74
perbedaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada saat tes hasil belajar mengalami perbedaan dimana kelas eksperimen hasil tes prestasi belajarnya lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol.
2.3 Pengujian Keaktifan Kelas Kontrol kelas VIII D dan Kelas Eksperimen kelas
VIII C
Pengujian ini akan menguji apakah keaktifan juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Dalam pembelajaran yang menggunakan Kurikulum 2013 nilai dari
keaktifan yang dimaksud sangat banyak dan berikut tabel dari nilai rata-rata kelas kontrol kelas VIII D dan kelas eksperimen kelas VIII C.
2.3.1 Pengujian Keaktifan Melalui Pengamatan Berikut data nilai rata-rata keaktifan kelas eksperimen Kelas VIII C dan kelas
kontrol Kelas VIII D. Tabel 4.22
Nilai Rata-rata Keaktifan Kelas Eksperimen Kelas VIII C
Kode Siswa Kelas
Nilai Keaktifan
S1 VIII C
3,67 S2
VIII C 4,00
S3 VIII C
4,00 S4
VIII C 3,67
S5 VIII C
4,00 S6
VIII C 3,67
S7 VIII C
2,33 S8
VIII C 3,67
S9 VIII C
2,33 S10
VIII C 2,67
S11 VIII C
3,67 S12
VIII C 2,67
S13 VIII C
3,67 S14
VIII C 3,67
S15 VIII C
2,67 S16
VIII C 3,67
S17 VIII C
2,67 S18
VIII C 3,67
S19 VIII C
2,33 S20
VIII C 2,00
S21 VIII C
2,67 S22
VIII C 2,33
75 S23
VIII C 2,67
S24 VIII C
2,67
Tabel 4.23 Nilai Rata-rata Keaktifan Kelas Kontrol Kelas VIII D
Kode Siswa Kelas
Nilai Keaktifan
S1 VIII D
3,00 S2
VIII D 3,67
S3 VIII D
3,00 S4
VIII D 2,00
S5 VIII D
3,00 S6
VIII D 3,67
S7 VIII D
4,00 S8
VIII D 2,67
S9 VIII D
4,00 S10
VIII D 2,00
S11 VIII D
4,00 S12
VIII D 3,00
S13 VIII D
3,00 S14
VIII D 4,00
S15 VIII D
3,00 S16
VIII D 3,00
S17 VIII D
3,00 S18
VIII D 4,00
S19 VIII D
4,00 S20
VIII D 3,00
S21 VIII D
3,00 S22
VIII D 2,00
S23 VIII D
3,00 S24
VIII D 3,00
76
Tabel 4.24 Data Hasil Rekap Nilai Keaktifan Melalui Pengamatan
Eksperiment
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Sangat Baik 21
87.5 87.5
87.5 Baik
2 8.3
8.3 95.8
Cukup 1
4.2 4.2
100.0 Total
24 100.0
100.0 Kontrol
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Sangat Baik 8
33.3 33.3
33.3 Baik
13 54.2
54.2 87.5
Cukup 3
12.5 12.5
100.0 Total
24 100.0
100.0
Dari data nilai keaktifan yang sudah didapatkan dapat dilihat bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal maka dari itu dilakukan uji beda dengan metode non
parametrik metode mann-whiteney test. Perumusan Hipotesis : H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil nilai keaktifan antara
kelas VIII D kelas kontrol dan kelas VIII C kelas Eksperimen atau rata-rata hasil nilai keaktifan kelas eksperimen kelas VIII D lebih rendah dibandingkan
kelas kontrol kelas VIII C. H1 : Rata-rata hasil nilai keaktifan kelas eksperimen kelas VIII D lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol kelas VIII C secara signifikan. Dapat dituliskan dalam simbol matematis:
Hₒ : � � versus H1 : �
� Dalam penelitian ini, taraf signifikasi yang digunakan adalah α = 0,05
Penentuan kesimpulan untuk hipotesis di atas berdasarkan: 1. Jika nilai Sig. 2-
tailed lebih besar sama dengan dari 2α maka H0 diterima. Ini berarti, tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil nilai keaktifan antara
77
kelas VIII D kelas kontrol dan kelas VIII C kelas eksperimen atau rata-rata hasil nilai keaktifan kelas eksperimen kelas VIII D lebih rendah dibandingkan kelas kontrol
kelas VIII C. 2. Jika nilai Sig. 2-
tailed lebih kecil dari 2α maka H0 ditolak. Ini berarti rata-rata hasil nilai keaktifan kelas eksperimen kelas VIII C lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol kelas VIII D secara signifikan. Berdasar hasil analisis dengan menggunakan SPSS 17 Lampiran D.1.12
diperoleh hasil uji sebagai berikut.
