Guru merencanakan melakukan pembelajaran pada dua indikator tersebut selama tiga pertemuan yaitu menggunakan enam
jam pelajaran, dalam pembelajaran ini tujuan yang ingin guru capai adalah siswa diharapkan dapat menentukan koefisien, variabel, suku,
kuadrat, menerapkan tambah, kurang kali dan bagi pada operasi bentuk aljabar. Selama melakukan pembelajaran metode yang guru
gunakan adalah tanya jawab, diskusi, penemuan dan demonstrasi. Setiap pertemuan guru selalu merencanakan pembelajaran
yang dibagi dalam tiga bagian yaitu pembukaan yang berisi pemberian apersepsi dan motifasi,bagian inti yang berisi penjelasan singkat guru
mengenai materi yang sedang dibahas dan melakukan tanya jawab disertai diskusi kelompok dan yang terakhir adalah bagian penutupan
yang berisi penarikan kesimpulan dan penguatan dengan memberikan tugas.
b. Analisis pelaksanaan Pembelajaran
Dalam setiap pertemuan guru selalu memulai dengan menyapa siswa dan mengkondisikan kelas. Guru selalu memberikan waktu tiga
menit di awal pertemuan, hal ini guru maksudkan agar ketika pembelajaran berlangsung tidak ada siswa yang ijin ke kamar mandi
atau ada yang ijin minum, guru merasa hal – hal tersebut dapat
menganggu konsetrasi siswa ketika menerima materi.
Guru akan memulai pelajaran jika dirasa anak – anak telah siap
menerima pelajara.Dalam menyampaikan materi guru selalu memulai dengan memberikan apersepsi, seperti mengigatkan kembali mengenai
materi yang dulu telah siswa pelajari, guru juga berusaha memberikan gambara singkat yang sering terjadi dalam kehidupan sehari
– hari yang berhubungan denga materi.
Guru sangat memperhatikan pemahaman setiap siswa, hal ini terlihat ketika guru sering memberikan pertanyaan kepada siswa satu
persatu sebagai usaha guru memberikan penguatan pada siswa secara langsung. Pada setiap pertemuan agar siswa lebih paham guru
memberikan soal latihan, guru selalu membuat soal sebanyak siswa yang ada di dalam kelas dan soal yang di buat ditujukan pada siswa
– siswa tertentu, soal akan disesuaikan dengan kemampuan perindividu.
Kepada siswa yang berkebutuhan khusus guru selalu memberikan soal yang memiliki tingkat kesulitan yang lebih rendah dibandingkan
dengan siswa regular. Guru tidak menggunakan alat peraga dalam menyampaaikan
materi, guru hanya menggunakan media berupa viewer dan papan tulis. Metode yang guru lakukan dalam pembelajaran adalah ceramah,
tanya jawab dan diskusi kelompok.