16
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai landasan teori, hubungan antar variabel, kajian empiris, kerangka berfikir, dan hipotesis penelitian. Selengkapnya
sebagai berikut:
2.1 Landasan Teori
Landasan teori berisi mengenai teori-teori yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini akan membahas teori-teori mengenai
konsep kinerja mengajar guru, kompetensi pedagogik, dan motivasi berprestasi. Selengkapnya akan dijelaskan sebagai berikut:
2.1.1 Kinerja Mengajar Guru
Faktor yang sangat memengaruhi keberhasilan pendidikan adalah guru. Perbaikan kualitas pendidikan tidak akan berhasil apabila tidak diikuti dengan
perbaikan dari kualitas guru itu sendiri. Kualitas seorang guru dapat dilihat dari hasil kinerjanya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai uraian dari kinerja
mengajar guru yang meliputi: konsep kinerja guru, kinerja mengajar guru, faktor- faktor yang memengaruhi kinerja guru, dan penilaian kinerja guru.
2.1.1.1 Konsep Kinerja Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan.
Mulyasa 2013: 5 menyatakan bahwa guru merupakan komponen yang paling
17
berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pe ndidikan menengah. Menurut Uno 2014: 15, “guru adalah orang dewasa yang
secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik. Guru harus memiliki kemampuan dalam merancang program
pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan
akhir dari proses pendidikan”. Priansa 2014: 35 menyatakan bahwa guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, melalui pengoptimalan berbagai potensi multiple intelegence yang dimiliki oleh peserta didik.
Menurut Grambs dan Mc Clare dalam Uno 2014: 15, “teacher are those
persons who consciously direct the experiences and behavior of an individual so that education takes places
”. Guru adalah mereka yang secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari seseorang individu agar dapat
terjadi pendidikan. Hal berbeda dikemukakan oleh Hazkew dan McLendon dalam Uno 20
14: 15, “Teacher is professional person who conduct classes”.
18
Guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas.
Berdasarkan pengertian-pengertian guru yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam
bidang pendidikan khususnya dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru sebagai
seseorang yang mempunyai tanggung jawab dan wewenang dalam bidang pendidikan atau lebih tepatnya dalam pembelajaran di lembaga pendidikan
formal, mempunyai kewajiban dalam pencapaian tujuan unit kerjanya sekolah yang ditunjukan dengan kinerjanya.
Secara Etimologis, menurut Departemen Pendidikan Nasional 2012, kinerja performance berarti unjuk kerja. Seperti yang dikemukakan Echols dan
Shadily 1995 dalam Susanto 2015: 27, kinerja adalah daya guna dalam melaksanakan kewajiban atau tugas. Susanto 2015: 27 menyatakan bahwa
kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja yang diemban, melaksanakan tugas sesuai dengan bidang dan hasil yang
diperoleh dengan baik. Jadi, dapat dikatakan bahwa kinerja adalah prestasi atau kemampuan kerja dalam melaksanakan kewajiban atau tanggung jawab sesuai
bidang dengan hasil yang baik atau memuaskan. Secara terminologis, Westra dkk. 1977 dalam Susanto 2015: 28
mengemukakan bahwa, performance adalah pelaksanaan tugas pada waktu tertentu. Berbeda dengan Westra, Mangkunegara 2002 dalam Susanto 2013:
28, menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan
19
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja menurut
Mangkunegara tidak hanya ditinjau dari waktu, akan tetapi pada kualitas hasil kerja dari tanggung jawab yang telah diberikan kepada seorang pegawai.
Menurut Rahma wati dan Daryanto 2013: 16, “kinerja adalah tingkat
keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang
telah ditetapkan. Hal berbeda dikemukakan Fatah 1996 dalam Rahmawati dan Daryanto 2013: 16 yang menyatakan bahwa kinerja diartikan sebagai ungkapan
kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, dan motivasi dalam menghasilkan suatu pekerjaan.Prawirosentono 1999 dalam Jasmani dan Mustofa
2013: 156 menyatakan bahwa kinerja atau performancemerupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika. Pengertian kinerja menurut Departemen Pendidikan Nasional 2004
dalam Susanto 2015: 29, menyebutkan bahwa : Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan, program, atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Kinerja seorang pegawai
berkaitan dengan unjuk kerja, hasil kerja, prestasi yang diperlihatkan pada waktu tertentu dalam rangka pemenuhan sasaran
kerja individu yang akan memberikan sumbangan kepada sasaran organisasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang mengemukakakan mengenai kinerja, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil atau pencapaian prestasi
20
kerja yang dilakukan oleh seseorang sesuai tanggung jawab dan wewenangnya dalam sebuah unit kerja atau organisasi. Guru sebagai salah satu bentuk profesi,
mempunyai tanggung jawab dan wewenang dalam sebuah unit kerja yaitu sekolah. Hasil atau prestasi kerja guru dalam pembelajaran dapat dilihat dari
kinerja guru yang diukur menggunakan APKG. Jasmani dan Mustofa 2013: 156 menyatakan bahwa, kinerja guru adalah
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang guru di lembaga pendidikan atau madrasah sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam mencapai tujuan
pendidikan. Menurut Rusman 2012: 50, “kinerja guru adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan
pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar”. Kinerja guru dapat diartikan sebagai prestasi, hasil, atau kemampuan yang
dicapai atau diperlihatkan oleh guru dalam melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran Susanto, 2015: 29. Hal senada juga dikemukakan oleh Nata Wijaya
1999 dalam Susanto 2015: 29 yang menyatakan bahwa, kinerja guru dapat dilihat saat melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas dan termasuk
bagaimana dia mempersiapkan dan mengevaluasinya. Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru
adalah hasil atau prestasi yang diperlihatkan oleh guru dalam kewajiban dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran.
Kinerja guru dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengajar, mulai dari bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan
pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
21
2.1.1.2 Kinerja Mengajar Guru