15
3. Hasil Belajar dan keaktifan siswa
a. Hasil Belajar a.1 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana 2009: 3 mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dimyati dan Mudjiono 2006: 3-4 juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Benjamin S. Bloom
Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27 menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:
a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa,
pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode. b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang
dipelajari. c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip. d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian
sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang kecil.
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program.
16
f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan
untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajan.
a.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas
tidak terlepas dari faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Sugihartono, dkk. 2007:76-77, menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar, sebagai berikut: a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis. b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi:
faktor keluarga, faktor sekolah, dan factor masyarakat. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, dapat
digunakan sebagai acuan untuk penelitian ini.
b.Keaktifan siswa b.1 Pengertian Keaktifan Siswa
Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar, keaktifan
belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses
17
pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan Sardiman,
aktif den:98. Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota
badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis
kejiwaan adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran.
Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau
segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif berarti giat bekerja, berusaha. Keaktifan diartikan sebagai hal
atau keadaan dimana siswa dapat aktif. Rousseau dalam Sardiman, 1986:95 menyatakan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktivitas
proses pembelajaran tidak akan terjadi. Thorndike mengemukakan keaaktifan belajar siswa dalam belajar dengan hokum “law of exercise”-nya menyatakan bahwa belajar
memerlukan adanya latihan-latihan dan Mc Keachie menyatakan berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa indiv idu merupakan “manusia belajar yang
aktif selalu ingin tahu” Dimyati,2009:45. Segala pengetahuan harus diperoleh dengan
pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknik.
Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun nonfisik siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif.
18
b.2 Klasifikasi Keaktifan Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas
siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah- sekolah tradisional. Jenis-jenis aktivitas siswa dalam belajar adalah sebagai berikut
Sardiman,1988:99: 1. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya membaca, memperhatikan
gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan lain sebagainya. 2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, member saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara dan diskusi. 3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: percakapan, diskusi, music,
pidato dan lain sebagainya. 4. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin.
5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan,
membuat konstruksi, bermain. 7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan
soal, menganalisa, mengambil keputusan. 8. Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat,
bergairah, tenang, dan lain-lain. Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana keaktifan
siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Nana Sudjana 2004:61 menyatakan keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:
1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. 2. Terlibat dalam pemecahan masalah.
19
3. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya.
4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. 5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.
6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya 7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis
8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dapat dilihat dari berbagai hal seperti memperhatikan visual activities, mendengarkan, berdiskusi,
kesiapan siswa, bertanya, keberanian siswa, mendengarkan, memecahkan soal mental activities dan lain-lain.
b.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari. Disamping itu, guru juga dapat merekayasa system pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Keaktifan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa menurut Nana Sudjana 2004 adalah sebagai berikut:
1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif dalam pembelajaran
2. Menjelaskan tujuan instruksional kemampuan dasar kepada peserta didik 3. Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik
20
4. Memberikan stimulus masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari 5. Memberikan petunjuk kepada peserta didik bagaimana cara mempelajari suatu
masalah 6. Memunculkan aktivitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
7. Memberikan umpan balik feedback 8. Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga kemampuan
peserta didik selalu terpantau dan terukur 9. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan akhir pembelajaran
Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan siswa pada saat belajar. Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Moh Uzer Usman 2009:26-27 cara untuk
memperbaiki keterlibatan siswa diantaranya yaitu luangkan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara efektif dalam
kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai. Selain memperbaiki keterlibatan siswa juga
dijelaskan cara meningkatkan keterlibatan siswa atau keaktifan siswa dalam belajar. Cara meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah mengenali
dan membantu anak-anak yang kurang terlibat dan menyelidiki penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa, sesuaikan pengajaran
dengan kebutuhan-kebutuhan individual siswa. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berfikir secara aktif dalam kegiatan
belajar. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan keaktifan dipengaruhi
oleh berbagai macam faktor seperti menarik atau memberikan motivasi kepada siswa dan keaktifan juga dapat ditingkatkan, salah satu cara meningkatkan keaktifan yaitu
dengan mengenali keadaan siswa yang kurang terlibat dalam proses pembelajaran.
21
4. Keefektifan Pembelajaran