Prosedur Pengembangan METODE PENELITIAN
Adapun langkah-langkah pengembangan yaitu
Bagan 3.2 Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran konvensional
LANGKAH 1 Potensi dan masalah
Analisis kebutuhan Wawancara
LANGKAH 2 Hasil analisis
Pengumpulan bahan data Kajian dokumen
LANGKAH 5 Revisi desain
Produk akhir yang sudah divalidasi siap diuji coba LANGKAH 3
Desain produk Subtema
Indikator Tujuan
RPP Sumber belajar
Media pembelajaran Evaluasi
KI-KD Tema
Kotak Dakon KPK
LANGKAH 4 Validasi media
pembelajaran konvensional
Ahli media pembelajaran Guru kelas IV
Analisis
Untuk memperjelas langkah-langkah dalam tabel di atas berikut ini dijelaskan secara terperinci.
Langkah pertama: Potensi dan masalah
Penelitian yang dilakukan peneliti adalah berangkat dari masalah dan potensi. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah hal pertama yang dilakukan
peneliti adalah melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan yang dilakukan pada tanggal 26 September 2016 di SDN Kalasan 1, dengan mewawancarai
seorang guru kelas IV yaitu Ibu SR. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di sekolah terkait materi
pembelajaran yang diajarkan. Dengan demikian diharapkan pengembangan media pembelajaran Kotak Dakon KPK yang dikembangkan dapat mengatasi masalah
yang terjadi. Adapun kisi-kisi wawancara yang digunakan dalam melakukan analisis kebutuhan yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen wawancara analisis kebutuhan Aspek
Indikator Nomor item
Materi pembelajaran Materi yang sulit diajarkan.
1 Materi yang sulit dipahami siswa.
7
Media pembelajaran Pemahaman
terhadap penggunaan
media pembelajaran 3
Penggunaan atau penerapan media 5
pembelajaran di kelas
Media pembelajaran konvensional
Pemahaman terhadap
media pembelajaran konvensional
4
Jenis media pembelajaran konvensional yang pernah digunakan
8
Fasilitas yang mendukung penggunaan media pembelajaran konvensional
2
Kesulitan dalam
membuat dan
menerapkan media
pembelajaran konvensioanal
9
Kesesuaian media
konvensioanal dengan kurikulum 2013
6
Saran dalam pengembangan media pembelajaran konvensional
10
Beberapa aspek dan indikator dalam tabel di atas menjelaskan bentuk pertanyaan wawancara dalam melakukan analisis kebutuhan. Secara garis besar
pertanyaan acuan dalam wawancara adalah materi pembelajaran, media pembelajaran, dan media konvensional. Dari hasil wawancara peneliti menemukan
potensi dan masalah yang terjadi di sekolah. Berangkat dari masalah dan potensi ini, maka peneliti mencoba merancang sebuah produk media pembelajaran
konvensional. Peneliti berharap media konvensional yang dikembangkan sesuai dengan potensi dan masalah di sekolah.
Langkah kedua: Pengumpulan data
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dilakukan melalui wawancara. Hasil dari wawancara yang dilakukan digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk merencanakan produk yang akan dikembangkan yaitu media pembelajaran kotak dakon KPK materi Kelipatan Persekutuan Terkecil KPK untuk siswa kelas
IV Sekolah Dasar. Untuk pengembangan produk media pembelajaran itu sendiri, peneliti mengumpulkan berbagai referensi dari berbagai sumber, mencari bahan di
internet, serta melakukan studi pustaka.
Langkah ketiga: Desain Produk
Atas pertimbangan potensi dan masalah yang terjadi di sekolah terkait dengan materi pembelajaran KPK dan media pembelajaran KPK, maka langkah yang
peneliti lakukan adalah mendesain produk yang mungkin dapat mengatasi potensi dan masalah tersebut. Media yang dibuat adalah media pembelajaran Kotak Dakon
KPK materi Kelipatan Persekutuan Terkecil KPK untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
Langkah keempat: Validasi produk
Setelah peneliti mendesain produk, selanjutnya produk tersebut akan divalidasi oleh pakar sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan
media pembelajaran konvensional. Produk akan divalidasi oleh empat validator yang memiliki pengalaman dan berkompeten yaitu dua dosen ahli media
konvensional dan dua guru kelas IV sekolah dasar. Tujuan dari validasi ini adalah untuk mendapatkan masukan dan kritikan. Masukan dan kritikan tersebut
digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari produk yang peneliti kembangkan yang kemudian sebagai bahan untuk perbaikan selanjutnya.
Langkah kelima: Revisi Desain
Revisi desain dilakukan setelah ada masukan dan kritikan dari validator. Peneliti akan melakukan revisi terhadap produk atas masukan dan kritikan dari validator.
Tujuannya adalah untuk memperbaiki kekurangan yang menjadi masukan dan kritik validator. Hasil dari revesi ini yang kemudian akan menjadi prototipe
interaktif.