Filosofis e-learning E-learning 1. Pengertian e-learning

Stevie Duma : Sikap Mahasiswa Usu Terhadap Pola-Pola E-Learning , 2009.

6. Filosofis e-learning

Menurut Cisco dalam Suyanto,2005 ada beberapa filosofis dari e- learning, yaitu: a. E-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan, secara on-line. b. E-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional model belajar konvensional, kajian terhadap buku text, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalosasi. c. E-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan isi dan pengembangan teknologi pendidikan. d. Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Semakin baik keselarasan antar isi dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik. Stevie Duma : Sikap Mahasiswa Usu Terhadap Pola-Pola E-Learning , 2009.

B. SIKAP 1. Definisi sikap

Allport dalam Hogg, 2004 mendefinisikan sikap sebagai sebuah kecendrungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu dalam situasi sosial. Sikap merujuk pada evaluasi individu terhadap berbagai aspek dunia sosial serta bagaimana evaluasi tersebut memunculkan rasa suka atau tidak suka individu terhadap isu, ide, orang lain, kelompok sosial dan objek Baron, 2004 Sikap pada awalnya diartikan sebagai suatu syarat untuk munculnya suatu tindakan. Fenomena sikap adalah mekanisme mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan, dan akan ikut menentukan kecenderungan perilaku kita terhadap manusia atau sesuatu yang kita hadapi, bahkan terhadap diri kita sendiri. Pandangan dan perasaan kita terpengaruh oleh ingatan akan masa lalu, oleh apa yang kita ketahui dan kesan kita terhadap apa yang sedang kita hadapi saat ini Azwar, 2005. Morgan dalam Sukadji, 1993 menyatakan sikap adalah suatu evaluasi, yang merupakan predisposisi perolehan belajar. Predisposisi mengarahkan prilaku yang evaluatif yang konsisten terhadap orang, sekelompok orang, suatu objek, atau sekelompok objek. Pernyataan evaluatif dapat bermacam-macam, seperti senang-tidak senang, pro-anti, setuju-tidak setuju, positif-negatif, dan sebagainya. Azwar 2005, menggolongkan definisi sikap dalam tiga kerangka pemikiran. Pertama, sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak favorable maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak