74
perbedaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada saat tes hasil belajar mengalami perbedaan dimana kelas eksperimen hasil tes prestasi belajarnya lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol.
2.3 Pengujian Keaktifan Kelas Kontrol kelas VIII D dan Kelas Eksperimen kelas
VIII C
Pengujian  ini  akan  menguji  apakah  keaktifan  juga  berpengaruh  terhadap  proses pembelajaran.  Dalam  pembelajaran  yang  menggunakan  Kurikulum  2013  nilai  dari
keaktifan  yang  dimaksud  sangat  banyak  dan  berikut  tabel  dari  nilai  rata-rata  kelas kontrol kelas VIII D dan kelas eksperimen kelas VIII C.
2.3.1  Pengujian Keaktifan Melalui Pengamatan Berikut  data  nilai  rata-rata  keaktifan  kelas  eksperimen  Kelas  VIII  C  dan  kelas
kontrol Kelas VIII D. Tabel 4.22
Nilai Rata-rata Keaktifan Kelas Eksperimen Kelas VIII C
Kode Siswa Kelas
Nilai Keaktifan
S1 VIII C
3,67 S2
VIII C 4,00
S3 VIII C
4,00 S4
VIII C 3,67
S5 VIII C
4,00 S6
VIII C 3,67
S7 VIII C
2,33 S8
VIII C 3,67
S9 VIII C
2,33 S10
VIII C 2,67
S11 VIII C
3,67 S12
VIII C 2,67
S13 VIII C
3,67 S14
VIII C 3,67
S15 VIII C
2,67 S16
VIII C 3,67
S17 VIII C
2,67 S18
VIII C 3,67
S19 VIII C
2,33 S20
VIII C 2,00
S21 VIII C
2,67 S22
VIII C 2,33
75 S23
VIII C 2,67
S24 VIII C
2,67
Tabel 4.23 Nilai Rata-rata Keaktifan Kelas Kontrol Kelas VIII D
Kode Siswa Kelas
Nilai Keaktifan
S1 VIII D
3,00 S2
VIII D 3,67
S3 VIII D
3,00 S4
VIII D 2,00
S5 VIII D
3,00 S6
VIII D 3,67
S7 VIII D
4,00 S8
VIII D 2,67
S9 VIII D
4,00 S10
VIII D 2,00
S11 VIII D
4,00 S12
VIII D 3,00
S13 VIII D
3,00 S14
VIII D 4,00
S15 VIII D
3,00 S16
VIII D 3,00
S17 VIII D
3,00 S18
VIII D 4,00
S19 VIII D
4,00 S20
VIII D 3,00
S21 VIII D
3,00 S22
VIII D 2,00
S23 VIII D
3,00 S24
VIII D 3,00
76
Tabel 4.24 Data Hasil Rekap Nilai Keaktifan Melalui Pengamatan
Eksperiment
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Sangat Baik 21
87.5 87.5
87.5 Baik
2 8.3
8.3 95.8
Cukup 1
4.2 4.2
100.0 Total
24 100.0
100.0 Kontrol
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Sangat Baik 8
33.3 33.3
33.3 Baik
13 54.2
54.2 87.5
Cukup 3
12.5 12.5
100.0 Total
24 100.0
100.0
Dari data nilai keaktifan yang sudah didapatkan dapat dilihat bahwa data tersebut tidak  berdistribusi  normal  maka  dari  itu  dilakukan  uji  beda  dengan  metode  non
parametrik metode mann-whiteney test. Perumusan Hipotesis : H0  :  Tidak  terdapat  perbedaan  yang  signifikan  terhadap  hasil  nilai  keaktifan  antara
kelas  VIII  D  kelas  kontrol  dan  kelas  VIII  C  kelas  Eksperimen  atau  rata-rata hasil  nilai  keaktifan  kelas  eksperimen  kelas  VIII  D  lebih  rendah  dibandingkan
kelas kontrol kelas VIII C. H1  :  Rata-rata  hasil  nilai  keaktifan  kelas  eksperimen  kelas  VIII  D  lebih  tinggi
dibandingkan  kelas  kontrol  kelas  VIII  C  secara  signifikan.  Dapat  dituliskan dalam simbol matematis:
Hₒ : � �  versus H1 : �
� Dalam penelitian ini, taraf signifikasi yang digunakan adalah α = 0,05
Penentuan kesimpulan untuk hipotesis di atas berdasarkan: 1.  Jika  nilai  Sig.  2-
tailed  lebih  besar  sama  dengan  dari  2α  maka  H0  diterima.  Ini berarti,  tidak  terdapat  perbedaan  yang  signifikan  terhadap  hasil  nilai  keaktifan  antara
