konsep kongkret, d Memberi kesamaan persepsi, e Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak, f Menyajikan ulang informasi secara konsisten, dan g Memberikan suasana belajar yang menyenangkan, tidak tertekan, santai, dan menarik, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Munandi 2010: 37 menyatakan fungsi media pembelajaran terdiri dari 1 fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar 2 fungsi semantik, 3 fungsi manipulatif, 4 fungsi psikologis, dan 5 fungsi sosio- kultural. a. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar adalah fungsi utamanya di samping ada fungsi-fungsi lain. Media pembelajaran adalah “bahasanya guru”. Maka, untuk beberapa hal media pembelajaran dapat menggantikan fungsi guru terutama sebagai sumber belajar. b. Fungsi semantik Fungsi semantik yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata simbol verbal yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik tidak verbalistik. Bahasa meliputi lambang symbol dan isi conten yakni pikiran dan atau perasaan yang keduanya telah menjadi totalitas pesan messages, yang tidak dapa t dipisahkan. Unsur dasar dari bahasa itu adalah “kata”. Kata atau kata-kata itu adalah simbol verbal. Simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk atau dipandang sebagai wakil sesuatu lainnya. Hubungan antara kata, makna dan perunjukan menjadi amat jelas, yakni “makna” tidak melekat pada “kata”; “kata” hanya bermakna bila telah dirujukkan kepada sejumlah referen. Manusialah yang memberikan makna pada kata atau dalam konteks pendidikan dan pembelajaran, gurulah yang memberi makna pada setiap kata yang disampaikannya. c. Fungsi manipulatif Media pembelajaran memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi. Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas ruang dan waktu yaitu: 1 Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya, seperti peristiwa bencana alam, ikan paus melahirkan anak, dan lain-lain. 2 Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi singkat seperti proses metaformosis dan proses perkembangbiakan hewan. 3 Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi terutama pada mata pelajaran Sejarah, seperti peristiwa Nabi Nuh dan kapalnya dan masuknya pengaruh Hindu Budha di Indonesia. Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan inderawi manusia yaitu: 1 Membantu siswa memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil, seperti molekul atau sel. Untuk memudahkan siswa dalam memperlihatkan objek tersebut, maka dapat memanfaatkan gambar, film, dan sebagainya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat, seperti proses metamorfosis. Untuk membantu pemahaman siswa maka dapat menggunakan gambar sebagai media. 3 Membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan suara seperti belajar bahasa asing, belajar bernyanyi dan bermusik dapat memanfaatkan kaset sebagai media. 4 Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu kompleks, misalnya dengan memanfaatkan diagram, peta dan grafik. d. Fungsi psikologis Fungsi psikologis media pembelajaran dibagi lagi dalam beberapa fungsi yakni: 1 Fungsi atensi Fungsi atensi media pembelajaran yakni media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian attension siswa terhadap materi ajar. Maka, media yang menarik serta tepat guna adalah media yang mampu menarik dan memfokuskan perhatian siswa. 2 Fungsi afektif Fungsi afektif yakni bahwa media pembelajaran yang digunakan dapat menggugah perasaan, emosi dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa. Dengan adanya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan tertuju kepada pelajaran yang diikutinya. Hal lain dari penerimaan itu adalah munculnya tanggapan yakni berupa partisipasi siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran secara suka rela, ini merupakan reaksi siswa terhadap rangsangan yang diterimanya. 3 Fungsi kognitif Fungsi kognitif media pembelajaraan yakni melalui media pembelajaran siswa dapat memperoleh atau menggunakan bentuk- bentuk representasi dari objek-objek baik berupa benda, barang, atau orang. Melalui objek-objek tersebut siswa dapat bercerita atau memberikan tanggapannya terhadap objek-objek tersebut. Semakin banyak pikiran dan gagasan yang dimilikinya, maka semakin kaya dan luas pula aspek kognitifnya. Aspek kognitif yang dimaksud meliputi persepsi, mengingat, dan berpikir. 4 Fungsi imajinatif Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa. Imajinasi ini mencakup penimbulan atau kreasi-kreasi objek-objek baru sebagai rencana bagi masa mendatang, atau dapat juga mengambil bentuk fantasi khayalan yang didominasi kuat sekali oleh pikiran-pikiran autistik. 5 Fungsi motivasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Motivasi merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Motivasi merupakan usaha dari pihak luar dalam hal ini adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan siswanya secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Harapan akan tercapainya suatu hasrat atau tujuan dapat menjadi motivasi yang ditimbulkan guru ke dalam diri siswa. Salah satu pemberian harapan itu yakni dengan cara memudahkan siswa bahkan yang dianggap lemah sekalipun dalam menerima dan memahami isi pelajaran yakni melalui pemanfaatan media pembelajaran yang tepat guna. e. Fungsi sosio-kultural Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio- kultural antarpeserta komunikasi pembelajar. Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda apalagi dihubungkan dengan adat, keyakinan, lingkungan dan pengalaman. Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan media pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama. Sadiman 2014: 17 menyatakan secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka. b Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti: 1 Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai film, atau model. 2 Objek yang kecil, dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar. 3 Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography. 4 Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal. 5 Objek yang terlalu kompleks misalnya mesin-mesin dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain. 6 Konsep yang terlalu luas gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain. c Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: 1 Menimbulkan kegairahan belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan. 3 Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuannya dan minatnya. d Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam: 1 Memberikan perangsang yang sama. 2 Mempersamakan pengalaman. 3 Menimbulkan persepsi yang sama. Berdasarkan pendapat beberapa ahli terkait media pembelajaran, maka peneliti menyimpulkan beberapa fungsi media pembelajaran yaitu membantu siswa dalam memahami berbagai konsep-konsep tertentu dengan menampilkan benda yang konkret, dapat mengatasi masalah keterbatasan ruang, waktu dan gerak, serta dapat merangsang siswa untuk memperoleh gairah dalam belajar. 5 Manfaat media pembelajaran Sanaky 2013: 5 menyatakan beberapa manfaat media antara lain: a Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. b Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pebelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik. c Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga. d Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan mendemonstrasikan, dan lain-lain. Sukiman 2012: 44 menyatakan ada beberapa manfaat media pembelajaran yaitu: 1 Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan informasi. 2 Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dan lingkungannya, dan kemungkinan peserta didik untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 3 Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah a dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi, b dapat mengatasi keterbatasan ruang, indera, dan waktu, c pembelajaran lebih menarik perhatian siswa. 6 Karakteristik media pembelajaran Gerlach dan Ely dalam Arsyad 2007: 12 mengemukakan tiga karakteristik media pembelajaran, antara lain: a. Ciri fiksatif Fixative Property Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Media yang termasuk dalam ciri fiksatif adalah fotografi, video tape, audio tape, disket computer, dan film. b. Ciri manipulative Manipulative Property Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. c. Ciri Distributif Distributive Property Ciri distribusi dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Distribusi media ini tidak terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi media itu misalnya video, audio, disket komputer dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.

