Pengujian Keaktifan Kelas Kontrol kelas VIII D dan Kelas Eksperimen kelas

74 perbedaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada saat tes hasil belajar mengalami perbedaan dimana kelas eksperimen hasil tes prestasi belajarnya lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

2.3 Pengujian Keaktifan Kelas Kontrol kelas VIII D dan Kelas Eksperimen kelas

VIII C Pengujian ini akan menguji apakah keaktifan juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Dalam pembelajaran yang menggunakan Kurikulum 2013 nilai dari keaktifan yang dimaksud sangat banyak dan berikut tabel dari nilai rata-rata kelas kontrol kelas VIII D dan kelas eksperimen kelas VIII C. 2.3.1 Pengujian Keaktifan Melalui Pengamatan Berikut data nilai rata-rata keaktifan kelas eksperimen Kelas VIII C dan kelas kontrol Kelas VIII D. Tabel 4.22 Nilai Rata-rata Keaktifan Kelas Eksperimen Kelas VIII C Kode Siswa Kelas Nilai Keaktifan S1 VIII C 3,67 S2 VIII C 4,00 S3 VIII C 4,00 S4 VIII C 3,67 S5 VIII C 4,00 S6 VIII C 3,67 S7 VIII C 2,33 S8 VIII C 3,67 S9 VIII C 2,33 S10 VIII C 2,67 S11 VIII C 3,67 S12 VIII C 2,67 S13 VIII C 3,67 S14 VIII C 3,67 S15 VIII C 2,67 S16 VIII C 3,67 S17 VIII C 2,67 S18 VIII C 3,67 S19 VIII C 2,33 S20 VIII C 2,00 S21 VIII C 2,67 S22 VIII C 2,33 75 S23 VIII C 2,67 S24 VIII C 2,67 Tabel 4.23 Nilai Rata-rata Keaktifan Kelas Kontrol Kelas VIII D Kode Siswa Kelas Nilai Keaktifan S1 VIII D 3,00 S2 VIII D 3,67 S3 VIII D 3,00 S4 VIII D 2,00 S5 VIII D 3,00 S6 VIII D 3,67 S7 VIII D 4,00 S8 VIII D 2,67 S9 VIII D 4,00 S10 VIII D 2,00 S11 VIII D 4,00 S12 VIII D 3,00 S13 VIII D 3,00 S14 VIII D 4,00 S15 VIII D 3,00 S16 VIII D 3,00 S17 VIII D 3,00 S18 VIII D 4,00 S19 VIII D 4,00 S20 VIII D 3,00 S21 VIII D 3,00 S22 VIII D 2,00 S23 VIII D 3,00 S24 VIII D 3,00 76 Tabel 4.24 Data Hasil Rekap Nilai Keaktifan Melalui Pengamatan Eksperiment Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Baik 21 87.5 87.5 87.5 Baik 2 8.3 8.3 95.8 Cukup 1 4.2 4.2 100.0 Total 24 100.0 100.0 Kontrol Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Baik 8 33.3 33.3 33.3 Baik 13 54.2 54.2 87.5 Cukup 3 12.5 12.5 100.0 Total 24 100.0 100.0 Dari data nilai keaktifan yang sudah didapatkan dapat dilihat bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal maka dari itu dilakukan uji beda dengan metode non parametrik metode mann-whiteney test. Perumusan Hipotesis : H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil nilai keaktifan antara kelas VIII D kelas kontrol dan kelas VIII C kelas Eksperimen atau rata-rata hasil nilai keaktifan kelas eksperimen kelas VIII D lebih rendah dibandingkan kelas kontrol kelas VIII C. H1 : Rata-rata hasil nilai keaktifan kelas eksperimen kelas VIII D lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol kelas VIII C secara signifikan. Dapat dituliskan dalam simbol matematis: Hₒ : � � versus H1 : � � Dalam penelitian ini, taraf signifikasi yang digunakan adalah α = 0,05 Penentuan kesimpulan untuk hipotesis di atas berdasarkan: 1. Jika nilai Sig. 2- tailed lebih besar sama dengan dari 2α maka H0 diterima. Ini berarti, tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil nilai keaktifan antara 77 kelas VIII D kelas kontrol dan kelas VIII C kelas eksperimen atau rata-rata hasil nilai keaktifan kelas eksperimen kelas VIII D lebih rendah dibandingkan kelas kontrol kelas VIII C. 2. Jika nilai Sig. 2- tailed lebih kecil dari 2α maka H0 ditolak. Ini berarti rata-rata hasil nilai keaktifan kelas eksperimen kelas VIII C lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol kelas VIII D secara signifikan. Berdasar hasil analisis dengan menggunakan SPSS 17 Lampiran D.1.12 diperoleh hasil uji sebagai berikut. Tabel 4.25 Deskripsi Hasil Dengan Metode mann-whiteney testData Nilai