77
kelas  VIII  D  kelas  kontrol  dan  kelas  VIII  C  kelas  eksperimen  atau  rata-rata  hasil nilai keaktifan kelas eksperimen kelas VIII D lebih rendah dibandingkan kelas kontrol
kelas VIII C. 2.  Jika  nilai  Sig.  2-
tailed  lebih  kecil  dari  2α  maka  H0  ditolak.  Ini  berarti  rata-rata hasil  nilai  keaktifan  kelas  eksperimen  kelas  VIII  C  lebih  tinggi  dibandingkan  kelas
kontrol kelas VIII D secara signifikan. Berdasar  hasil  analisis  dengan  menggunakan  SPSS  17  Lampiran    D.1.12
diperoleh hasil uji sebagai berikut.
Tabel 4.25 Deskripsi Hasil Dengan Metode mann-whiteney testData Nilai Keaktifan Kelas VIII
D dan Kelas VIII C
Test Statistics
a
Keaktifan Mann-Whitney U
132.000 Wilcoxon W
432.000 Z
-3.366 Asymp. Sig. 2-tailed
.001 a. Grouping Variable: Kelompok
Berdasarkan hasil di atas diperoleh uji beda dengan menggunakan mann whitney U.  Dari  hasil  di  atas  diperoleh  hasil  nilai  Z  sebesar  3,366  dengan  nilai  signifikansi
0,001.  Oleh  signifikansi  lebih  kecil  dari  pada  alpha  0,001    0,05  maka  dapat disimpulkan  terdapat  perbedaan.  Sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  kefektifan  siswa
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan. Artinya metode keaktifan  siswa  antara  kelompok    eksperimen  yang  diberikan  metode  pembelajaran
inkuiri  lebih  tinggi  dibandingkan  kelompok  kontrol  dengan  metode  pembelajaran konvesional.
78
2.3.2  Pengujian Keaktifan dengan Menggunakan Kuesioner Berikut  data  nilai  rata-rata  keaktifan  kelas  eksperimen  Kelas  VIII  C  dan  kelas
kontrol Kelas VIII D Tabel 4.26
Nilai Rata-rata Keaktifan Kelas Eksperimen Kelas VIII C Menggunakan Kuesioner
Kode Siswa Kelas
Nilai Keaktifan
S1 VIII C
3.27 S2
VIII C 3,93
S3 VIII C
3,87 S4
VIII C 3,53
S5 VIII C
3,73 S6
VIII C 3,73
S7 VIII C
3,73 S8
VIII C 3,60
S9 VIII C
3,73 S10
VIII C 3,53
S11 VIII C
3,53 S12
VIII C 3,67
S13 VIII C
3,73 S14
VIII C 3,47
S15 VIII C
3,80 S16
VIII C 3,27
S17 VIII C
3,53 S18
VIII C 3,60
S19 VIII C
3,60 S20
VIII C 3,47
S21 VIII C
3,53 S22
VIII C 3,73
S23 VIII C
3,60 S24
VIII C 3,80
79
Tabel 4.27 Nilai Rata-rata Keaktifan Kelas Kontrol Kelas VIII D Menggunakan Kuesioner
Kode Siswa Kelas
Nilai Keaktifan
S1 VIII D
3,33 S2
VIII D 3,93
S3 VIII D
3,73 S4
VIII D 3,53
S5 VIII D
3,53 S6
VIII D 3,60
S7 VIII D
3,80 S8
VIII D 3,80
S9 VIII D
3,73 S10
VIII D 3,67
S11 VIII D
3,53 S12
VIII D 3,53
S13 VIII D
3,80 S14
VIII D 3,47
S15 VIII D
3,87 S16
VIII D 3,07
S17 VIII D
3,47 S18
VIII D 3,47
S19 VIII D
3,60 S20
VIII D 3,67
S21 VIII D
3,53 S22
VIII D 3,67
S23 VIII D
3,67 S24
VIII D 3,87
Berdasarkan  data  hasil  nilai  rata-rata  keaktifan  yang  diambil  dengan menggunakan kuesioner kelas kontrol dan eksperimen pada Tabel 4.26 dan Tabel 4.27
dapat kita uji hipotesis rata-rata hasil tes prestasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
80
Berdasarkan  data  hasil  nilai  rata-rata  keaktifan  yang  diambil  dengan menggunakan kuesioner kelas kontrol dan eksperimen pada Tabel 4.26 dan Tabel 4.27
dan  penghitungan  dengan  program  SPSS  17.0  Lampiran  D.1.16  didapatkan  data sebagai berikut.
