1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu matematika memiliki peran penting dalam memajukan daya pikir manusia. Begitu pentingnya membangun kemampuan berpikir
matematika, maka matematika diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis,
sistematis dan kreatif. Menurut hasil wawancara dengan siswa SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta beranggapan bahwa matematika terkadang
sulit dipahami dikarenakan oleh beberapa faktor sebagai contoh metode pembelajaran yang monoton dan tidak tersedianya alat peraga. Padahal
kehidupan manusia tidak terlepas dari matematika sebagai contoh ketika kita ingin membeli sesuatu secara tidak langsung kita melakukan transaksi.
Kegiatan transaksi tersebut termasuk dalam ilmu matematika yaitu aljabar. Dapat disimpulkan bahwa matematika berkaitan dengan berbagai aspek
kehidupan manusia dan ada disekitar kehidupan sehari-hari. Dari permasalahan metode yang monoton dan tidak tersedianya alat peraga
menjadi suatu tantangan tersendiri bagi tenaga pengajar, yaitu guru pengampu mata pelajaran matematika untuk dapat membuat materi
matematika dapat tersampaikan dengan baik dan dipahami oleh para siswa.
Matematika memiliki berbagai cabang ilmu salah satunya adalah Geometri. Geometri dapat membantu siswa memahami cabang lain
dalam matematika sebagai contoh pada zaman pertengahan, ahli matematik muslis banyak menyumbangkan mengenai perkembangan
geometri aljabar dan aljabar geometri. Al-Mahani 1853 mendapat ide menguraikan masalah geometri seperti menyalin kubus kepada
masalah dalam aljabar . Konsep-konsep dalam matematika, meskipun tampak abstrak, banyak yang dapat ditunjukkan atau diterangkan
dengan reprenstasi geometris Suwarsono, 1982. Ide-ide dari konsep juga sudah dikenal oleh siswa sebelum masuk sekolah melalui hal-hal
yang ada dikehidupan sekitarnya. Geometri telah diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di dalam pendidikan
formal di sekolah. Menurut Suwarsono, 1990 geometri perlu diajarkan kepada siswa sekolah karena alasan-alasan sebagai berikut.
1. Geometri mempunyai kegunaan-kegunaan praktis yang dapat
diterapakan dalam kehidupan sehari-hari, dalam berbagai kegiatan profesi, dan dalam berbagai ilmu yang lain termasuk cabang-cabang
yang lain dari ilmu matematika. 2.
Geometri mempunyai potensi untuk melatih daya tanggap keruangan spatial ability pada siswa, suatu kemampuan yang sangat diperlukan
agar siswa memiliki pemahaman yang memadai mengenai lingkungan tempat mereka hidup.
3. Geometri mempunyai potensi untuk melatih kemampuan menalar
secara logis pada diri siswa dan memberikan penyadaran mengenai keterbatasan pengamatan dan daya tanggap keruangan pada manusia.
Pada Sekolah Menengah Pertama SMP khususnya kelas VIII, terdapat materi yang membahas materi geometri yaitu bangun ruang
sisi datar. Menurut hasil wawancara dengan siswa SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta ditemukan beberapa permasalahan yang sering dialami
dalam proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran geometri yaitu mengenai pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode
ceramah dan memperbanyak latihan soal. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pada materi
geometri peneliti menggunakan cara dengan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika. Perangkat pembelajaran yang
dikembangkan meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Materi yang akan disampaikan, Lembar Kerja Siswa LKS
dan Soal Ulangan. Peneliti mengimplementasikan produk hasil pengembangan yang sudah dilakukan oleh Astuti, 2016 yaitu
perangkat pembelajaran prisma yang mengakomodasi teori Van Hiele dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II.
Pembelajaran dilaksanakan menggunakan Teori Van Hiele biasanya digunakan untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran
geometri. Dalam pembelajaran menggunakan teori Van Hiele terdapat 5 tahap belajar anak dalam geometri, yaitu tahap 0 visualisasi, tahap
1 analisis, tahap 2 deduksi informal, tahap 3 deduksi, dan tahap 4 rigor. Dengan menggunakan teori pembelajaran Van Hiele dalam
pembelajaran geometri
seorang guru
dapat melihat
tahap perkembangan berpikir siswa. Tahap perkembangan berpikir siswa itu
yang menjadikan acuan bagi guru untuk dapat melanjutkan pembelajaran ketahap selanjutnya sesuai dengan tahap perkembangan
berikir siswa dalam belajar geometri menurut teori Van Hiele. Berdasarkan fakta permasalahan penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai
pengembangan perangkat
pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar khususnya
bangun prisma dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw Tipe II
dan pendekatan PPR. Oleh karena itu, peneliti mengajukan
judul penelitian
yang akan
dilakukan adalah
Implementasi Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR Dalam Pembelajaran Prisma Dengan Menggunakan Teori Van
Hiele Pada Siswa Kelas VIII D SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah