Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematika

10

BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. KAJIAN TEORITIK

1. Kajian Teori Kemampuan Komunikasi Matematika

a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematika

Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu hubungan, dimana dalam berkomunikasi tersirat adanya interaksi. Interaksi tersebut terjadi karena ada sesuatu yang dapat berupa informasi atau pesan yang ingin disampaikan. Seperti yang dikemukakan Wiryawan dan Noorhadi bahwa ”Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan.” 1 Komunikasi sebagai kata kerja verb dalam bahasa inggris, communicate, berarti; 1 menceritakan, menyampaikan; 2 untuk bertukar pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan informasi; 3 untuk membuat tahu; 4 untuk membuat sama; dan 5 untuk mempunyai sebuah hubungan yang simpatik. Sedangkan dalam kata benda noun, communication, berarti: 1 pertukaran simbol, pesan-pesan yang sama, dan informasi; 2 proses pertukaran diantara individu-individu melalui simbol-simbol yang sama; 3 seni untuk mengekspresikan gagasan- gagasan Stuart, 1983. 2 Berelson Steiner mengemukakan bahwa “Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain.” 3 1 IGAK Wardani, Dasar-dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka, 2001, Cet. I, h.4 2 Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004, Cet.I, h.3 3 Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. INDEKS, 2005, h.25 Berdasarkan definisi tersebut, disimpulkan bahwa komunikasi adalah usaha penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada penerima pesan baik secara verbal maupun nonverbal. Dunia pendidikan tidak terlepas dari peran komunikasi. Komunikasi yang terjadi tidak hanya terjadi antara siswa dengan gurunya, akan tetapi juga melibatkan interaksi antar siswa yang satu dengan siswa lainnya. Oleh karena itu, komunikasi multiarah dapat menjadikan proses belajar lebih optimal dimana siswa terlibat aktif. Pada umumnya, seseorang akan mengerti maksud dan tujuan orang lain dalam menyampaikan pesan jika orang tersebut menggunakan bahasa. Bahasa tersebut berupa lambang atau simbol serta tanda. Matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir, alat untuk menemukan pola, atau menyelesaikan masalah. Namun, matematika juga dapat dipandang sebagai bahasa karena di dalamnya terkandung simbol-simbol atau lambang-lambang untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Johnson dan Rising: Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan bahasa simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide dari pada mengenai bunyi. 4 Matematika memiliki objek kajian yang abstrak. Objek dasar tersebut meliputi fakta, konsep, skill, dan prinsip. 5 Oleh karena itu, dalam mengungkapkan ide atau gagasan matematika diperlukan keterampilan dan kemampuan untuk mengkomunikasikannya. Seseorang yang mrnguasai matematika secara benar diharapkan mampu mengkomunikasikan ide atau gagasan matematika yang dipahaminya kepada orang lain secara sistematis, matematis, logis, dan tepat. Menurut Greenes dan Schulman, komunikasi matematika merupakan: 1 kekuatan sentral bagi siswa dalam merumuskan konsep dan strategi matematik; 2 modal keberhasilan bagi siswa terhadap pendekatan dan penyelesaian dalam eksplorasi dan investigasi matematik; 3 wadah bagi siswa dalam berkomunikasi 4 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran ..., h.17 5 Sri Anitah W, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta:Universitas Terbuka, 2008, Cet.ke-3, h. 7.5 dengan temannya untuk memperoleh informasi, membagi pikiran dan penemuan, curah pendapat, menilai dan mempertajam ide untuk meyakinkan yang lain. 6 Ide atau gagasan dalam matematika dinyatakan dalam simbol, lambang, notasi, atau numerik yang dilandasi oleh kesepakatan yang cermat, jelas, dan akurat, serta bersifat universal. 7 Schoen, Bean, dan Ziebarth Hulukati, 2005 mengemukakan bahwa: Komunikasi matematis adalah kemampuan siswa dalam hal menjelaskan suatu algoritma dan cara unik untuk pemecahan masalah, kemampuan siswa mengkonstruksi dan menjelaskan sajian fenomena dunia nyata secara grafik, kata-katakalimat, persamaan, tabel, dan sajian secara fisik atau kemampuan siswa memberikan dugaan tentang gambar-gambar geometri. 8 Dari definisi-definisi tersebut peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematika merupakan kemampuan menyampaikan idegagasan baik secara lisan maupun tulisan dengan simbol-simbol, grafik atau diagram untuk menjelaskan keadaan atau masalah dari informasi yang diperoleh. Ansari menelaah kemampuan komunikasi matematika dari dua aspek yaitu komunikasi lisan talking dan komunikasi tulisan writing. 