Tabel 4.25 Deskripsi Hasil Dengan Metode mann-whiteney testData Nilai Keaktifan Kelas VIII
D dan Kelas VIII C
Test Statistics
a
Keaktifan Mann-Whitney U
132.000 Wilcoxon W
432.000 Z
-3.366 Asymp. Sig. 2-tailed
.001 a. Grouping Variable: Kelompok
Berdasarkan hasil di atas diperoleh uji beda dengan menggunakan mann whitney U. Dari hasil di atas diperoleh hasil nilai Z sebesar 3,366 dengan nilai signifikansi
0,001. Oleh signifikansi lebih kecil dari pada alpha 0,001 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kefektifan siswa
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan. Artinya metode keaktifan siswa antara kelompok eksperimen yang diberikan metode pembelajaran
inkuiri lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol dengan metode pembelajaran konvesional.
78
2.3.2 Pengujian Keaktifan dengan Menggunakan Kuesioner Berikut data nilai rata-rata keaktifan kelas eksperimen Kelas VIII C dan kelas
kontrol Kelas VIII D Tabel 4.26
Nilai Rata-rata Keaktifan Kelas Eksperimen Kelas VIII C Menggunakan Kuesioner
Kode Siswa Kelas
Nilai Keaktifan
S1 VIII C
3.27 S2
VIII C 3,93
S3 VIII C
3,87 S4
VIII C 3,53
S5 VIII C
3,73 S6
VIII C 3,73
S7 VIII C
3,73 S8
VIII C 3,60
S9 VIII C
3,73 S10
VIII C 3,53
S11 VIII C
3,53 S12
VIII C 3,67
S13 VIII C
3,73 S14
VIII C 3,47
S15 VIII C
3,80 S16
VIII C 3,27
S17 VIII C
3,53 S18
VIII C 3,60
S19 VIII C
3,60 S20
VIII C 3,47
S21 VIII C
3,53 S22
VIII C 3,73
S23 VIII C
3,60 S24
VIII C 3,80
79
Tabel 4.27 Nilai Rata-rata Keaktifan Kelas Kontrol Kelas VIII D Menggunakan Kuesioner
Kode Siswa Kelas
Nilai Keaktifan
S1 VIII D
3,33 S2
VIII D 3,93
S3 VIII D
3,73 S4
VIII D 3,53
S5 VIII D
3,53 S6
VIII D 3,60
S7 VIII D
3,80 S8
VIII D 3,80
S9 VIII D
3,73 S10
VIII D 3,67
S11 VIII D
3,53 S12
VIII D 3,53
S13 VIII D
3,80 S14
VIII D 3,47
S15 VIII D
3,87 S16
VIII D 3,07
S17 VIII D
3,47 S18
VIII D 3,47
S19 VIII D
3,60 S20
VIII D 3,67
S21 VIII D
3,53 S22
VIII D 3,67
S23 VIII D
3,67 S24
VIII D 3,87
Berdasarkan data hasil nilai rata-rata keaktifan yang diambil dengan menggunakan kuesioner kelas kontrol dan eksperimen pada Tabel 4.26 dan Tabel 4.27
dapat kita uji hipotesis rata-rata hasil tes prestasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
80
Berdasarkan data hasil nilai rata-rata keaktifan yang diambil dengan menggunakan kuesioner kelas kontrol dan eksperimen pada Tabel 4.26 dan Tabel 4.27
dan penghitungan dengan program SPSS 17.0 Lampiran D.1.16 didapatkan data sebagai berikut.
