e. Evaluasi
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai. Caranya adalah dengan
memperhitungkan umur, bakat, kemampuan, dan tingkat perkembangan pribadi peserta didik. Hal ini akan membuat
hubungan pendidik dan peserta didik semakin akrab karena harus melakukan pendekatan untuk melakukan evaluasi tersebut. Selain
itu dapat peserta didik pun dapat mengetahui secara menyeluruh perkembangan kepribadiannya.
3. Teori Van Hiele
1. Pengertian Teori Van Hiele
Teori Van Hiele merupakan salah satu teori yang dapat mengukur tingkat kemampuan berpikir geometri siswa. Seperti nama teori ini,
maka teori dikemukakan oleh Din dan Pierre Van Hiele pada tahun 1986. Sementara itu menurut Keyes Anne Abdussakir, 2010
setiap level pada teori van hiele harus dilalui dengan berurutan. Menurut
Husnaeni, 2006
menyatakan bahwa
penerapan pembelajaran van hiele efektif untuk peningkatan kualitas berpikir
siswa. Ketika siswa berapa level yang lebih tinggi maka level dibawahnya pasti sudah dikuasai. Menurut Mason Wilder, 2004
terdapat 5 level berpikir geometri berdasarkan teori van hiele. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Level 0 Visualisasi Pada level ini siswa hanya memperhatikan bangun secara visual
saja tanpa mengetahui sifat-sifat bangun tersebut. Misalnya, dengan melihat saja diketahui bahwa dua bangun prisma segitiga
adalah yang bentuknya sama, tanpa mengetahui alasannya. Tingkat ini sering disebut tahap pengenalan. Namun bentuk-bentuk
geometri yang dikenal anak semata-mata didasarkan pada karakteristik
visual atau
penampakan bentuknya
secara keseluruhan,
bukan perbagian.
Sebagai contoh,
mereka mengatakan bahwa bangun yang diketahui adalah balok, karena
seperti kotak. Anak belum menyadari adanya sifat-sifat dari bangun geometri.
Level 1 Analisis Pada level ini kemampuan berpikir siswa bekembang dengan
mendeskripsikan suatu bangun menggunakan bahasa sendiri sesuai level sebelumnya. Konsep geometri mulai tertanam dalam benak
siswa dengan mulai memperhatikan bagian-bagian dan sifat-sifat suatu bangun. Sebagai contoh, dua buah prisma segiempat dapat
dikatakan sama dengan mengenali sifat-sifatnya. Melalui pengamatan, eksperimen, mengukur, menggambar, dan memodel,
siswa dapat mengenali dan membedakan karakteristik suatu bangun. Anak-anak melihat bahwa suatu bangun mempunyai
bagian-bagian tertentu yang dapat dikenali. Namun demikian anak- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
anak belum sepenuhnya dapat menjelaskan hubungan antara sifat yang satu dengan sifat yang lain, anak-anak sama sekali belum bisa
melihat hubungan antara beberapa bangun, dan definisi abstrak belum atau tidak dapat mengerti.
Level 2 Abstraksi Pada level ini siswa menggunakan bahasa untuk mengetahui
perbedaan dari setiap bangun sesuai dengan level sebelumnya. Siswa secara logis menggolongkan sifat-sifat berdasarkan konsep,
membentuk definisi abstrak, dan dapat membedakan antara keperluan dan kecukupan dari kumpulan sifat-sifat untuk
menentukan konsep. Pada tahap ini anak sudah mulai mampu untuk melakukan penarikan kesimpulan secara deduktif, tetapi
masih pada tahap awal artinya belum berkembang baik. Level 3 Deduksi Informal
Pada tingkat ini siswa mempresepsi diantara sifat-sifat dan diantara gambar-gambar. Pada tahap ini siswa dapat menciptakan definisi
yang bermakna dan memberi argument informal untuk membenarkan penalaran mereka. Implikasi logis, inklusi kelas,
seperti persegi merupakan bagian dari persegi panjang dapat dipahami. Akan tetapi, peran dalam deduksi formal tidak dipahami.