9 Komunikasi lisan diungkap melalui intensitas keterlibatan siswa dalam kelompok kecil selama berlangsungnya proses pembelajaran. Sementara yang dimaksud dengan komunikasi matematika tulisan writing adalah kemampuan dan keterampilan siswa menggunakan kosa kata vocabulary, notasi dan struktur matematika untuk menyatakan hubungan dan gagasan serta memahaminya dalam memecahkan masalah. Kemampuan komunikasi matematika lisan siswa sulit diukur oleh guru sehingga untuk mendapatkan informasi tersebut dibutuhkan lembar observasi untuk mengamati kualitas diskusi siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan komunikasi matematika tertulis dapat diukur melalui soal. 6 Asep Sapa’at, “Pendekatan Keterampilan Metakognitif Untuk Mengembangkan Kompetensi Matematika Siswa”, dalam Mimbar Pendidikan, No.2, Tahun XXV 2006, h.6 7 Suhenda, Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, Cet.II, h.7.7 8 Abdul Qohar, “Mengembangkan Kemampuan ..., h.37 9 Melly Andriani, ”Komunikasi Matematika”, 2009, http:mellyirzal.blogspot.com200812komunikasi-matematika.html , 9 juni 2010, 13:03 WIB. NCTM menyatakan bahwa kemampuan komunikasi matematika perlu dibangun pada diri siswa agar dapat: 1 Memodelkan situasi dengan lisan, tertulis, gambar, grafik, dan secara aljabar. 2 Merefleksi dan mengklarifikasi dalam berpikir mengenai gagasan- gagasan matematika dalam berbagai situasi. 3 Mengembangkan pemahaman terhadap gagasan-gagasan matematik termasuk peranan definisi-definisi dalam matematika. 4 Menggunakan keterampilan membaca, mendengar, dan menulis untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan matematik. 5 Mengkaji gagasan matematika melalui konjektur dan alasan yang meyakinkan. 6 Memahami nilai dan notasi dan peran matematika dalam pengembangan gagasan matematik. 10 Konsekuensinya, guru matematika sebagai bagian penting dari proses pembelajaran matematika hendaknya perlu melakukan berbagai upaya menumbuhkembangkan kemampuan komunikasi matematik siswa, diantaranya melakukan aktivitas yang produktif yang dapat mendukung berrkembangnya kemampuan komunikasi matematika siswa. NCTM menyebutkan beberapa aktivitas guru yang dapat memungkinkan untuk dapat menumbuhkembangkan kemampuan komunikasi matematik siswa, diantaranya adalah: 1 Menyelidiki pertanyaan dan tugas-tugas yang diberikan, menarik hati, dan menantang siswa untuk berpikir. 2 Mendengarkan dengan penuh perhatian ide-ide siswa. 3 Meminta siswa untuk merespon dan menilai ide mereka secara lisan dan tulisan. 4 Menilai kedalaman pemahaman atau ide yang dikemukakan siswa dalam diskusi. 10 Asep Sapa’at, “Pendekatan Keterampilan ..., h. 7 5 Memutuskan kapan dan bagaimana untuk menyajikan notasi matematika dalam bahasan matematika pada siswa. 6 Memonitor partisipasi siswa dalam diskusi, memutuskan kapan dan bagaimana untuk memotivasi masing-masing siswa untuk berpartisipasi. 11

b. Aspek-aspek Dalam Komunikasi Matematika

Dokumen yang terkait

Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan Peta Konsep dalam Peningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. (Kuasi Eksperimen di SMP Jayakarta)

0 2 225

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SFE (STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING) DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS LISAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X MIA 2 SMA MTA SURAKARTA.

0 0 20

Eksperimentasi Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) terhadap Hasil Belajar ditinjau dari Kecerdasan Linguistik

0 0 8

Penerapan model pembelajaran student facilitator and explaining dan student team achievement divisions terhadap kemampuan komunikasi sains dan berpikir kritis siswa - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 172

Pengaruh penggunaan metode student facilitator and explaining dalam pembelajaran kooperatif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa SMK di Kota Tasikmalaya

0 0 8

PENGARUH PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN PERCAYA DIRI SISWA

0 0 18

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII B MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO MELALUI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE)

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas - UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII B MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO MELALUI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) - repository perpustakaan

0 0 17

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 2 SOMAGEDE

0 0 17

PENGARUH METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) TERHADAP RASA PERCAYA DIRI DAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN JIPANG KECAMATAN KARANGLEWAS - repository perpustakaan

0 0 17