Keaktifan Kelas VIII D dan Kelas VIII C Test Statistics a Keaktifan Mann-Whitney U 132.000 Wilcoxon W 432.000 Z -3.366 Asymp. Sig. 2-tailed .001 a. Grouping Variable: Kelompok Berdasarkan hasil di atas diperoleh uji beda dengan menggunakan mann whitney U. Dari hasil di atas diperoleh hasil nilai Z sebesar 3,366 dengan nilai signifikansi 0,001. Oleh signifikansi lebih kecil dari pada alpha 0,001 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kefektifan siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan. Artinya metode keaktifan siswa antara kelompok eksperimen yang diberikan metode pembelajaran inkuiri lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol dengan metode pembelajaran konvesional. 78 2.3.2 Pengujian Keaktifan dengan Menggunakan Kuesioner Berikut data nilai rata-rata keaktifan kelas eksperimen Kelas VIII C dan kelas kontrol Kelas VIII D Tabel 4.26 Nilai Rata-rata Keaktifan Kelas Eksperimen Kelas VIII C Menggunakan Kuesioner Kode Siswa Kelas Nilai Keaktifan S1 VIII C 3.27 S2 VIII C 3,93 S3 VIII C 3,87 S4 VIII C 3,53 S5 VIII C 3,73 S6 VIII C 3,73 S7 VIII C 3,73 S8 VIII C 3,60 S9 VIII C 3,73 S10 VIII C 3,53 S11 VIII C 3,53 S12 VIII C 3,67 S13 VIII C 3,73 S14 VIII C 3,47 S15 VIII C 3,80 S16 VIII C 3,27 S17 VIII C 3,53 S18 VIII C 3,60 S19 VIII C 3,60 S20 VIII C 3,47 S21 VIII C 3,53 S22 VIII C 3,73 S23 VIII C 3,60 S24 VIII C 3,80 79 Tabel 4.27 Nilai Rata-rata Keaktifan Kelas Kontrol Kelas VIII D Menggunakan Kuesioner Kode Siswa Kelas Nilai Keaktifan S1 VIII D 3,33 S2 VIII D 3,93 S3 VIII D 3,73 S4 VIII D 3,53 S5 VIII D 3,53 S6 VIII D 3,60 S7 VIII D 3,80 S8 VIII D 3,80 S9 VIII D 3,73 S10 VIII D 3,67 S11 VIII D 3,53 S12 VIII D 3,53 S13 VIII D 3,80 S14 VIII D 3,47 S15 VIII D 3,87 S16 VIII D 3,07 S17 VIII D 3,47 S18 VIII D 3,47 S19 VIII D 3,60 S20 VIII D 3,67 S21 VIII D 3,53 S22 VIII D 3,67 S23 VIII D 3,67 S24 VIII D 3,87 Berdasarkan data hasil nilai rata-rata keaktifan yang diambil dengan menggunakan kuesioner kelas kontrol dan eksperimen pada Tabel 4.26 dan Tabel 4.27 dapat kita uji hipotesis rata-rata hasil tes prestasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. 80 Berdasarkan data hasil nilai rata-rata keaktifan yang diambil dengan menggunakan kuesioner kelas kontrol dan eksperimen pada Tabel 4.26 dan Tabel 4.27 dan penghitungan dengan program SPSS 17.0 Lampiran D.1.16 didapatkan data sebagai berikut. Tabel 4.28 Data Hasil Nilai Rata-rata Keaktifan dengan Menggunakan Kuesioner Group Statistics Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Nilai keaktif an kelasdelapanc 24 3.6462 .15093 .03081 kelasdelapand 24 3.6196 .19200 .03919 Dari data hasil rekap nilai keaktifan, diketahui ukuran sampel dari kelas kontrol VIII D adalah 24 siswa, rata-rata hasil nilai rata-rata keaktifan yang diambil dengan menggunakan kuesioner adalah 3,6196 dan simpangan bakunya adalah 0,19200. Ukuran sampel kelas eksperimen VIII C adalah 24, rata-rata hasil tes prestasi belajar adalah 3,6462 dan simpangan bakunya adalah 0,15093. Untuk menguji hipotesis rata-rata keaktifan yang diambil dengan menggunakan kuesioner kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol digunakan uji-T. Karena statistik uji yang digunakan adalah uji-T, maka syaratnya adalah data harus dari populasi yang berdistribusi normal dan diketahui variansinya sama atau tidak. Untuk itu dilakukan serangkaian uji sebagai berikut. 