Surat Pernyataan wawancara Hakim

3 “terkalahkan” win-win solution. Keuntungan ini tidak hanya diperoleh para pihak yang menyelesaikan sengketa melalui mediasi saja, namun juga bagi dunia peradilan yakni dapat mengatasi masalah penumpukan perkara yang ada guna meningkatkan mutu putusan. Hal ini bertujuan agar manusia selalu menghadapi permasalahan dengan kepala dingin dan bukan dengan kekerasan sehingga akan terciptanya ketentraman dalam kehidupan manusia, khususnya permasalahanyang terjadi dalam rumah tangga 2 . Pemerintah menyediakan lembaga khusus menyelesaikan permasalahan dalam rumah tangga, yakni dengan konseling BP4 dan Pengadilan Agama sebagai alternatif terakhir. Namun sayangnya, tidak seperti Negara-negara yang sukses menerapkan mediasi di pengadilan, seperti Hongkong 3 , USA, Thailand, Jepang, Singapura, dll. Upaya yang dikehendaki Perma di Indonesia tidak efektif. Hal ini disebabkan oleh kurangnya fasilitas dan distribusi yang sangat minim. Seorang advokat yang juga aktif di pusat Mediasi Nasional, David Tobing menyatakan bahwa faktor penyebab ketidakefektifan mediasi di Indonesia juga disebabkan oleh minimnya tenaga mediator yang disediakan oleh Mahkamah Agung hingga berpengruh pada ketidakefektifan pelaksanaan mediasi, khususnya di dunia peradilan. Hal ini tidak hanya terjadi di Pengadilan Negeri saja, tetapi juga di Pengadilan Agama. Keberhasilan mediasi dalam menekan perkara yang masuk hanya 2 Q.S.An-Nissa 4:35 : “Artinya : “Dan jika kamu khwatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakim dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allahmemberi taufik kepada suami istri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. 3 Peter d’Ambrumenil, Mediation And Arbitration, London: Cavendish Publishing,1988, hal.86 4 mencapai 10. Fakta ini ketinggalan jauh dengan peradilan keluarga family court yang berada di California dan Sidney yang telah berhasil menyelesaikan perkara melalui mediasi hingga 80. Padahal mediasi itu sendiri sangat sejalan dengan budaya masyarakat Indonesia yang selalu menyelsaikan masalah dengan bermusyawarah. Pengadilan Agama Depok adalah tercatat sebagai salah satu pengadilan yang menerima kasus terbanyak dibanding kota lainya. Untuk itu penyusun merasa perlu mengkaji dan meneliti sejauhmana upaya mediasi di pengadilan agama Depok, bagaimana pula efektifiasnya dalam menekan angka perceraian, bagaimana mekanisme hakim dalam mendamaikan pasangan yang ingin bercerai dipengadilan agama. Berdasarkan alasan-alasan tersebut, penyusun merasa perlu meneliti dan membahasnya dalam suatu karya ilmiah yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul “EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM MENEKAN ANGKA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA DEPOK”. B. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya membatasi masalah yang berkisar pada Mediasi di Pengadilan Agama Depok dalam menerapkan PERMA NO.1 TAHUN 2008 pada putusannya. Pengadilan Agama depok sebagai salah satu pelaksana mediasi yang merupakan alternatif penyelesaian sengketa alternative dispute resolution dan pelaksana kekuasaan kehakiman tingkat pertama yang