B. Media Pembelajaran Kotak Dakon KPK 1.

Pengertian Kotak Dakon KPK Media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK adalah salah satu media pembelajaran yang mengikuti aturan permainan congklak. Dakon memiliki arti yaitu tempat atau wadah yang digunakan dalam permainan. Secara spesifik aturan dari permainan congklak yaitu a terdiri dari dua orang pemain, b setiap pemain memiliki masing-masing 49 biji-bijian, c congklak yang digunakan berjumlah 16 lubang dimana di dalamnya terdapat 14 lubang kecil dan 2 lubang besar, d setiap pemain harus mengisi masing-masing 7 biji kedalam setiap lubang miliknya, e permainan dilakukan berlawanan dengan arah jarum jam, f permainan akan selesai jika tidak ada lagi biji yang akan di ambil, dan g pemain yang memiliki biji paling banyak dinyatakan sebagai pemenang permainan. Permainan memiliki cara bermain yaitu: a pemain pertama berhak memilih lubang mana yang dipilih untuk diambil bijinya, b biji-biji tersebut akan dimasukkan satu demi satu kedalam lubang lainnya sampai habis, b bila biji terakhir dimasukkan pada lubang kecil yang berisi biji lainnya maka ia dapat mengambil biji tersebut dan melanjutkan untuk mengisi namun jika biji terakhir dimasukkan ke lubang besar miliknya maka ia akan melanjutkan permainan dengan mengambil biji di sisi lubang besar miliknya lalu melanjutkan mengisi seperti sebelumnya sampai bijinya habis, c jika biji yang terakhir dimasukkan di lubang yang kosong milik lawan maka pemain akan berhenti dan tidak mendapat apa-apa. Media dakon KPK juga memiliki aturan dan cara bermain yang mengikuti aturan permainan congklak namun tidak semua aturan dari permainan congklak diterapkan dalam media ini. Beberapa peraturan dan cara bermain dari permainan congklak diatas seperti: a jumlah pemain, b jumlah lubang yang akan digunakan, c wadah yang digunakan, pergantian pemain, serta cara bermain yang berlawan dengan arah jarum jam tidak diterapkan dalam penggunaan media dakon KPK. Hal yang sama dari permainan congklak dan media dakon KPK terletak dari cara bermain dimana memasukkan biji atau manik-manik ke dalam lobang. Jumlah biji pada permainan congklak terbatas pada 98 biji atau manik-manik sedangkan manik-manik yang digunakan pada

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN DALAM MENJAWAB PERTANYAAN MATEMATIKA DENGAN POKOK BAHASAN KELIPATAN PENINGKATAN KETERAMPILAN DALAM MENJAWAB PERTANYAAN MATEMATIKA DENGAN POKOK BAHASAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) MENGGUNAKAN MEDIA TURUS PADA SISWA KELAS

0 1 13

Pengembangan media konvensional kotak bintang pada materi mengurutkan angka dalam subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas 1 sekolah dasar.

0 1 212

Pengembangan media konvensional kotak bintang pada materi mengurutkan angka dalam subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas 1 sekolah dasar

0 0 210

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) BAGI ANAK TUNARUNGU KELAS VII SLB NEGERI 1 BANTUL TAHUN AJARAN 2015/2016.

1 31 255

PENGEMBANGAN MEDIA PERMAINAN DAKONMATIKA PADA MATERI FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) BAGI SISWA KELAS IV MI BAITUR ROHIM.

2 11 73

Kelipatan Persekutuan Terkecil dan Faktor Persekutuan Terbesar

1 48 21

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES-TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) PADA SISWA KELAS IV SDN SERUT 01 TULUNGAGUNG NOURMA OKTAVIARINI

1 1 13

MENENTUKAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DENGAN MENGGUNAKAN METODE “PEBI” Suci Yuniati

0 1 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI SYNERGETIC TEACHING PADA SISWA KELAS IV MI TEGALWATON KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

0 1 156

Desain instruksional dan proses pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik pada materi menggunakan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) untuk menyamakan penyebut pecahan - USD Repository

0 3 353