Level 4 Deduksi Formal Pada tingkat ini, siswa dapat mengkonstruksi bukti, memahami
peran aksioma dan definisi, mengetahui makna dari kondisi- kondisi yang perlu dan yang cukup. Dengan menerapkan fase
menurut teori van hiele, siswa akan lebih mampu mengembangkan kemampuan berpikir dalam memahami konsep geometri.
Model Van Hiele tidak hanya memuat tingkat-tingkat pemikiran geometri. Menurut Van Hiele Ismail, 1998 kenaikan
dari tingkat satu ke tingkat berikutnya tergantung sedikit pada kedewasaan biologis atau perkembangannya, dan tergantung lebih
banyak kepada akibat pembelajarannya. Guru memegang peran penting dan istimewa untuk memperlancar kemajuan, terutama
untuk memberi bimbingan mengenai pengharapan. Walaupun demikian, teori Van Hiele tidak mendukung
model dari absorbsi tentang bealajar mengajar. Van Hiele menuntut bahwa tingkat yang lebih tinggi tidak langsung menurut
pendapat guru, tetapi melalui pilihan-pilihan yang tepat. Lagi pula, anak-anak sendiri akan menentukan kapan saatnya untuk naik ke
tingkat yang lebih tinggi. Meskipun demikian, siswa tidak akan mencapai kemajuan tanpa bantuan guru. Oleh karena itu, maka
ditetapkan fase-fase pembelajaran yang menunjukkan tujuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belajar dari peran guru dalam pembelajaran dalam mencapai tujuan tersebut adalah.
Fase-fase pembelajaran tersebut adalah : 1
Fase informasi 2
Fase orientasi 3
Fase eksplitasi 4
Fase orientasi bebas 5
Fase integrasi Berikut ini akan dibahas tentang fase-fase pembelajaran dalam teori
Van Hiele: 1.
Fase 1: Informasi Pada awal tingkat ini, guru dan siswa menggunakan
tanya-jawab dan kegiatan tentang objek-objek yang dipelajari pada tahap berpikir siswa. Dalam hal ini objek yang dipelajari adalah
sifat komponen dan hubungan antar komponen bangun-bangun segi empat. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa sambil
melakukan observasi. Tujuan kegiatan ini adalah: 1 guru mempelajari pengalaman awal yang dimiliki siswa tentang topik
yang dibahas. 2 guru mempelajari petunjuk yang muncul dalam rangka menentukan pembelajaran selanjutnya yang akan diambil.
2. Fase 2: Orientasi
Siswa menggali topik yang dipelajari melalui alat-alat yang dengan cermat telah disiapkan guru. Aktivitas ini akan
berangsur-angsur menampakkan kepada siswa stuktur yang memberi ciri-ciri sifat komponen dan hubungan antar komponen
suatu bangun segiempat. Alat atau punbahanbahan dirancang menjadi tugas pendek sehingga dapat mendatangkan respon
khusus. 3.
Fase 3: Penjelasan Berdasarkan pengalaman sebelumnya, siswa menyatakan
pandangan yang muncul mengenai struktur yang diobservasi. Selain itu, untuk membantu siswa menggunakan bahasa yang tepat
dan akurat, guru memberi bantuan sesedikit mungkin. Hal tersebut berlangsung sampai sistem hubungan pada tahap berpikir mulai
tampak nyata. 4.
Fase 4: Orientasi Bebas Siswa menghadapi tugas-tugas yang lebih kompleks berupa
tugas yang memerlukan banyak langkah, tugas yang dilengkapi dengan banyak cara, dan tugas yang open-ended. Mereka
memperoleh pengalaman dalam menemukan cara mereka sendiri, maupun dalam menyelesaikan tugas-tugas. Melalui orientasi di
antara para siswa dalam bidang investigasi, banyak hubungan antar objek menjadi jelas.
5. Fase 5: Integrasi
Siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah dipelajari. Guru dapat membantu siswa dalam membuat sintesis ini
dengan melengkapi survey secara global terhadap apa yang telah dipelajari. Hal ini penting, tetapi kesimpulan ini tidak
menunjukkan sesuatu yang baru. Siswa siap untuk mengulangi fase-fase belajar pada taha sebelumya.
4. Pembelajaran Kooperatif