Tabel 4.28 Data Hasil Nilai Rata-rata Keaktifan dengan Menggunakan Kuesioner
Group Statistics
Kelompok N
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean Nilai
keaktif an
kelasdelapanc 24
3.6462 .15093
.03081 kelasdelapand
24 3.6196
.19200 .03919
Dari data hasil rekap nilai  keaktifan, diketahui  ukuran sampel dari kelas  kontrol VIII D adalah 24 siswa, rata-rata hasil nilai rata-rata keaktifan yang diambil dengan
menggunakan  kuesioner  adalah  3,6196  dan  simpangan  bakunya  adalah  0,19200. Ukuran sampel kelas eksperimen VIII C adalah 24, rata-rata hasil tes prestasi belajar
adalah 3,6462 dan simpangan bakunya adalah 0,15093. Untuk  menguji  hipotesis  rata-rata  keaktifan  yang  diambil  dengan  menggunakan
kuesioner  kelas    eksperimen  lebih  tinggi  dibandingkan  kelas  kontrol  digunakan  uji-T. Karena statistik uji yang digunakan adalah uji-T, maka syaratnya adalah data harus dari
populasi yang berdistribusi normal dan diketahui variansinya sama atau tidak. Untuk itu dilakukan serangkaian uji sebagai berikut.
2.3.2.1 Uji Normalitas Keaktifan dengan Kuesioner Uji normalitas dilakukan dengan program SPSS Statistics 17.0. Uji yang digunakan
adalah  uji  One-Sample  Kolmogorov  Smirnov  Test.  Dari  data  nilai  rata-rata  keaktifan yang  datanya  diambil  dengan  menggunakan  kuesioner  di  kelas  kontrol  kelas  VIII  D
dan  kelas  eksperimen  kelas  VIII  C,  peneliti  menguji  normalitas  distribusi  data  dari
81
masing-masing  tes  dari  kelas  tersebut.  Berikut  ini  adalah  hasil  pangujian  normalitas distribusi  data  tes  kemampuan  prasyarat  kelas  Kontrol  dan  eksperimen.  Perumusan
Hipotesis : Ho : Data nilai keaktifan menggunakan kuesioner kelas VIII C dan VIII D berasal dari
populasi yang  berdistribusi normal. H1 : Data nilai keaktifan menggunakan kuesioner kelas VIII C dan VIII D tidak berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam  penelitian  ini,  taraf  signifikasi  yang  digunakanadalah  =  0,05.  Dasar
pengambilan keputusan Santoso, 2012:69-70, berdasarkan angka probabilitas, dengan ketentuan sebagai berikut.
1.  Jika  probabilitas  atau  nilai  signifikasi  Asym.  Sig.  2-tailed  lebih    besar  sama dengan  dari  0,05,maka  H0  diterima,  H0  diterima  artinya  data  nilai  keaktifan  yang
diambil dengan menggunakan kuesioner kelas VIII C dan VIII D berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2. Jika probabilitas atau nilai  signifikasi  Asym. Sig. 2-tailed lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, H1 diterima artinya data nilai keaktifan yang diambil
dengan menggunakan kuesioner belajar kelas VIII C dan VIII D  berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan  hasil  analisis  dengan  menggunakan  SPSS  17  Lampiran  D.1.16 diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut.