Tabel 4.28 Data Hasil Nilai Rata-rata Keaktifan dengan Menggunakan Kuesioner
Group Statistics
Kelompok N
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean Nilai
keaktif an
kelasdelapanc 24
3.6462 .15093
.03081 kelasdelapand
24 3.6196
.19200 .03919
Dari data hasil rekap nilai keaktifan, diketahui ukuran sampel dari kelas kontrol VIII D adalah 24 siswa, rata-rata hasil nilai rata-rata keaktifan yang diambil dengan
menggunakan kuesioner adalah 3,6196 dan simpangan bakunya adalah 0,19200. Ukuran sampel kelas eksperimen VIII C adalah 24, rata-rata hasil tes prestasi belajar
adalah 3,6462 dan simpangan bakunya adalah 0,15093. Untuk menguji hipotesis rata-rata keaktifan yang diambil dengan menggunakan
kuesioner kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol digunakan uji-T. Karena statistik uji yang digunakan adalah uji-T, maka syaratnya adalah data harus dari
populasi yang berdistribusi normal dan diketahui variansinya sama atau tidak. Untuk itu dilakukan serangkaian uji sebagai berikut.
2.3.2.1 Uji Normalitas Keaktifan dengan Kuesioner Uji normalitas dilakukan dengan program SPSS Statistics 17.0. Uji yang digunakan
adalah uji One-Sample Kolmogorov Smirnov Test. Dari data nilai rata-rata keaktifan yang datanya diambil dengan menggunakan kuesioner di kelas kontrol kelas VIII D
dan kelas eksperimen kelas VIII C, peneliti menguji normalitas distribusi data dari
81
masing-masing tes dari kelas tersebut. Berikut ini adalah hasil pangujian normalitas distribusi data tes kemampuan prasyarat kelas Kontrol dan eksperimen. Perumusan
Hipotesis : Ho : Data nilai keaktifan menggunakan kuesioner kelas VIII C dan VIII D berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. H1 : Data nilai keaktifan menggunakan kuesioner kelas VIII C dan VIII D tidak berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini, taraf signifikasi yang digunakanadalah = 0,05. Dasar
pengambilan keputusan Santoso, 2012:69-70, berdasarkan angka probabilitas, dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Jika probabilitas atau nilai signifikasi Asym. Sig. 2-tailed lebih besar sama dengan dari 0,05,maka H0 diterima, H0 diterima artinya data nilai keaktifan yang
diambil dengan menggunakan kuesioner kelas VIII C dan VIII D berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2. Jika probabilitas atau nilai signifikasi Asym. Sig. 2-tailed lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, H1 diterima artinya data nilai keaktifan yang diambil
dengan menggunakan kuesioner belajar kelas VIII C dan VIII D berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 17 Lampiran D.1.16 diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut.
82
Tabel 4.29 Hasil Analisis Normalitas Nilai Keaktifan dengan Kuesioner Kelas VIII C dan
VIII D dengan Analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
nilaikeaktifan N
24 Normal Parameters
a,,b
Mean -.0046
Std. Deviation .11178
Most Extreme Differences Absolute
.183 Positive
.127 Negative
-.183 Kolmogorov-Smirnov Z
.897 Asymp. Sig. 2-tailed
.397 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil diatas diperoleh uji normalitas dengan metode kolmogorov smirnov adapun hasil pengujian diperoleh nilai z sebesar 0.897 dengan nilai signifikansi
0,397. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari pada alpha 0,397 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data berdisitribusi normal.
2.3.2.2 Uji HomogenitasUji Variansi Nilai Keaktifan dengan Menggunakan Kuesioner Sebelum mengambil keputusan tentang pegujian uji beda, peneliti menguji apakah
variansi kedua populasi sama atau tidak. Pada penelitian ini, kesamaan variansi diuji menggunakan SPSS 17 dengan
Lavene’s Test for Equality of Variance. Berikut ini adalah uji yang dilakukan. Perumusan Hipotesis :
H0 : Kedua variansi populasi sama variansi populasi kelas kontrol dan kelas eksperimen.
H1 : Kedua variansi populasi tidak sama variansi populasi kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Taraf signifikasi yang diambil dalam penelitian ini adalah 0,05. Penentuan kesimpulan untuk hipotesis di atas berdasarkan Santoso, 2002:245-246:
83
1. Jika probabilitas sig. lebih besar sama dengan dari 0,05, maka H0 diterima. 2. Jika probabilitas sig. lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak.
