Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 mencapai 10. Fakta ini ketinggalan jauh dengan peradilan keluarga family court yang berada di California dan Sidney yang telah berhasil menyelesaikan perkara melalui mediasi hingga 80. Padahal mediasi itu sendiri sangat sejalan dengan budaya masyarakat Indonesia yang selalu menyelsaikan masalah dengan bermusyawarah. Pengadilan Agama Depok adalah tercatat sebagai salah satu pengadilan yang menerima kasus terbanyak dibanding kota lainya. Untuk itu penyusun merasa perlu mengkaji dan meneliti sejauhmana upaya mediasi di pengadilan agama Depok, bagaimana pula efektifiasnya dalam menekan angka perceraian, bagaimana mekanisme hakim dalam mendamaikan pasangan yang ingin bercerai dipengadilan agama. Berdasarkan alasan-alasan tersebut, penyusun merasa perlu meneliti dan membahasnya dalam suatu karya ilmiah yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul “EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM MENEKAN ANGKA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA DEPOK”. B. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya membatasi masalah yang berkisar pada Mediasi di Pengadilan Agama Depok dalam menerapkan PERMA NO.1 TAHUN 2008 pada putusannya. Pengadilan Agama depok sebagai salah satu pelaksana mediasi yang merupakan alternatif penyelesaian sengketa alternative dispute resolution dan pelaksana kekuasaan kehakiman tingkat pertama yang 5 mewajibkan para pihak yang berperkara agar terlebih dahulu menempuh jalur mediasi sebelum melanjutkan proses pemeriksaan perkara. 4 2. Rumusan Masalah Masalah dalam skripsi ini dapat penulis rumuskan sebagai berikut: “Peraturan Mahkamah Agung No. 01 Tahun 2008 yakni adalah untuk memperkecil angka perceraian, akan tetapi kenyataannya di lapangan dengan adanya Peraturan Mahkamah Agung tersebut angka perceraian tidak menurun sebagaimana yang diinginkan. Hal ini yang ingin penulis telusuri dalam penulisan skripsi ini”. Dari rumusan di atas penulis merinci dalam bentuk beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah mediasi berpengaruh signifikan terhadap angka perceraian di Pengadilan Agama Depok? 2. Apakah Peradilan Agama Depok telah melaksanakan mediasi sesuai dengan prosedur Peraturan Mahkamah Agung No. 1 tahun 2008? 3. Faktor apa saja yang menyebabkan Peraturan Mahkamah Agung No.01 Tahun 2008 tidak berjalan efektif?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian adalah diharapkan dapat digunakan sebagai barometer oleh hakim khususnya hakim Pengadilan Agama Depok dalam menegakan keadilan. Adapun tujuan ilmiah adalah: 4 Bab I Pasal 2 ayat 1 Perma No.2 tahun 2003, dinyatakan bahwa semua perkara perdata yang diajukan ke pengadilan tingkat pertama wajib untuk terlebih dahulu diselesaikan melalui perdamaian dengan bantuan mediator. Dan pada bab V Pasal 16 dinyatakan bahwa ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Mahkamah Agung ini, selain di pergunakan dalam lingkungan peradilan umum dapat juga diterapkan untuk lingkungan badan peradilan lainnya. 6 1. Mengembangkan dan menguji kebenaran ilmu pengetahuan tentang konsep perdamaian di muka persidangan yang diperoleh selama kuliah. 2. Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan mediasi Pengadilan Agama Depok dengan prosedur Peraturan Mahkamah Agung No. 1 tahun 2008 3. Mengetahui berhasil atau tidaknya peran mediasi dalam menekan angka perceraian 4. Mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama Depok. Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini selain bermanfaat sebagai sumbangan informasi terhadap perbendaharaan ilmu pengetahuan, juga diharafkan bermanfaat untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwasanya penyelesaian sengketa tidak harus ditempuh lewat jalur litigasi Pengadilan semata tetapi melalui mediasi dengan tujuan perdamain. 2. Agar dapat dijadikan bahan kajian bagi mahasiswa akademisi dalam mengembangkan teori-teori mediasi sebagai alternative penyelesaian sengketa.

D. Metode penelitian

Dalam pengumpulan bahandata penyusunan skripsi ini agar mengandung suatu kebenaran yang objektif, penyusunan menggunakan metode ilmiah sebagai berikut: 1. Jenis penelitian dan pendekatanya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang berlokasi pada kantor Pengadilan Agama Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan perundang- 7 undangan statute approach yang mana dikaji dalam interpresentasi menurut kata-kata yang tertuang didalam undang-undang tersebut. Undang-undang yang dimaksud disini adalah peraturan mengenai mediasi yaitu Peraturan Mahkamah Agung No.2 tahun 2003, Surat Edaran Mahkamah Agung No.1 tahun 2002,dan Peraturan Mahkamah Agung No.1 tahun 2008 serta Undang-undang lainnya yang terkait dengan upaya damai di dalam maupun diluar persidangan. 2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari data primer dan data sekunder, yakni : a. Data Primer Data primer adalah data-data yang didapat langsung dari lapangan yakni berupa laporan buku tahunan Pengadilan Agama Depok, surat putusan hakim, maupun informasi-informasi yang di dapat dari hasil wawancara penyusun dengan penelitian yang dituju. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat secara langsung dari bahan-bahan pustaka. Data sekunder dapat di kelompokan pada tiga bahan hukum yakin; 1. Bahan Hukum Primer Dalam penelitian hukum, bahan hukum primer adalah yang bersifat autoritatif yang bersifat otoritas. Sebagai suber hukum primer diantaranya adalah Undang- undang Perkawinan No.1 tahun 1974 tentang perkawinan, Undang-undang No.7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Peraturan Mahakamah Agung No.1 tahun 2008 tentang prosedur mediasi di Pengadilan selain perundang-undangan yang terkait 8 dengan subjek yang akan di bahas, bahan hukum primer lainya adalah Al-Qur’an dan Hadits yang dapat dijadikan penguat bahwa upaya perdamaian adalah wajib dilakukan. 2. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang menjelaskan bahan hukum primer, yakni berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, artikel- artikel, jurnal-jurnal hukum,dll. 3. Bahan Hukum Tertier Bahan hukum tertier adalah bahan hukum yang menjelaskan bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum primer dapat berupa kamus-kamus, ensiklopedia, dsb. Sumber bahan hukum tertier sementara adalah berupa kamus politik dan kamus bahasa Indonesia, dan kamus bahasa Arab.

E. Kajian Tinjauan Terdahulu

Penulis menemukan beberapa judul skripsi yang pernah ditulis oleh mahasiswa-mahasiswa sebelumnya yang berkaitan erat dengan judul skripsi yang akan diteliti oleh penulis. Akan tetapi, setelah penulis membaca beberapa skripsi tersebut ada perbedaan pembahasan yang cukup signifikan, sehingga dalam penulisan skripsi ini nantinya tidak ada timbul kecurigaan plagiasi. Untuk itu di bawah ini akan penulis kemukakan 3 buah skripsi yang pernah ditulis oleh mereka, diantaranya sebagai berikut : NO JADWAL DAN PENULIS FOKUS PERSAMAAN PERBEDAAN 1. “Orang Yang berhak Hanya ●Mengangkat ●Tidak ada kajian