82
Tabel 4.29 Hasil Analisis Normalitas Nilai Keaktifan dengan Kuesioner Kelas VIII C dan
VIII D dengan Analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
nilaikeaktifan N
24 Normal Parameters
a,,b
Mean -.0046
Std. Deviation .11178
Most Extreme Differences Absolute
.183 Positive
.127 Negative
-.183 Kolmogorov-Smirnov Z
.897 Asymp. Sig. 2-tailed
.397 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan  hasil  diatas  diperoleh  uji  normalitas  dengan  metode  kolmogorov smirnov adapun hasil pengujian diperoleh nilai z sebesar 0.897 dengan nilai signifikansi
0,397. Oleh karena nilai  signifikansi lebih besar dari pada alpha 0,397  0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data berdisitribusi normal.
2.3.2.2 Uji HomogenitasUji Variansi Nilai Keaktifan dengan Menggunakan Kuesioner Sebelum mengambil keputusan tentang pegujian uji beda, peneliti menguji apakah
variansi  kedua  populasi  sama  atau  tidak.  Pada  penelitian  ini,  kesamaan  variansi  diuji menggunakan  SPSS  17  dengan
Lavene’s  Test  for  Equality  of  Variance.  Berikut  ini adalah uji yang dilakukan. Perumusan Hipotesis :
H0  :  Kedua  variansi  populasi  sama  variansi  populasi  kelas  kontrol  dan  kelas eksperimen.
H1  :  Kedua  variansi  populasi  tidak  sama  variansi  populasi  kelas  kontrol  dan  kelas eksperimen.
Taraf signifikasi yang diambil dalam penelitian ini adalah 0,05. Penentuan kesimpulan untuk hipotesis di atas berdasarkan Santoso, 2002:245-246:
83
1. Jika probabilitas sig. lebih besar sama dengan dari 0,05, maka H0 diterima. 2. Jika probabilitas sig. lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak.
Berdasar  hasil  analisis  dengan  menggunakan  SPSS  17  Lampiran  D.1.17 diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut
Tabel 4.30 Hasil Analisis Uji HomogenitasUji Variansi Data Nilai Keaktifan dengan
Kuesioner Kelas VIII C dan Kelas VIII D dengan Analisis Lavene’s Test for
Equality of Variance
Independent Samples Test
Levenes  Test  for  Equality  of Variances
t-test  for  Equality of Means
F Sig.
T Nilai Keaktifan
Equal variances assumed .634
.430 .535
Equal variances not assumed .535
Berdasarkan  hasil  diatas  diperoleh  uji  homogenitas  dengan  metode  levene statistic adapun hasil pengujian diperoleh nilai F sebesar 0,634 dengan nilai signifikansi
0,430. Oleh karena nilai  signifikansi lebih besar dari  pada alpha 0,430  0,05, maka dapat  disimpulkan  bahwa  data  homogen  atau  berasal  dari  variansi  yang  sama.  Oleh
karena  itu  untuk  analisi  uji  selanjutnya  tetap  menggunakan  independent  sample  t-test dengan menggunakan pengujuan Equal variances not assumed.