Berdasar hasil analisis dengan menggunakan SPSS 17 Lampiran D.1.17 diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut
Tabel 4.30 Hasil Analisis Uji HomogenitasUji Variansi Data Nilai Keaktifan dengan
Kuesioner Kelas VIII C dan Kelas VIII D dengan Analisis Lavene’s Test for
Equality of Variance
Independent Samples Test
Levenes Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig.
T Nilai Keaktifan
Equal variances assumed .634
.430 .535
Equal variances not assumed .535
Berdasarkan hasil diatas diperoleh uji homogenitas dengan metode levene statistic adapun hasil pengujian diperoleh nilai F sebesar 0,634 dengan nilai signifikansi
0,430. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari pada alpha 0,430 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data homogen atau berasal dari variansi yang sama. Oleh
karena itu untuk analisi uji selanjutnya tetap menggunakan independent sample t-test dengan menggunakan pengujuan Equal variances not assumed.
2.3.2.3 Uji Beda Nilai Keaktifan Berdasarkan uji normalitas hasil nilai keaktifan dengan kuesioner kelas Kontrol
dan eksperimen diketahui hasil nilai keaktifan dengan kuesioner kelas Kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. Berdasarkan uji homogenitasuji variansi hasil nilai
keaktifan dengan kuisioner kelas Kontrol dan eksperimen dapat diketahui bahwa kedua
84
variansi sama. Karena data berdistribusi normal maka uji beda hasil tes prestasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dapat dilakukan uji-T dengan
kriteria variansi sama dan data saling bebas. Uji dilakukan dengan SPSS 17 yaitu uji Independent Sampel T Test. Berikut ini adalah hasil uji yang dilakukan. Perumusan
Hipotesis : H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil nilai keaktifan dengan
kuesioner antara kelas VIII D kelas kontrol dan kelas VIII C kelas Eksperimen atau rata-rata hasil nilai keaktifan dengan kuesioner kelas eksperimen kelas VIII
D lebih rendah dibandingkan kelas kontrol kelas VIII C. H1 : Rata-rata hasil nilai keaktifan dengan kuesioner kelas eksperimen kelas VIII D
lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol kelas VIII C secara signifikan. Dapat dituliskan dalam simbol matematis:
Hₒ : � � versus H1 : �
� Dalam penelitian ini, taraf signifikasi yang digunakan adalah α = 0,05. Penentuan
kesimpulan untuk hipotesis di atas berdasarkan: 1. Jika nilai Sig. 2-
tailed lebih besar dari 2α maka H0 diterima. Ini berarti, tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil nilai keaktifan dengan kuesioner
antara kelas VIII D kelas kontrol dan kelas VIII C kelas eksperimen atau rata-rata hasil nilai keaktifan dengan kuesioner kelas eksperimen kelas VIII D lebih rendah
dibandingkan kelas kontrol kelas VIII C. 2. Jika nilai Sig. 2-
tailed lebih kecil dari 2α maka H0 ditolak. Ini berarti rata-rata hasil nilai keaktifan dengan kuesioner kelas eksperimen kelas VIII C lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol kelas VIII D secara signifikan. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 17 Lampiran D.1.16
diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut
85
Tabel 4.31 Deskripsi Hasil Uji-T Uji Beda Data Nilai Keaktifan dengan Kuesioner Kelas
VIII D dan Kelas VIII C
Group Statistics
kelompok N
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean Nilai
keaktif an
kelasdelapanc 24
3.6462 .15093
.03081 kelasdelapand
24 3.6196
.19200 .03919
Berdasar pada tabel 5.9 diketahui bahwa jumlah siswa kelas VIII D kelas kontrol yang mengikuti tes prestasi sebanyak 23 siswa, rata-rata hasil tes adalah
63,565 dan standar deviasi adalah 13,224. Sedangkan, untuk kelas VIII C kelas eksperimen yang mengikuti tes prestasi belajar sebanyak 24 siswa, rata-rata hasil tes
adalah 81,083 dan standar deviasi adalah 8,433. Tabel 4.32
Hasil Uji-T Uji Beda Data Nilai Keaktifan dengan Kuesioner Kelas VIII C dan Kelas VIII D
Independent Samples Test
Levenes Test for Equality
