57
57
guru. Dari pengerjaan latihan soal terlihat masih ada beberapa siswa yang belum terbiasa mampu menggali dan menggunakan informasi yang
diperoleh untuk menyelesaikan masalah dalam soal tersebut secara matematis.
Selain dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika seperti hasil penelitian Heni Dwi Kusmiyati 2010 yang menunjukkan metode Student
Facilitator and Explaining berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika, ternyata metode Student Facilitator and Explaining dapat
pula mempengaruhi kemampuan komunikasi matematika siswa.
D. KETERBATASAN PENELITIAN
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh hasil yang optimal. Namun demikian,
masih terdapat beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya diteliti pada mata pelajaran matematika yaitu pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, sehingga pada pokok
bahasan matematika lainnya belum dapat dilihat hasilnya. 2. Kondisi siswa pada awal pertemuan masih kurang berinteraksi dengan
siswa-siswa yang lain 3. Kondisi siwa yang masih terbiasa dengan teacher centered, sehingga
keaktifan dan partisipasi siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan dengan metode Student Facilitator and Explaining masih
kurang. 4. Alokasi waktu yang diberikan terasa kurang untuk mengkondisikan siswa
benar-benar melaksanakan tahap pembelajaran secara maksimal.
58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang diperoleh selama penelitian pada siswa kelas VIII MTs Manaratul Islam Jakarta Tahun ajaran
20102011 pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, dapat disimpulkan bahwa:
1. Rata-rata kemampuan komunikasi matematika siswa kelas eksperimen yaitu sebesar 66,5. Sedangkan kelas kontrol sebesar 59,13. Kemampuan
komunikasi matematika siswa yang menonjol pada kelas eksperimen yang diajarkan dengan metode Student Facilitator and ExplainingSFE yaitu
siswa dapat menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam idea matematika; menjelaskan idea, situasi dan relasi matematik secara
tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar; menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika; memberikan
jawaban dengan menggunakan bahasa sendiri. Untuk kemampuan serta menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah
dipelajari, belum keseluruhan siswa memenuhinya. Sedangkan pada kelas kontrol, siswa kurang mampu memberikan jawaban dengan menggunakan
bahasa sendiri; menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam idea matematika; serta menjelaskan dan membuat pertanyaan
tentang matematika yang telah dipelajari. 2. Rata-rata kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajarkan
dengan metode Student Facilitator and ExplainingSFE lebih tinggi signifikan dari pada rata-rata kemampuan komunikasi matematika siswa
yang diajarkan dengan metode konvensional. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai t
hitung
sebesar 2,12 dan t
tabel
= 1,67. Dengan demikian, penggunaan metode Student Facilitator and