2.3.2.1 Uji Normalitas Keaktifan dengan Kuesioner Uji normalitas dilakukan dengan program SPSS Statistics 17.0. Uji yang digunakan adalah uji One-Sample Kolmogorov Smirnov Test. Dari data nilai rata-rata keaktifan yang datanya diambil dengan menggunakan kuesioner di kelas kontrol kelas VIII D dan kelas eksperimen kelas VIII C, peneliti menguji normalitas distribusi data dari 81 masing-masing tes dari kelas tersebut. Berikut ini adalah hasil pangujian normalitas distribusi data tes kemampuan prasyarat kelas Kontrol dan eksperimen. Perumusan Hipotesis : Ho : Data nilai keaktifan menggunakan kuesioner kelas VIII C dan VIII D berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1 : Data nilai keaktifan menggunakan kuesioner kelas VIII C dan VIII D tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini, taraf signifikasi yang digunakanadalah = 0,05. Dasar pengambilan keputusan Santoso, 2012:69-70, berdasarkan angka probabilitas, dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Jika probabilitas atau nilai signifikasi Asym. Sig. 2-tailed lebih besar sama dengan dari 0,05,maka H0 diterima, H0 diterima artinya data nilai keaktifan yang diambil dengan menggunakan kuesioner kelas VIII C dan VIII D berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2. Jika probabilitas atau nilai signifikasi Asym. Sig. 2-tailed lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, H1 diterima artinya data nilai keaktifan yang diambil dengan menggunakan kuesioner belajar kelas VIII C dan VIII D berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 17 Lampiran D.1.16 diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut. 82 Tabel 4.29 Hasil Analisis Normalitas Nilai Keaktifan dengan Kuesioner Kelas VIII C dan VIII D dengan Analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test nilaikeaktifan N 24 Normal Parameters a,,b Mean -.0046 Std. Deviation .11178 Most Extreme Differences Absolute .183 Positive .127 Negative -.183 Kolmogorov-Smirnov Z .897 Asymp. Sig. 2-tailed .397 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Berdasarkan hasil diatas diperoleh uji normalitas dengan metode kolmogorov smirnov adapun hasil pengujian diperoleh nilai z sebesar 0.897 dengan nilai signifikansi 0,397. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari pada alpha 0,397 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data berdisitribusi normal. 2.3.2.2 Uji HomogenitasUji Variansi Nilai Keaktifan dengan Menggunakan Kuesioner Sebelum mengambil keputusan tentang pegujian uji beda, peneliti menguji apakah variansi kedua populasi sama atau tidak. Pada penelitian ini, kesamaan variansi diuji menggunakan SPSS 17 dengan Lavene’s Test for Equality of Variance. Berikut ini adalah uji yang dilakukan. Perumusan Hipotesis : H0 : Kedua variansi populasi sama variansi populasi kelas kontrol dan kelas eksperimen. H1 : Kedua variansi populasi tidak sama variansi populasi kelas kontrol dan kelas eksperimen. Taraf signifikasi yang diambil dalam penelitian ini adalah 0,05. Penentuan kesimpulan untuk hipotesis di atas berdasarkan Santoso, 2002:245-246: 83 1. Jika probabilitas sig. lebih besar sama dengan dari 0,05, maka H0 diterima. 2. Jika probabilitas sig. lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak. Berdasar hasil analisis dengan menggunakan SPSS 17 Lampiran D.1.17 diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut Tabel 4.30 Hasil Analisis Uji HomogenitasUji Variansi Data Nilai Keaktifan dengan Kuesioner Kelas VIII C dan Kelas VIII D dengan Analisis Lavene’s Test for Equality of Variance Independent Samples Test Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. T Nilai Keaktifan Equal variances assumed .634 .430 .535 Equal variances not assumed .535 Berdasarkan hasil diatas diperoleh uji homogenitas dengan metode levene statistic adapun hasil pengujian diperoleh nilai F sebesar 0,634 dengan nilai signifikansi 0,430. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari pada alpha 0,430 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data homogen atau berasal dari variansi yang sama. Oleh karena itu untuk analisi uji selanjutnya tetap menggunakan independent sample t-test dengan menggunakan pengujuan Equal variances not assumed. 