Dasar Hukum Mediasi MEDIASI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
35
Sedangkan Sayyid sabiq
42
dan Wahbah Zuhaily
43
mengkatagorikan tiga jenis perdamaian, yakni;
1. Perdamaian ikrar, yakni perdamaian yang terjadi jika pihak tergugat
membenarkan gugatan penggugat dan kemudian mereka berdamai. 2.
Perdamaian ingkar, yakni gugatan yang diajukan penggugat kepengadilan dengan alasan tergugat telah ingkar terhadap suatu perjanjian yag dulu
telah mereka sepakati. Apabila mereka berdamai maka disebut perdamaian ingkar 3.
Perdamaina sukut yakni jika seorang menggugat orang lain tentang suatu hal, kemudian ia hanya berdiam diri tanpa membenarkan maupun menyangkal.
Apabila kedua belah pihak berdamai maka telah terjadi perdamaian sukut. Perdamaian sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Dalam Firman Allah
dikatakan bahwa;
:تاﺮﺠﺤﻟا ٩
- ١٠
Artinya: Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya tapi kalau yang satu melanggar perjanjian
terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau dia Telah surut, damaikanlah antara
keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Orang-orang beriman itu Sesungguhnya
42
Sayyid sabiq, Fiqh Sunnah, Bandung: PT.Al-M a’arif, 1987, juz 13, H. 213.
43
Wahbah Zuhaily, al-fiqh al-Islam w a adilat uhu, Syiria: Dar-al-Fikr, 1985 Juz yang ke V, Cet .II, h. 295-297
36
bersaudara. sebab itu damaikanlah perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. Q.S. Al-Hujurat: 9-10
Berdasarkan ayat diatas , kata حﻼﺻا disebutkan sebanyak dua kali. Menurut
Quraish Shihab ayat kedua dikaitkan dengan kata ﺪﻌﻟﺎﺑ
ل dengan adil. Menurut beliau,
upaya islah pertama banyak kemungkinan menyinggung perasaan yang mengganggu jalannya proses perdamaian. Untuk itu perlu mengupayakan perdamaian lagidengan
hati-hati hingga lahirlah keadilan bagi kedua belah pihak.
44
Kata ﺻ ا
اﻮﺤﻠ berasal dari kata ,
حﻼﺻا yang asalanya adalah
ﺢﻠﺻ yang berarti mufakat.
45
Lawan kata حﻼﺻا adalah
ﺪﺴﻓ yang berarti rusak. Sedangkan حﻼﺻا adalah upaya menghentikan kerusakan atau meningkatkan kualitas sehingga manfaatnya lebih
banyak lagi. Menurut Quraish Shihab, dalam konteks hubungan sosial, nilai-nilai tersebut tercermin dalam keharmonisan hubungan antara manusia, dan jika hubungan
ini terganggu maka terjadilah kerusakan atau paling tidak berkurang manfaat tersebut. Hal ini menuntut adanya
حﻼﺻا yakni perbaikan agar keharmonisan hingga menjadi pulih kembali. Dengan demikian terpenuhilah nilai-nilai manfaat dalam hubungan
tersebut hingga lahirlah manfaat dan kemaslahatan bagi keduanya.
46
Terdapat dua kunci pada ayat ini, yakni kata لﺪﻋ
Al-‘adl dan kata ﻂﺴﻗ Al-
Qisth. Kata لﺪﻋ Al-‘Adl itu, bermakna lurus atau tidak condong kearah manapun.
Jika dikaitkan dengan salah satu Asma Allah, kata لﺪﻋ Al-a‘dl bermakna bahwa Dia
tidak condong kepada nafsu atau keinginan-keinginan yang dapat membuat dia
44
Quraish Shihab, Tafsir Misbah, Jakarta: Lentera Hati,2002, Volume 13, h.245-246.
45
Munawwir A.W., Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, Surabaya:Pustaka Progresif,1997,Cet,XIII h.788
46
Quraish Shihab, Tafsir Misbah, Jakarta: Lentera Hati,2002, Volume 13, h.245-246.