1. Dalam berbagai hal, jika bukan sebagai bawahan, independensi berarti
kejujuran, integritas, obyektivitas, dan tanggung jawab. 2.
Dalam hal yang lebih sempit, bila dihubungkan dengan pemeriksaan akuntan sehubungan dengan mengeluarkan pendapat atas laporan keungan,
maka independensi berarti menghindari berbagai hubungan yang dapat memungkinkan sekalipun tanpa sadar merusak obyektivitas akuntan
publik. 3.
Independensi berarti menghindari hubungan yang dapat menimbulkan kesan seseorang pemeriksa mempunyai suatu konflik kepentingan.
2.2.4.2. Pentingnya Independensi Akuntan Publik.
Masyarakat menilai independensi akuntan publik biasanya tidak secara perseorangan tetapi dari segi profesi akuntan publik secara
keseluruhan. Jika masyarakat menilai seseorang akuntan publik atau suatu kantor akuntan gagal mempertahankan independensinya maka
kemungkinan besar masyarakat menaruh kecurigaan terhadap independensi keseluruhan akuntan publik. Kecurigaan itu dapat berakibat
hilangnya kepercayaan terhadap profesi akuntan publik, khususnya dalam pemberian jasa pemeriksaan akuntansi.
Dalam Standar Profesionalisme Akuntan Publik IAI;1994:220.1 dijelaskan: “Akuntan publik tidak dapat dibenarkan memihak kepada
kepentingan siapapun sebab bilamana tidak demikian halnya, maka bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang dimiliki, ia akan
kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya”.
Independensi harus dipandang sebagai salah satu ciri auditor yang paling penting, dalam proses akuntan publik, karena akuntan publik tidak
dapat memberikan pendapat yang obyektif jika ia tidak independen. Meskipun auditor memiliki kemampuan teknis yang cukup, masyarakat
tidak akan percaya jika mereka tidak independen. Taylor dan Glazen 1991 dalam artikel Lee dan Stone 1995 yang dikutip oleh Mayangsari
2003:6 menyatakan bahwa tidak ada standar kode etik yang lebih penting dari independensi.
Stettler 1997:25-26 lebih jauh lagi menyatakan bahwa independensi merupakan “ Keystone of a profession” dan selanjutnya
menyatakan bahwa “Should the practitioner lose the reputation for independence in auditing work, an opinion would become no more
acceptable than the representations by management in statements which it has prepared”.
Bahwa apabila akuntan publik kehilangan reputasi independensinya dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, pendapatnya
atas laporan keuangan tidak lebih dari pernyataan manajemen dalam laporan keuangan yang disajikannya. Hal ini diperkuat dengan pernyataan
Wilcox Supriyono;1990:19 bahwa independensi adalah salah satu norma pemeriksaaan akuntan yang penting sebab pendapat akuntan independen
diberikan untuk tujuan menambah kredibilitas laporan keuangan yang
pada dasarnya merupakan gambaran manajemen. Wilcox selanjutnya menyatakan bahwa independensi merupakan syarat yang tiada
bandingnya, yang tidak dijumpai dalam bidang lainnya. Dari berbagai pernyataan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
mengenai pentingnya independensi akuntan publik sebagai berikut: 1.
Independensi diperlukan oleh akuntan publik untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya.
2. Independensi penting bagi profesi akuntan publik untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan pihak yang dapat dipercaya. 3.
Independensi penting bagi profesi akuntan publik untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen
perusahaan kepada pihak lain yang berkepentingan atas laporan keuangan tersebut.
4. Independensi sangat penting untuk mendukung terpeliharanya saling
percaya diantara pihak manajemen perusahaan dengan investor dan masyarakat dipihak lain.
5. Independensi diperlukan agar dapat menambah kredibilitas laporan
keuangan yang disajikan manajemen. 6.
Independensi merupakan kunci utama profesi akuntan publik. Jika akuntan publik tidak independen, maka pendapatnya tidak berarti apa-
apa dan tidak bernilai. 7.
Independensi merupakan martabat penting akuntan publik yang secara berkesinambungan perlu dipertahankan.
2.2.4.3. Aspek Independensi Akuntan Publik.