Konsep Motivasi Motivasi Berprestasi

41 pembelajaran yang mendidik dan dialogis; 6 pemanfaatan teknologi pembelajaran; 7 evaluasi hasil belajar; 8 pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya 9 memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan belajar; 10 melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Indikator-indikator tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja guru dalam mengajar, dikarenakan kompetensi pedagogik yang dimiliki guru langsung berhubungan dengan kemampuan guru dalam mengajar.

2.1.3 Motivasi Berprestasi

Motivasi yang berupa dorongan dari dalam diri manusia mempunyai pengaruh dalam menentukan tingkah laku. Motivasi berprestasi merupakan motivasi untuk selalu berprestasi dalam setiap pekerjaan yang menyebabkan seseorang akan berusaha keras untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai motivasi berprestasi yang meliputi: konsep motivasi, motivasi berprestasi, dan karakteristik motivasi berprestasi.

2.1.3.1 Konsep Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang berasal dari dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Uno 2014: 1 menyatakan bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Hal senada juga dikemukakan oleh Wahosumidjo 1992 dalam Uno 2014: 8, yang menyatakan bahwa motivasi merupakan dorongan dan kekuatan 42 dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Maksud dari tujuan tersebut adalah sesuatu yang berada di luar diri manusia sehingga kegiatan manusia lebih terarah karena seseorang akan berusaha lebih semangat dan giat dalam berbuat sesuatu. Menu rut Sumadi Suryabrata 1984 dalam Djaali 2014: 101, “motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan”. Sementara Gates dkk. 1954 dalam Djaali 2014: 101, menyatakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya secara tertentu. Danim 2012: 2 mengemukakan bahwa motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai yang dikehendakinya. Sardiman 2014: 75, menyatakan bahwa motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu yang ia suka, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu. Menurut Eysenck dkk. 2000 dalam Slameto 2013: 170, “motivasi adalah suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap, dan sebagainya”. Hal berbeda dikemukakan oleh Callahan dan Clark 1988 dalam 43 Mulyasa 2013: 58 yang menyatakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Menurut Maslow 1970 dalam Sutomo dan Prihatin 2012: 84, mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga dari dalam yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu atau berusaha memenuhi kebutuhannya. Sedangkan McClleland 1986 mengemukakan bahwa motivasi adalah unsur penentu yang memengaruhi perilaku yang terdapat pada setiap individu Sutomo dan Prihatin, 2012: 85. Maslow 1970 dalam Siagian 2012: 146 mengemukakan mengenai hirarkhi kebutuhan yang dapat memengaruhi motivasi seseorang. Hirarkhi kebutuhan dibedakan menjadi empat, yaitu: Kebutuhan Fisiologis, adalah kebutuhan-kebutuan pokok manusia seperti sandang, pangan, dan perumahan. Kebutuhan ini dipandang sebagai kebutuhan yang paling mendasar bukan saja karena setiap orang membutuhkannya terus menerus sejak lahir hingga ajalnya, akan tetapi juga karena tanpa pemuasan berbagai kebutuhan tersebut seseorang tidak dapat dikatakan hidup secara normal. Oleh karena itu, manusia terdorong untuk selalu melakukan kegiatan dalam rangka pemuasan kebutuhan fisiologisnya. Kebutuhan Keamanan, kebutuhan akan keamanan yang tidak hanya bersifat fisik akan tetapi juga bersifat psikologis, termasuk perlakuan adil adil dalam pekerjaan seseorang. Keamanan yang diterima pekerja, akan menyebabkan perasaan aman dalam pekerjaan, sehingga pekerja akan melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. 44 Kebutuhan Sosial, kebutuhan yang berkisar pada pengakuan akan keberadaan seseorang dan penghargaan atas harkat dan martabatnya. Kebutuhan sosial biasanya tercermin dalam empat bentuk “perasaan” yaitu sense of belonging, sense of importance, need for achievement, dan sense of participation. Pengakuan atas keberadaan dan harkat martabat seseorang, dapat menjadikan seseorang tersebut akan lebih terpacu dalam pekerjaannya karena pengakuan akan diri, harkat, dan martabatnya dari orang lain. Kebutuhan esteem, kebutuhan akan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain. Dikaitkan dengan kehidupan organisasional, pada umumnya semakin tinggi kedudukan dan status seseorang dalam suatu organisasi dan di lingkungan masyarakat semakin banyak pula simbol-simbol yang digunakannya untuk menunjukan status yang diharapkannya diterima dan diakui oleh orang-orang lain. Hal tersebut dapat memacu seseorang untuk berjuang demi mendapat pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain. Kebutuhan Aktualisasi Diri, kebutuhan akan pengembangan berbagai potensi yang dimiliki seseorang. Pengembangan akan potensi-potensi yang dimiliki oleh seseorang dapat mengakibatkan seseorang akan memberikan sumbangan yang lebih besar bagi kemajuan organisasi dan dari kemajuan profesional tersebut, seseorang akan dapat memuaskan jenis kebutuhan lainnya. Berbeda dengan Maslow, McClelland 1976 dalam Djaali 2014: 103, menyatakan bahwa terdapat tiga kebutuhan pokok yang mampu memengaruhi motivasi seseorang. Kebutuhan pokok tersebut yaitu kebutuhan berprestasi, kebutuhan berafiliasi, dan kebutuhan akan kekuasaan. 45 Berdasarkan beberapa pengertian mengenai motivasi, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah daya dorong yang berasal dari dalam diri seseorang untuk mencapai prestasi atau hasil sesuai dengan tujuan yang dikehendakinya. Motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat berasal dari dalam dan dari luar manusia itu sendiri. Adanya motivasi dapat disebabkan oleh beberapa kebutuhan manusia yang mampu mendorong manusia untuk memperolehnya, seperti kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan esteem, kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan berprestasi, kebutuhan berafiliasi, dan kebutuhan akan kekuasaan.

2.1.3.2 Konsep Motivasi Berprestasi

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS V SDN GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG

0 6 25

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR GUGUS SADEWA DAN BIMA KECAMATAN KUTOWINANGUN KABUPATEN KEBUMEN

1 24 181

PENGARUH INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN BUTUH PURWOREJO

2 22 162

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PROFESIONAL DI SEKOLAH DASAR GUGUS YUDHISTIRA KECAMATAN SELOGIRI Kompetensi Pedagogik Guru Profesional Di Sekolah Dasar Gugus Yudhistira Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri.

0 3 19

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PROFESIONAL DI SEKOLAH DASAR GUGUS YUDHISTIRA KECAMATAN SELOGIRI Kompetensi Pedagogik Guru Profesional Di Sekolah Dasar Gugus Yudhistira Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri.

0 2 17

PENDAHULUAN Kompetensi Pedagogik Guru Profesional Di Sekolah Dasar Gugus Yudhistira Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri.

0 2 12

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru Penjasorkes : Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Taktakan Kota Serang.

1 2 47

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS MAS MANSYUR KECAMATAN ROWOSARI KABUPATEN KENDAL

0 0 97

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS SIKAPAT DAN SIPAYUNG KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

0 1 76

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV DI GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN CILONGOK

0 2 16