2.3.2.3 Uji Beda Nilai Keaktifan Berdasarkan uji normalitas hasil nilai keaktifan dengan kuesioner kelas Kontrol dan eksperimen diketahui hasil nilai keaktifan dengan kuesioner kelas Kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. Berdasarkan uji homogenitasuji variansi hasil nilai keaktifan dengan kuisioner kelas Kontrol dan eksperimen dapat diketahui bahwa kedua 84 variansi sama. Karena data berdistribusi normal maka uji beda hasil tes prestasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dapat dilakukan uji-T dengan kriteria variansi sama dan data saling bebas. Uji dilakukan dengan SPSS 17 yaitu uji Independent Sampel T Test. Berikut ini adalah hasil uji yang dilakukan. Perumusan Hipotesis : H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil nilai keaktifan dengan kuesioner antara kelas VIII D kelas kontrol dan kelas VIII C kelas Eksperimen atau rata-rata hasil nilai keaktifan dengan kuesioner kelas eksperimen kelas VIII D lebih rendah dibandingkan kelas kontrol kelas VIII C. H1 : Rata-rata hasil nilai keaktifan dengan kuesioner kelas eksperimen kelas VIII D lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol kelas VIII C secara signifikan. Dapat dituliskan dalam simbol matematis: Hₒ : � � versus H1 : � � Dalam penelitian ini, taraf signifikasi yang digunakan adalah α = 0,05. Penentuan kesimpulan untuk hipotesis di atas berdasarkan: 1. Jika nilai Sig. 2- tailed lebih besar dari 2α maka H0 diterima. Ini berarti, tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil nilai keaktifan dengan kuesioner antara kelas VIII D kelas kontrol dan kelas VIII C kelas eksperimen atau rata-rata hasil nilai keaktifan dengan kuesioner kelas eksperimen kelas VIII D lebih rendah dibandingkan kelas kontrol kelas VIII C. 2. Jika nilai Sig. 2- tailed lebih kecil dari 2α maka H0 ditolak. Ini berarti rata-rata hasil nilai keaktifan dengan kuesioner kelas eksperimen kelas VIII C lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol kelas VIII D secara signifikan. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 17 Lampiran D.1.16 diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut 85 Tabel 4.31 Deskripsi Hasil Uji-T Uji Beda Data Nilai Keaktifan dengan Kuesioner Kelas VIII D dan Kelas VIII C Group Statistics kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Nilai keaktif an kelasdelapanc 24 3.6462 .15093 .03081 kelasdelapand 24 3.6196 .19200 .03919 Berdasar pada tabel 5.9 diketahui bahwa jumlah siswa kelas VIII D kelas kontrol yang mengikuti tes prestasi sebanyak 23 siswa, rata-rata hasil tes adalah 63,565 dan standar deviasi adalah 13,224. Sedangkan, untuk kelas VIII C kelas eksperimen yang mengikuti tes prestasi belajar sebanyak 24 siswa, rata-rata hasil tes adalah 81,083 dan standar deviasi adalah 8,433. Tabel 4.32 Hasil Uji-T Uji Beda Data Nilai Keaktifan dengan Kuesioner Kelas VIII C dan Kelas VIII D Independent Samples Test Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95 Confidence Interval of the Difference F Sig. T Df Sig. 2- tailed Mean Differenc e Std. Error Differenc e Lower Upper Nilai Keaktifan Equal variances assumed .634 .430 .535 46 .595 .02667 .04985 -.07368 .12701 Equal variances not assumed .535 43.571 .595 .02667 .04985 -.07383 .12701 Berdasarkan hasil di atas diperoleh uji beda dengan menggunakan independent sample t-test. Dari hasil di atas diperoleh hasil nilai t sebesar 0,535 dengan nilai signifikansi 0,595. Oleh karena nilai t lebih besar dari t tabel 0,535 1,677 dan signifikansi lebih besar dari pada alpha 0,595 0,05 maka dapat disimpulkan tidak 86 terdapat perbedaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai