22
barier seluler lemak sehingga akan mempercepat mula kerja dari blokade saraf perifer dan blokade epidural menjadi 3 sampai 5 menit.
38
Dosis natrium bikarbonat yang digunakan yaitu 1 ml natrium bikarbonat 1mEqml
ditambahkan tiap 10 ml obat anestesi lokal menjadi konsentrasi 0,1 mEqml.
25,26
Penyuntikan intravena obat anestesi lokal kedalam ekstremitas yang terisolasi dari sistem sirkulasi yang diistirahatkan oleh torniquet yang
menghasilkan onset anestesi dan relaksasi otot rangka yang cepat Bier block intravena regional anestesi. Durasi anestesi tidak tergantung dari spesifik
anestesi lokal dan ditentukan oleh berapa lama torniquet tetap dikembangkan. Mekanisme lokal anestesi menghasilkan anestesi regional intravena IVRA
Masih belum diketahui, tetapi diduga sebagai aksi obat tersebut pada ujung saraf serta batang saraf. Sensasi normal dan otot rangka akan kembali dengan cepat
pada saat pelepasan torniquet, yang akan membuat aliran darah mengencerkan konsentrasi dari anestesi lokal. Lidokain merupakan obat paling sering digunakan
untuk tehnik IVRA.
38
2.5 Nyeri
2.5.1 Defenisi Nyeri
Menurut “The International Association for the Study of Pain” mendefinisikan nyeri sebagai sebuah perasaan dan pengalaman emosional yang
tidak menyenangkan yang dihubungkan dengan kerusakan jaringan yang sebenarnya actual tissue damage sebagai nyeri akut pain with nociception atau
potensial untuk merusak jaringan nyeri fisiologis, yang fungsinya untuk membangkitkan reflek penghindar withdrawal reflex. Definisi ini dikenali
dengan saling mempengaruhi objektifitas, aspek fisiologis sensori nyeri dan subjektifitasnya, emosional, dan komponen-komponen psikologi. Respon
terhadap nyeri sangat beragam diantara individu. Antara kerusakan jaringan sebagai sumber rangsang nyeri, sampai dirasakan sebagai persepsi nyeri, terdapat
suatu rangkaian proses elektrofisiologis yang secara kolektif disebut nosisepsi. Pada sebagian besar pasien, sensasi nyeri yang ditimbulkan oleh suatu
cedera atau rangsangan yang cukup kuat untuk berpotensi mencederai. Pada kasus cedera atau berpotensi mencederai, nyeri memiliki fungsi protektif, memicu
Universitas Sumatera Utara
23
respon terhadap stress berupa penarikan, melarikan diri, atau immobilisasi bagian tubuh misalnya, menarik jari tangan dari rangsang sakit. Namun, apabila fungsi
protektif ini sudah selesai, nyeri yang berlanjut dapat memperlemah pasien, kerena sering disertai oleh suatu respon stres berupa meningkatnya rasa cemas,
denyut jantung, tekanan darah dan frekuensi pernafasan.
43
2.5.2 Nosiseptor
Nosiseptor adalah saraf aferen primer untuk menerima dan menyalurkan rangsangan nyeri. Ujung-ujung saraf bebas nosiseptor berfungsi sebagai reseptor
yang peka terhadap rangsangan mekanis, suhu listrik atau kimiawi yang menimbulkan nyeri. Distribusi nosiseptor bervariasi di seluruh tubuh, dengan
jumlah terbesar terdapat di kulit. Pengalaman sensoris pada nyeri akut disebabkan oleh stimulus noksious yang diperantarai nosiseptor. Sistem ini berjalan mulai
dari perifer melalui spinalis, batang otak, thalamus, dan korteks cerebri.
9,43
Saraf perifer terdiri dari tiga akson tipe neural yang berlainan: neuron aferen atau sensorik primer, neuron motorik, dan neuron pascaganglionik
simpatis. Serat pascaganglionik simpatis dan motorik adalah serat eferen membawa impuls dari medula spinalis ke jaringan dan organ efektor. Badan sel
dari neuron aferen primer terletak di akar dorsal posterior saraf spinalis. Serat serat aferen primer diklasifikasikan berdasarkan ukuran derajat mielinisasi dan
kecepatan hantaran. Tipe A alfa, beta, gamma, delta dan tipe C. Ada dua saraf yang peka terhadap stimulus noksius yakni serabut saraf A-delta yang bermielin
tipis konduksi cepat dan serabut saraf yang tidak bermielin konduksi lambat. Walaupun keduanya peka terhadap rangsang noksius, namun keduanya memiliki
perbedaan baik reseptor maupun neurotransmiter yang dilepaskan pada presinaps dikornu posterior. Reseptor nosiseptor serabut A delta hanya peka terhadap
stimulus mekanik dan termal, sedangkan serabut C peka terhadap berbagai stimulus noksius meliputi mekanik, termal dan kimiawi. Oleh karena itu reseptor
serabut C disebut juga polymodal nociceptors. Demikian pula neurotransmiter yang dilepaskan oleh serabut A-delta dipresinaps adalah asam glutamat,
sedangkan serabut C selain melepaskan asam glutamat juga substansi P yang merupakan polipeptida. Hal ini penting sehubungan dengan mekanisme nyeri
Universitas Sumatera Utara
24
paska bedah. Selama pembedahan trauma bedah merupakan stimulus noksius yang akan diterima dan dihantar oleh kedua saraf tersebut, sedangkan paska bedah
proses inflamasi merupakan rangsang noksius yang hanya diterima dan dihantarkan oleh serabut C. Dengan kata lain nyeri paska bedah akan didominan
oleh serabut C
.43,44
2.5.3 Mekanisme Nyeri