2.3.2.3 Uji Beda Nilai Keaktifan Berdasarkan  uji  normalitas  hasil  nilai  keaktifan  dengan  kuesioner  kelas  Kontrol
dan  eksperimen  diketahui  hasil  nilai  keaktifan  dengan  kuesioner  kelas  Kontrol  dan eksperimen  berdistribusi  normal.  Berdasarkan  uji  homogenitasuji  variansi  hasil  nilai
keaktifan dengan kuisioner kelas Kontrol dan eksperimen dapat diketahui bahwa kedua
84
variansi sama. Karena data berdistribusi normal maka uji beda hasil tes prestasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dapat dilakukan uji-T dengan
kriteria  variansi  sama  dan  data  saling  bebas.  Uji  dilakukan  dengan  SPSS  17  yaitu  uji Independent  Sampel  T  Test.  Berikut  ini  adalah  hasil  uji  yang  dilakukan.  Perumusan
Hipotesis : H0  :  Tidak  terdapat  perbedaan  yang  signifikan  terhadap  hasil  nilai  keaktifan  dengan
kuesioner antara kelas VIII D kelas kontrol dan kelas VIII C kelas Eksperimen atau rata-rata hasil nilai keaktifan dengan kuesioner kelas eksperimen kelas VIII
D lebih rendah dibandingkan kelas kontrol kelas VIII C. H1 :  Rata-rata hasil nilai  keaktifan dengan kuesioner kelas  eksperimen  kelas VIII  D
lebih  tinggi  dibandingkan  kelas  kontrol  kelas  VIII  C  secara  signifikan.  Dapat dituliskan dalam simbol matematis:
Hₒ : � �  versus H1 : �
� Dalam penelitian ini, taraf signifikasi yang digunakan adalah α = 0,05. Penentuan
kesimpulan untuk hipotesis di atas berdasarkan: 1.  Jika  nilai  Sig.  2-
tailed  lebih  besar  dari  2α  maka  H0  diterima.  Ini  berarti,  tidak terdapat  perbedaan  yang  signifikan  terhadap  hasil  nilai  keaktifan  dengan  kuesioner
antara kelas VIII  D kelas kontrol dan kelas  VIII  C  kelas eksperimen  atau rata-rata hasil  nilai  keaktifan  dengan  kuesioner  kelas  eksperimen  kelas  VIII  D  lebih  rendah
dibandingkan kelas kontrol kelas VIII C. 2.  Jika  nilai  Sig.  2-
tailed  lebih  kecil  dari  2α  maka  H0  ditolak.  Ini  berarti  rata-rata hasil  nilai  keaktifan  dengan  kuesioner  kelas  eksperimen  kelas  VIII  C  lebih  tinggi
dibandingkan kelas kontrol kelas VIII D secara signifikan. Berdasarkan  hasil  analisis  dengan  menggunakan  SPSS  17  Lampiran    D.1.16
diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut
85
Tabel 4.31 Deskripsi Hasil Uji-T Uji Beda Data Nilai Keaktifan dengan Kuesioner Kelas
VIII D dan Kelas VIII C
Group Statistics
kelompok N
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean Nilai
keaktif an
kelasdelapanc 24
3.6462 .15093
.03081 kelasdelapand
24 3.6196
.19200 .03919
Berdasar  pada  tabel  5.9  diketahui  bahwa  jumlah  siswa  kelas  VIII  D  kelas kontrol  yang  mengikuti  tes  prestasi  sebanyak  23  siswa,  rata-rata  hasil  tes  adalah
63,565  dan  standar  deviasi  adalah  13,224.  Sedangkan,  untuk  kelas  VIII  C  kelas eksperimen  yang  mengikuti  tes  prestasi  belajar  sebanyak  24  siswa,  rata-rata  hasil  tes
adalah 81,083 dan standar deviasi adalah 8,433. Tabel 4.32
Hasil Uji-T Uji Beda Data Nilai Keaktifan dengan Kuesioner Kelas VIII C dan Kelas VIII D
Independent Samples Test
Levenes  Test  for Equality
of Variances
t-test for Equality of Means 95
Confidence Interval
of the
Difference F
Sig. T
Df Sig. 2-
tailed Mean
Differenc e
Std.  Error Differenc
e Lower
Upper Nilai Keaktifan
Equal variances
assumed .634
.430 .535
46 .595
.02667 .04985
-.07368 .12701
Equal variances
not assumed
.535 43.571
.595 .02667
.04985 -.07383
.12701
Berdasarkan  hasil  di  atas  diperoleh  uji  beda  dengan  menggunakan  independent sample  t-test.  Dari  hasil  di  atas  diperoleh  hasil  nilai  t  sebesar  0,535  dengan  nilai
signifikansi  0,595.  Oleh  karena  nilai  t  lebih  besar  dari  t  tabel  0,535    1,677    dan signifikansi  lebih  besar  dari  pada  alpha  0,595    0,05  maka  dapat  disimpulkan  tidak
86
terdapat  perbedaan.  Sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  nilai  keaktifan  dengan pengambilan data dengan menggunakan kuisioner tidak mengalami perbedaan mungkin
dikarenakan kuisioner diisi sendiri oleh siswa bukan melalui pengamatan.