keaktifan dengan pengambilan data dengan menggunakan kuisioner tidak mengalami perbedaan mungkin dikarenakan kuisioner diisi sendiri oleh siswa bukan melalui pengamatan. D.Pembahasan Dari hasil analisis keaktifan dapat dilihat pada tabel 4.21 diketahui bahwa keaktifan dalam model pembelajaran inkuiri lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Terlihat bahwa hasil nilai Z sebesar 3,366 dengan nilai signifikansi 0,001. Oleh signifikansi lebih kecil dari pada alpha 0,001 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kefektifan siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan. Artinya metode keaktifan siswa antara kelompok eksperimen yang diberikan metode pembelajaran inkuiri lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol dengan metode pembelajaran konvesional. Namun untuk hasil analisis keaktifan dengan menggunakan kuisioner hasilnya tidak terdapat perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen tabel 4.32, dapat dimungkinkan karena kuesioner diisi sendiri oleh siswa bukan melalui pengamatan yang selektif, dimana pada pengamatan, siswa tersebut benar- benar tidak melakukan aktivitas ataupun bertukar pendapat dengan siswa lain, namun dlam kuisioner ia menyatakan bahwa ia ikut ambil bagian dalam pengerjaan sebuah masalahtugas. Dapat dilihat juga hasil analisis tes hasil belajar tabel 4.17 dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri juga lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaan konvensional. Terlihat bahwa hasil uji beda tes hasil belajar dengan menggunakan independent sample t-test diperoleh hasil nilai t sebesar 5,389 dengan nilai signifikansi 0,000. Oleh karena nilai t lebih besar dari t tabel 5,389 1,679 dan signifikansi lebih kecil dari pada alpha 0,000 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat 87 perbedaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada saat post test mengalami perbedaan dimana kelas eksperimen tes hasil belajarnya lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dengan model pembelajaran inkuiri lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran, dan keaktifan siswa dengan model pembelajaran inkuiri juga lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

E. Hambatan-hambatan yang Terjadi Saat Penelitian Berlangsung

Selama penelitian berlangsung banyak hambatan-hambatan yang dialami oleh peneliti antara lain: 1. Waktu pelaksanaan penelitian mendekati Ujian Nasional sehingga banyak waktu yang digunakan untuk libur bagi kelas VII dan VIII, sehingga pertemuan di dalam kelas menjadi sangat terbatas. 2. Peneliti tidak merekam proses pembelajaran sehingga peneliti mengalami kesulitan untuk mendiskripsikan pembelajaran. 3. Dalam penelitian ini hanya melibatkan dua observer sehingga peneliti kesulitan untuk mengobservasi pembelajaran yang sedang berlangsung. 4. Guru lebih banyak meninggalkan kelas sehingga banyak waktu yang terbuang, jadi peneliti harus membantu menyelesaikan materi yang belum selesai dengan terburu- buru karena banyak pertemuan yang kosong, sehingga masih ada beberapa murid yang belum menguasai materi.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) terhadap hasil belajar siswa Pada materi litosfer

6 18 182

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (studi eksperimen) - Digital Library IAIN

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (st

0 0 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran

0 0 23

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. PEMBAHASAN - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2

0 0 24

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 12

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 21

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 48