arah jarum jam, f permainan akan selesai jika tidak ada lagi biji yang akan di ambil, dan g pemain yang memiliki biji paling banyak dinyatakan sebagai
pemenang permainan. Permainan memiliki cara bermain yaitu: a pemain pertama berhak memilih lubang mana yang dipilih untuk diambil bijinya, b
biji-biji tersebut akan dimasukkan satu demi satu kedalam lubang lainnya sampai habis, b bila biji terakhir dimasukkan pada lubang kecil yang berisi
biji lainnya maka ia dapat mengambil biji tersebut dan melanjutkan untuk mengisi namun jika biji terakhir dimasukkan ke lubang besar miliknya maka ia
akan melanjutkan permainan dengan mengambil biji di sisi lubang besar miliknya lalu melanjutkan mengisi seperti sebelumnya sampai bijinya habis, c
jika biji yang terakhir dimasukkan di lubang yang kosong milik lawan maka pemain akan berhenti dan tidak mendapat apa-apa.
Media dakon KPK juga memiliki aturan dan cara bermain yang mengikuti aturan permainan congklak namun tidak semua aturan dari permainan congklak
diterapkan dalam media ini. Beberapa peraturan dan cara bermain dari permainan congklak diatas seperti: a jumlah pemain, b jumlah lubang yang
akan digunakan, c wadah yang digunakan, pergantian pemain, serta cara bermain yang berlawan dengan arah jarum jam tidak diterapkan dalam
penggunaan media dakon KPK. Hal yang sama dari permainan congklak dan media dakon KPK terletak dari cara bermain dimana memasukkan biji atau
manik-manik ke dalam lobang. Jumlah biji pada permainan congklak terbatas pada 98 biji atau manik-manik sedangkan manik-manik yang digunakan pada
media ini terbatas pada 100 manik-manik karena tergantung besarnya angka yang akan dicari KPKnya. Beberapa peraturan di atas tidak digunakan karena
terletak pada peran media yang digunakan.
2. Bahan Pembuatan Media
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan media kotak dakon KPK adalah papan kayu dan tripleks sedangkan alat yang digunakan dalam
pembuatan kotak dakon KPK adalah pemukul, gergaji, dan paku. Bahan tambahan lain yang digunakan sebagai daya tarik dari media ini adalah cat
kayu.
3. Cara Penggunaan Media
Penggunaan dari media kotak dakon KPK mengikuti aturan permainan congklak hanya saja tidak semua aturan dalam permainan congklak diterapkan.
Secara spesifik penggunaan media kotak dakon KPK dirincikan sebagai berikut:
a Bukalah media kotak dakon KPK, bukalah kotak tempat penyimpanan
manik-manik. b
Setiap siswa yang hendak menggunakannya akan mengambil satu kartu soal.
c Siswa akan menandai bilangan yang akan dicari kelipatannya dengan
manik-manik. Untuk menandai masing-masing bilangan, manik-manik yang digunakan harus berbeda warna.
d Siswa akan mencari kelipatan dari bilangan yang pertama pada kotak kecil
yang berangka dengan memasukkan satu buah manik pada angka yang merupakan kelipatan dari bilangan yang dicari KPKnya. Begitupun dengan
angka lainnya. e
Jika siswa menemukan kelipatan yang paling besar dari kelipatan bilangan maka ia dapat berhenti untuk mencari kelipatan dari bilangan-bilangan
tersebut. f
Jika semua kelipatan dari bilangan-bilangan tersebut sudah ditemukan, maka siswa akan mencari kelipatan persekutuannya dengan cara
menemukan kotak yang memiliki lebih dari satu manik yang warnanya berbeda.
g Jika siswa sudah menemukan kelipatan persekutuannya maka siswa akan
menentukan kelipatan terkecilnya dengan cara melihat angka terkecil atau angka yang mendekati bilangan-bilangan kecil dari kelipatan persekutuan.
h Angka terkecil tersebut menunjukkan kelipatan persekutuan terkecil dari
bilangan-bilangan yang dicari kelipatannya.
4. Kekuatan dan kelemahan Media
Media kotak dakon KPK memiliki kelemahan dan kelebihan. Adapun kelemahan dari media ini yaitu media kotak dakon KPK hanya dapat digunakan
untuk individu dan kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa, sedangkan kelebihan dari kotak dakon KPK adalah:
a Media kotak dakon KPK dapat digunakan secara berulang-ulang dalam
pembelajaran. b
Media kotak dakon KPK memiliki daya tahan yang lama. Artinya, media ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
c Media kotak dakon KPK dapat dibawah kemana-mana karena tidak
memiliki keterbatasan ruang dan waktu.
C. Kurikulum 2013 1. Pengertian kurikulum 2013
Secara etimologis, istilah kurikulum curriculum berasal dari Bahasa Yunani, yaitu curir
yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Kurikulum berarti jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari
dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan Arifin, 2011: 2. Arifin 2011: 1 menyatakan kurikulum
merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaan pada semua jenis dan dan
jenjang pendidikan. Saylor dan Aleksander dalam Arifin, 2011: 4 menyatakan the
curriculum is the sun total of schools, efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground, or out of school. Pengertian ini cukup luas
dimana mereka memandang kurikulum merupakan segala sesuatu yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diupayakan sekolah untuk mempengaruhi belajar siswa baik di dalam ruangan kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah. Semua pengalaman yang
disajikan oleh sekolah untuk siswa merupakan bagian dari kurikulum. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
kurikulum merupakan alat yang digunakan sekolah sekaligus dijadikan pedoman dalam menyajikan pengalaman bagi siswa dalam jenjang pendidikan
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. Dalam hal ini, kurikulum memuat komponen-komponen seperti sejumlah mata pelajaran, rencana pelaksanaan
pembelajaran, tujuan, ruangan kelas, halaman sekolah, kegiatan dan pengalaman belajar siswa serta penilaian atau evaluasi.
Pada tahun
2013 Kementrian
pendidikan dan
kebudayaan mengeluarkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 yang menggantikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum
Berbasis Kompetensi KBK dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP.
Munculnya kurikulum 2013 tentu tidak bertolak dari upaya pemerintah dalam memperbaiki pendidikan di Indonesia.
2. Karakteristik Kurikulum 2013
Berdasarkan undang-undang permendikbud No. 67 th 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah
karakteristik kurikulum terdiri dari: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI