Identifikasi variabel penelitian Defenisi Operasional Sikap mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning dimaksudkan

Stevie Duma : Sikap Mahasiswa Usu Terhadap Pola-Pola E-Learning , 2009.

BAB III METODE PENELITIAN

Sangat disadari bahwa rujukan-rujukan dalam penelitian ini belum sepenuhnya lengkap. Oleh karena itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan karena penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran gambaran sikap mahasiswa USU terhadap pola-pola e- learning. Menurut Azwar 1998 penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat, fakta dan karakteristik mengenai sampel atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan bagaiman sikap mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning Hasan 2003 menyatakan bahwa hasil penelitian deskriptif berupa deskripsi mengenai variabel-variabel tertentu dengan menyajikan frekuensi, angka rata-rata atau kualifikasi lainnya untuk setiap kategori di suatu variabel. Dalam pengolahan dan analisa data menggunakan pengolahan statistik yang bersifat deskriptif.

A. Identifikasi variabel penelitian

Variabel yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sikap mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning Stevie Duma : Sikap Mahasiswa Usu Terhadap Pola-Pola E-Learning , 2009.

B. Defenisi Operasional Sikap mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning dimaksudkan

sebagai tendensi mental yang diaktualkan atau diverbalkan terhadap penerapan sistem belajar e-learning yang didasarkan pada persepsi, perasaan maupun kecendrungan bertingkah laku mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning. Adapun pola-pola e-learning yang akan diukur dalam penelitian ini adalah 1. Individual self-paced e-learning online yang mengacu pada situasi dimana pelajar individu mengakses sumber belajar melalui intranet atau internet. 2. Individual self-paced e-learning offline yang mengacu pada situasi dimana pelajar individu menggunakan sumber belajar yang tidak terhubung dengan intranet atau internet. 3. Group-based e-learning synchronously yang mengacu pada situasi dimana sekelompok pelajar belajar bersama dalam waktu yang nyata melalui intranet atau internet. 4. Group-based e-learning asynchronously yang mengacu pada situasi di mana sekelompok pelajar tidak harus belajar dalam waktu yang nyata. Gambaran sikap mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning diukur dengan menggunakan skala sikap berdasarkan 3 komponen sikap yaitu : 1. Komponen kognitif yaitu persepsi mahasiswa USU terhadap pola-pola e- learning. 2. Komponen afektif berkaitan dengan apa yang dirasakan mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning. Stevie Duma : Sikap Mahasiswa Usu Terhadap Pola-Pola E-Learning , 2009. 3. Komponen konatif memperlihatkan kesediaan atau kesiapan mahasiswa USU untuk bertindak terhadap pola-pola e-learning. Skala sikap ini menggunakan skala model Likert, yaitu skala yang didalamnya terdiri sejumlah aitem yang merefleksikan suatu gagasan atau daerah yang sedang diperhatikan. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan skala yang berisikan aitem-aitem untuk mengungkapkan bagaimana sikap mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning. Setiap pola e-learning yang ada dalam skala ini akan dikaitkan dengan ketiga komponen sikap yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Sehingga nantinya dalam penelitian ini akan terlihat pola mana yang lebih di respon positif oleh mahasiswa USU. Skala akan berisikan 120 aitem, dimana masing-masing pola akan berisikan 30 aitem yang diasumsikan dapat mengungkapkan sikap mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning. Skor tinggi yang diperoleh individu pada salah satu pola menunjukkan subjek memiliki sikap yang positif terhadap penerapan pola e-learning tersebut. Sedangkan skor rendah menunjukkan sikap negatif terhadap terhadap penerapan pola e-learning. Subjek dikategorikan memiliki sikap positif apabila memperoleh skor ≥ リ dan subjek dikatakan memiliki sikap negatif jika memperoleh skor リ

C. Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel