dan pengetahuan. Disamping dari pendidikan untuk menjadi profesional seseorang harus selalu mengembangkan bakat yang ada dalam dirinya.
2. Bersedia menerima tanggung jawab moral terhadap masyarakat, konsumen
pelanggan, sejawat, atasan maupun bawahan, sebagai bagian dari kewajiban profesionalnya meski dalam bentuk yang paling mendasar
sekalipun. Ini berarti seorang yang professional harus berusaha keras untuk menjaga kepercayaan masyarakat secara umum terhadap profesional
profesi pada umumnya dan profesional pribadi pada khususnya. Seorang yang professional harus pandai-pandai dalam mempertimbangkan
kewajibannya terhadap masyarakat, konsumen, rekan sejawat, atasan atau bawahan, serta sesamanya jika terjadi konflik kepentingan diantara
kewajiban-kewajiban itu. Di lain pihak, seorang professional diharapkan agar menghindari konflik. Yang paling penting bahwa memegang
kepercayaan merupakan salah satu kewajiban profesional yang paling sentral dan paling luas cakupannya.
2.2.5.4. Prinsip-prinsip Profesionalisme.
Auditor merupakan seseorang yang dianggap ahli oleh masyarakat untuk melakukan pemeriksaan pada suatu perusahaan ataupun instansi,
oleh karena itu seorang auditor harus professional dalam melakukan pemeriksaan. Andy Kirana 1996:47 mengemukakan prinsip-prinsip yang
harus dipegang oleh para profesional sebagai berikut:
1. Tanggung jawab.
Dalam kehidupan manusia dan khususnya dalam menjalankan segenap profesi, kita dituntut untuk selalu bertanggung jawab yang
mencakup dua arah. a.
Tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya. Para profesional diharapkan agar bekerja dengan sebaik
mungkin dan menghasilkan sesuatu dengan kualitas yang sangat baik. Dalam hal ini ia benar-benar yakin bahwa pekerjaan dan
hasilnya setidak-tidaknya sesuai dengan standar. Agar kualitasnya dapat dipertanggung jawabkan, maka ia harus menguasai tugas
dengan sebaik-baiknya, terus menerus meningkatkan penguasaan keterampilan dalam profesi yang dijalankannya, dan menjalankan
pekerjaan secara efektif dan efisien. b.
Tanggung jawab terhadap kehidupan orang lain atau masyarakat. Para profesional diharapkan bertangggung jawab atas
dampak pekerjaannya terhadap kehidupan masyarakat, yaitu terhadap buruh dan pegawai bawah, teman kerja, perusahaan,
klien, keluarga, lingkungan, masyarakat luas, Negara, dan generasi yang akan datang. Semua itu harus diperhatikan karena setiap
profesi tertentu dituntut untuk tidak melakukan hal yang merugikan kepentingan orang lain atau masyarakat minimal, bahkan lebih
dari itu, ia wajib mengusahakan hal yang sangat berguna bagi orang lain atau masyarakat maksimal.
2. Keadilan
Prinsip ini menuntut para profesional menghormati hak orang lain. Dalam pelaksanaan tuntutan keadilan itu berarti: didalam menjalankan
profesinya setiap profesional tidak boleh melanggar hak orang lain, atau lembaga lain, atau Negara. Karena itu, jika dia mengetahui bahwa
pelaksanaan profesinya akan melanggar hak orang atau pihak lain, maka dia harus menghentikan tindakan itu.
Tuntutan ini dapat dirumuskan dalam suatu prinsip tanggung jawab demikian : “Dalam segala bentuk bertindak sedemikian rupa, sehingga
akibat-akibat tindakanmu tidak dapat merusak, bahkan tidak dapat membahayakan atau mengurangi mutu kehidupan manusia dalam
lingkungannya, baik mereka yang hidup pada masa sekarang, maupun generasi-generasi yang akan datang.
3. Kebebasan
Setiap orang yang bekerja secara profesional dituntut agar memiliki otonomi dalam menjalankan profesinya. Walaupun dalam
pekerjaannya ia diikat kode etik profesinya, namun ia tetap memiliki kebebasan dalam mengemban profesinya, termasuk dalam mewujudkan
kode etik profesinya itu dalam situasi konkret. Walaupun organisasi profesi ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan profesi anggotanya, pada
akhirnya yang paling bertanggung jawab adalah anggota itu sendiri.
2.2.5.5. Peningkatan Profesionalisme Akuntan Publik.