D.Pembahasan
Dari  hasil  analisis  keaktifan  dapat  dilihat  pada  tabel  4.21  diketahui  bahwa keaktifan  dalam  model  pembelajaran  inkuiri  lebih  baik  dibandingkan  dengan  model
pembelajaran  konvensional.  Terlihat  bahwa  hasil  nilai  Z  sebesar  3,366  dengan  nilai signifikansi  0,001.  Oleh  signifikansi  lebih  kecil  dari  pada  alpha  0,001    0,05  maka
dapat  disimpulkan  terdapat  perbedaan.  Sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  kefektifan siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan. Artinya
metode  keaktifan  siswa  antara  kelompok    eksperimen  yang  diberikan  metode pembelajaran  inkuiri  lebih  tinggi  dibandingkan  kelompok  kontrol  dengan  metode
pembelajaran konvesional. Namun untuk hasil analisis keaktifan dengan menggunakan kuisioner hasilnya tidak  terdapat  perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
tabel  4.32,  dapat  dimungkinkan  karena  kuesioner  diisi  sendiri  oleh  siswa  bukan melalui  pengamatan  yang  selektif,  dimana  pada  pengamatan,  siswa  tersebut  benar-
benar  tidak  melakukan  aktivitas  ataupun  bertukar  pendapat  dengan  siswa  lain,  namun dlam  kuisioner  ia  menyatakan  bahwa  ia  ikut  ambil  bagian  dalam  pengerjaan  sebuah
masalahtugas. Dapat  dilihat  juga  hasil  analisis  tes  hasil  belajar  tabel  4.17  dapat  disimpulkan
bahwa  model  pembelajaran  inkuiri  juga  lebih  baik  dibandingkan  dengan  model pembelajaan  konvensional.  Terlihat  bahwa  hasil  uji  beda  tes  hasil  belajar  dengan
menggunakan  independent  sample  t-test  diperoleh  hasil  nilai  t  sebesar  5,389  dengan nilai signifikansi 0,000. Oleh karena nilai t lebih besar dari t tabel 5,389  1,679  dan
signifikansi lebih kecil dari pada alpha 0,000  0,05 maka dapat disimpulkan terdapat
87
perbedaan.  Sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  hasil  belajar  pada  saat  post  test mengalami  perbedaan  dimana  kelas  eksperimen  tes  hasil  belajarnya  lebih  tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol. Jadi,  dapat  disimpulkan  bahwa  hasil  belajar  dengan  model  pembelajaran  inkuiri
lebih  baik  dibandingkan  dengan  model  pembelajaran,  dan  keaktifan  siswa  dengan model pembelajaran inkuiri juga lebih baik  dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional.
E. Hambatan-hambatan yang Terjadi Saat Penelitian Berlangsung
Selama  penelitian  berlangsung  banyak  hambatan-hambatan  yang  dialami  oleh peneliti antara lain:
1.  Waktu  pelaksanaan  penelitian  mendekati  Ujian  Nasional  sehingga  banyak  waktu yang  digunakan  untuk  libur  bagi  kelas  VII  dan  VIII,  sehingga  pertemuan  di  dalam
kelas menjadi sangat terbatas. 2.  Peneliti tidak merekam  proses pembelajaran sehingga peneliti mengalami  kesulitan
untuk mendiskripsikan pembelajaran. 3.  Dalam  penelitian  ini  hanya  melibatkan  dua  observer  sehingga  peneliti  kesulitan
untuk mengobservasi pembelajaran yang sedang berlangsung. 4.  Guru lebih banyak meninggalkan kelas sehingga banyak waktu  yang terbuang, jadi
peneliti harus membantu menyelesaikan materi yang belum selesai dengan terburu- buru  karena  banyak  pertemuan  yang  kosong,  sehingga  masih  ada  beberapa  murid
yang belum menguasai materi.