9 Sementara itu, gagasan tentang publik berasal dari Bahasa Inggris yaitu public
yang berarti masyarakat umum dan juga rakyat. Menurut Parsons 2008:3, publik itu sendiri berisi aktivitas manusia yang dipandang perlu untuk diatur atau diintervensi oleh
pemerintah atau aturan sosial, atau setidaknya oleh tindakan bersama. Jika digabungkan, rumusan kebijakan publik yang dikemukakan Thomas R. Dye
dalam Winarno, 2002:15 adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan. Sedikit berbeda dengan Wildavsky, dalam Kusumanegara 2010
yang mendefinisikan kebijakan publik merupakan suatu hipotesis yang mengandung kondisi-konsisi awal dari aktivitas pemerintah dan akibat-akibat yang bisa diramalkan.
Selanjutnya, menurut Anderson dalam Winarno 2002 sifat kebijakan publik sebagai arah tindakan dapat dipahami secara lebih baik bila konsep ini dirinci menjadi beberapa
kategori, seperti tuntutan-tuntutan kebijakan policy demands, keputusan-keputusan kebijakan policy decisions, pernyataan-pernyataan kebijakan policy statements,
hasil-hasil kebijakan policy outputs, dan dampak-dampak kebijakan outcomes.
2.1.1 Tahapan Kebijakan Publik
Proses analisis kebijakan adalah serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan di dalam proses kegiatan yang pada dasarnya bersifat politis. Aktivitas politis tersebut
dijelaskan sebagai proses pembuatan kebijakan dan divisualisasikan sebagai serangkaian tahap yang saling bergantung yang diatur menurut urutan waktu:
penyusunan agenda kebijakan, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian kebijakan Willian N. Dunn, 2003. Sedangkan aktivitas
Universitas Sumatera Utara
10 perumusan masalah, peramalan forecasting, rekomendasi kebijakan, pemantauan
monitoring, dan evaluasi kebijakan adalah aktivitas yang lebih bersifat intelektual. Dalam memecahkan masalah yang dihadapi kebijakan publik, lebih lanjut Dunn
mengemukakan tahapan analisis yang harus dilakukan, yaitu: 1.
Penetapan agenda kebijakan Agenda setting Perumusan masalah dapat memasok pengetahuan yang relevan dengan kebijakan
yang mempersoalkan asumsi-asumsi yang mendasari definisi masalah dan memasuki proses pembuatan kebijakan melalui penyusunan agenda. Perumusan masalah dapat
membantu menemukan asumsi-asumsi yang tersembunyi, mendiagnosis penyebab- penyebabnya, memetakan tujuan-tujuan yang memungkinkan, memadukan pandangan-
pandangan yang bertentangan, dan merancang peluang-peluang kebijakan yang baru. Perumus kebijakan harus difasilitasi berupa dukungan sosial, dukungan politik,
dukungan budaya. 2.
Formulasi Kebijakan Policy Formulation Dalam tahap formulasi kebijakan, peramalan dapat menyediakan pengetahuan
yang relevan dengan kebijakan tentang masalah yang akan terjadi di masa mendatang sebagai akibat dari diambilnya alternatif, termasuk tidak melakukan sesuatu.
3. Adopsi Kebijakan Policy Adoption
Pada tahap ini, pengambil kebijakan terbantu dalam rekomendasi yang membuahkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang manfaat atau biaya
dari berbagai alternatif yang akibatnya di masa mendatang telah diestimasikan melalui peramalan.
4. Implementasi Kebijakan Policy Implementation
Universitas Sumatera Utara
11 Pemantauan atau monitoring menyediakan pengetahuan yang relevan dengan
kebijakan tentang akibat dari kebijakan yang diambil sebelumnya terhadap pengambil kebijakan pada tahap implementasi kebijakan. Pemantauan membantu menilai tingkat
kepatuhan, menemukan akibat-akibat yang tidak diinginkan dari kebijakan dan program, mengidentifikasi hambatan dan rintangan implementasi, dan menemukan letak
pihak-pihak yang bertanggung jawab pada setiap tahap kebijakan. Proses implementasi membutuhkan fasilitas seperti tim, lembaga, peraturan, dan sumberdaya.
5. Evaluasi Kebijakan Policy Evaluation
Evaluasi kebijakan membuahkan pengetahuan yang relevan terhadap kebijakan. Terdapat kriteria yang ditentukan menjadi dasar untuk menilai tentang kesesuaian antara
kinerja kebijakan yang diharapkan dengan yang benar-benar dihasilkan.
2.2 Implementasi Kebijakan Publik