of Variances
t-test for Equality of Means 95
Confidence Interval
of the
Difference F
Sig. T
Df Sig. 2-
tailed Mean
Differenc e
Std. Error Differenc
e Lower
Upper Nilai Keaktifan
Equal variances
assumed .634
.430 .535
46 .595
.02667 .04985
-.07368 .12701
Equal variances
not assumed
.535 43.571
.595 .02667
.04985 -.07383
.12701
Berdasarkan hasil di atas diperoleh uji beda dengan menggunakan independent sample t-test. Dari hasil di atas diperoleh hasil nilai t sebesar 0,535 dengan nilai
signifikansi 0,595. Oleh karena nilai t lebih besar dari t tabel 0,535 1,677 dan signifikansi lebih besar dari pada alpha 0,595 0,05 maka dapat disimpulkan tidak
86
terdapat perbedaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai keaktifan dengan pengambilan data dengan menggunakan kuisioner tidak mengalami perbedaan mungkin
dikarenakan kuisioner diisi sendiri oleh siswa bukan melalui pengamatan.
D.Pembahasan
Dari hasil analisis keaktifan dapat dilihat pada tabel 4.21 diketahui bahwa keaktifan dalam model pembelajaran inkuiri lebih baik dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional. Terlihat bahwa hasil nilai Z sebesar 3,366 dengan nilai signifikansi 0,001. Oleh signifikansi lebih kecil dari pada alpha 0,001 0,05 maka
dapat disimpulkan terdapat perbedaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kefektifan siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan. Artinya
metode keaktifan siswa antara kelompok eksperimen yang diberikan metode pembelajaran inkuiri lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol dengan metode
pembelajaran konvesional. Namun untuk hasil analisis keaktifan dengan menggunakan kuisioner hasilnya tidak terdapat perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
tabel 4.32, dapat dimungkinkan karena kuesioner diisi sendiri oleh siswa bukan melalui pengamatan yang selektif, dimana pada pengamatan, siswa tersebut benar-
benar tidak melakukan aktivitas ataupun bertukar pendapat dengan siswa lain, namun dlam kuisioner ia menyatakan bahwa ia ikut ambil bagian dalam pengerjaan sebuah
masalahtugas. Dapat dilihat juga hasil analisis tes hasil belajar tabel 4.17 dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran inkuiri juga lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaan konvensional. Terlihat bahwa hasil uji beda tes hasil belajar dengan
menggunakan independent sample t-test diperoleh hasil nilai t sebesar 5,389 dengan nilai signifikansi 0,000. Oleh karena nilai t lebih besar dari t tabel 5,389 1,679 dan
signifikansi lebih kecil dari pada alpha 0,000 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat
87
perbedaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada saat post test mengalami perbedaan dimana kelas eksperimen tes hasil belajarnya lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dengan model pembelajaran inkuiri
lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran, dan keaktifan siswa dengan model pembelajaran inkuiri juga lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional.
E. Hambatan-hambatan yang Terjadi Saat Penelitian Berlangsung
Selama penelitian berlangsung banyak hambatan-hambatan yang dialami oleh peneliti antara lain:
1. Waktu pelaksanaan penelitian mendekati Ujian Nasional sehingga banyak waktu yang digunakan untuk libur bagi kelas VII dan VIII, sehingga pertemuan di dalam
kelas menjadi sangat terbatas. 2. Peneliti tidak merekam proses pembelajaran sehingga peneliti mengalami kesulitan
untuk mendiskripsikan pembelajaran. 3. Dalam penelitian ini hanya melibatkan dua observer sehingga peneliti kesulitan
untuk mengobservasi pembelajaran yang sedang berlangsung. 4. Guru lebih banyak meninggalkan kelas sehingga banyak waktu yang terbuang, jadi
peneliti harus membantu menyelesaikan materi yang belum selesai dengan terburu- buru karena banyak pertemuan yang kosong, sehingga masih ada beberapa murid
yang belum menguasai materi.