Kajian Tinjauan Terdahulu PENDAHULUAN

11 Bab ketiga berisikan mediasi dalam perspektif hukum islam, bab ini mengulas konsep perdamaian as-shulhu dalam penyelesaian perselisihan suami istri serta konsep perdamaian as-shulhu dalam perjanjian hukum Islam. Bab keempat berisikan tentang profil Pengadilan Agama Depok, faktor-faktor yang menghambat perkembangan mediasi, serta analisa penulis tentang hasil penelitian skripsi ini. Bab kelima, penutup. Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran-saran. 12

BAB II PROSEDUR MEDIASI

A. Pengertian Mediasi

Secara etimologi, istilah mediasi berasal dari bahasa latin, mediare yang berarti berada di tengah. Makna ini menunjuk pada peran yang ditampilkan pihak ketiga sebagai mediator dalam menjalankan tugasnya menengahi dan menyelesaikan sengketa antara para pihak. 5 Dalam kamus besar Indonesia mediasi diartikan sebagai suatu proses pengikut sertaan pihak ketiga dalam penyelesaian suatu perselisihan sebagai penasihat. Sedang kata mediator itu sendiri adalah berarti penengah, perantara penghubung atau penengah. 6 Mediasi dalam bahasa Inggris di sebut “mediation”, yang berarti penyelesaian sengketa dengan menengahi permasalahan untuk di damaikan, dan mediator adalah orang yang jadi penengah. Mediasi dalam literature hukum Islam bisa disamakan dengan konsep “Tahkim”. Kata Tahkim berasal dari bahasa Arab yang artinya ialah menyerahkan putusan pada seseorang dan menerima putusan itu, yang secara etimologis berarti menjadikan seseorang atau pihak ketiga atau yang disebut “Hakam” sebagai penengah suatu sengketa. Tahkim digunakan sebagai istilah bagi orang atau kelompok yang ditunjuk untuk mendamaikan sengketa yang terjadi diantara kedua belah pihak tahkim 5 Syahrizal Abbas, M ediasi Dalam perspekt if Hukum Syariah, Hukum Adat , dan Hukum Nasional, Jakart a: kencana Prenada M edia Group, 2009, h. 1-2. 6 Jhon Echol dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, cet. XXV Pust aka Ut am a, 2003, h. 377 13 dimaksud sebagai upaya untuk menyelesaikan sengketa dimana para pihak yang terlibat dalam sengketa diberi kebebasan untuk memilih seorang Hakam mediator sebagai penengah atau orang yang dianggap netral yang mampu mendamaikan kedua belah pihak yang bersengketa. 7 Banyak pihak mengakui bahwa mediasi adalah proses untuk menyelesaikan sengketa dengan bantuan pihak ketiga. peranan pihak ketiga tersebut adalah dengan mengedintifikasi masalah-masalah yang disengketakan dan mengembangkan sebuah proposal. Proposal tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk menyelesaikan sengketa tersebut. Dalam Perma No. 01 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, pengertian mediasi disebutkan pada pasal 1 butir 7, yaitu: “Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator.” 8 Disini disebutkan kata mediator, yang harus mencari “berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa” yang di terima para pihak, sedang pengertian mediator disebutkan dalam pasal 1 butir 6, yaitu: mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian”. Dalam praktik, sebagai bagian dati proses mediasi, mediator berbicara secara rahasia dengan masing-masing pihak di sini mediator perlu membangun kepercayaan para pihak yang bersengketa lebih dahulu. Banyak cara yang dapat dilakukan mediator 7 Siti Juwairiyah, “Potret Mediasi Dalam Islam”, artikel di akses pada 26 juli 2010 dari http:badilag.net200902 Potret-mediasi-dalam-islam.html. 8 Peraturan Mahkamah Agung No. 01 Tahun 2008 Tentang pelaksanaa Mediasi di Pengadilan pada Pasal 1 ayat 7.