Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pada penelitian ini, peneliti membagi kemampuan komunikasi matematika menjadi lima, yaitu sebagai berikut: 1 Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam idea matematika 2 Menjelaskan idea, situasi dan relasi matematik secara tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar 3 Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika 4 Memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa sendiri 5 Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari Berdasarkan pengertian, aspek, dan indikator yang telah dibahas sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematika merupakan kemampuan menyampaikan idegagasan baik secara lisan maupun tulisan dengan simbol-simbol, grafik atau diagram untuk menjelaskan keadaan atau masalah dari informasi yang diperoleh. Dengan kemampuan komunikasi matematika, siswa mengekspresikan ide-ide matematis dengan berbicara, menulis, mendemonstrasikan secara visual serta merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide-ide matematika. Dengan demikian, siswa mempelajari matematika seakan-akan mereka berbicara dan menulis tentang apa yang sedang mereka kerjakan.

2. Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Aktivitas kehidupan manusia hampir tidak terlepas dari kegiatan belajar. Belajar memainkan peran penting dalam mempertahankan dan mengembangkan kehidupan pribadi maupun kelompok serta mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan. Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan tapi merupakan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga memunculkan perubahan tingkah laku. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Chaplin dalam Dictionary of Psychology, disebutkan bahwa: 1 ... acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience. 2 Learning is the process of acquiring responses as result of special practice. 19 Belajar merupakan perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman, serta belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. Dalam kegiatan belajar terjadi interaksi individu dengan lingkungannya dimana lingkungan tersebut memungkinkan individu memperoleh pengalaman atau pengetahuan, baik sesuatu yang baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Jerome Brunner bahwa, “belajar adalah suatu proses aktif di mana siswa membangun mengkonstruk pengetahuan baru berdasarkan pada pengalamanpengetahuan yang sudah dimilikinya.” 20 Menurut konsep komunikasi, pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara peserta didik dengan guru, dan peserta didik dengan peserta didik , dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir. 21 Guru berperan sebagai komunikator, peserta didik sebagai komunikan, dan materi yang akan dikomunikasikan berisi pesan-pesan berupa ilmu pengetahuan. Dengan demikian, dalam kegiatan pembelajaran dapat terjadi komunikasi banyak arah. Pembelajaran merupakan penentu keberhasilan pendidikan. Pembelajaran tidak hanya bertujuan menguasai materi pelajaran, akan tetapi perubahan tingkah laku yang lebih luas. Pembelajaran diarahkan untuk membangun kemampuan berpikir dan kemampuan menguasai materi pelajaran, dimana pengetahuannya bukan diperoleh dari transfer 19 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, Cet. VIII, hal. 90 20 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Kencana, 2009, Cet ke-1, hal 15 21 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran …, Bandung:UPI, 2003, h.8 orang lain seutuhnya, tetapi dibentuk oleh dirinya sendiri sehingga mampu mengembangkan kemampuannya. Pembelajaran memiliki dua karakteristik yaitu: 1. Dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir. 2. Dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, sehingga dapat membangun siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. 22 Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru memilih atau mengembangkan model-model pembelajaran yang sesuai. Secara khusus, istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan sebuah kegiatan. 23 Joyce mengemukakan bahwa “Models of teaching is plan or pattern that we can use to design face to face teaching in classrooms or tutorial settings and to shape instructional materials…, Each models guides us as we design instruction to help students achieve various obyektives.” 24 Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau pola yang digunakan dalam merencanakan pembelajaran di kelas dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran guna membantu siswa mencapai berbagai tujuan. Arends menyatakan bahwa “The terms teaching model refers to a particular approach to instruction that includes its goals, syntax, environment, and management system.” 25 Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. 22 Syaiful sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung:Alfabeta, 2007, h. 63 23 Agus Suprijono, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, Cet.1, h. 46 24 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, Cet. I. h.52 25 Trianto, Model Pembelajaran ..., Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, Cet. I. h.54 Dari definisi-definisi yang dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu perencanaan yang digunakan dalam menyusun aktivitas belajar mengajar, mengatur materi pembelajaran, dan membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Secara sederhana, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. . Upaya pemilihan atau pengembangan model pembelajaan berorientasi pada peningkatan keterlibatan siswa secara efektif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan-tujuan pun dapat tecapai. Slavin menyatakan pembelajaran kooperatif mengandung pengertian bahwa siswa belajar bersama, saling berbagi ide, dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar baik secara individu maupun kelompok. 26 Pendapat lain dikemukakan oleh Johnson Johnson, “cooperative learning adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.” 27 Melalui pembelajaran kooperatif siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. 28 Dari beberapa definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda dimana setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam bentuk kegiatan kelompok ini, maka siswa dengan siswa lain maupun dengan guru dapat saling membelajarkan melalui tukar pikiran, ide ataupun gagasan-gagasan. 26 Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik, Bandung: Nusa Media, 2008, h. 4 27 Isjoni, Cooperative Learning, Bandung: Alfabeta, 2009, Cet. II, h.17 28 Isjoni, Cooperative Learning …, h.20 Slavin, Abrani, dan Chambers berpendapat bahwa belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa teoriperspektif, yaitu sebagai berikut: 1 Perspektif motivasi, artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling membantu untuk memperjuangkan keberhasilan kelompoknya. 2 Perspektif sosial, artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. 3 Perspektif perkembangan kognitif, artinya bahwa dengan adanya interaksi antar anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi. 4 Perspektif elaborasi kognitif, artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk memahami dan menimba informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya. 29 Sebagai seorang pendidik dalam memberikan pelajaran kepada siswa tentu ia akan memilih manakah model pembelajaran yang tepat diberikan untuk materi pelajaran tertentu. Apabila seorang guru ingin menggunakan pembelajaran kooperatif, maka haruslah terlebih dahulu mengerti tentang pembelajaran kooperatif tersebut. Pembelajaran yang menggunakan model kooperatif dapat memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 Kelompok dibentuk dengan siswa kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. 2 Siswa dalam kelompok sehidup semati. 3 Siswa melihat semua anggota mempunyai tujuan yang sama. 4 Membagi tugas dan tanggung jawab sama. 5 Akan dievaluasi untuk semua. 6 Berbagi kepemimpinan dan keterampilan untuk bekerja bersama. 7 Diminta mempertangungjawabkan individual materi yang ditangani. 30 29 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:Kencana, 2007, Cet. II, h.242 30 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidikan dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta: Kencana, 2009, Cet. I, h.270

b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan Peta Konsep dalam Peningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. (Kuasi Eksperimen di SMP Jayakarta)

0 2 225

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SFE (STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING) DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS LISAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X MIA 2 SMA MTA SURAKARTA.

0 0 20

Eksperimentasi Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) terhadap Hasil Belajar ditinjau dari Kecerdasan Linguistik

0 0 8

Penerapan model pembelajaran student facilitator and explaining dan student team achievement divisions terhadap kemampuan komunikasi sains dan berpikir kritis siswa - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 172

Pengaruh penggunaan metode student facilitator and explaining dalam pembelajaran kooperatif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa SMK di Kota Tasikmalaya

0 0 8

PENGARUH PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN PERCAYA DIRI SISWA

0 0 18

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII B MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO MELALUI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE)

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas - UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII B MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO MELALUI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) - repository perpustakaan

0 0 17

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 2 SOMAGEDE

0 0 17

PENGARUH METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) TERHADAP RASA PERCAYA DIRI DAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN JIPANG KECAMATAN KARANGLEWAS - repository perpustakaan

0 0 17