Peran siswa sebagai fasilitator dan penjelas dalam metode ini yaitu merencanakan bagaimana cara mereka mengajari materi yang sedang
dipelajari kepada satu sama lain dan menyampaikannya secara lisan melalui bagan kepada anggota kelompok lainnya. Selain itu, menggambarkan
bagaimana cara menyelesaikan tugas yang diberikan tanpa memberikan jawabannya, memberikan umpan balik yang spesifik mengenai pekerjaan
siswa lain, dan menyelesaikan tugas dengan meminta siswa lain untuk mendemonstrasikan cara menyelesaikan tugas tersebut.
40
Sedangkan peran guru yaitu sebagai manager, guru memonitor disiplin kelas dan hubungan interpersonal, dan memonitor ketepatan penggunaan
waktu dalam menyelesaikan tugas.
41
Selain itu sebagai mediator, guru memandu menjembatani mengaitkan materi pembelajaran yang sedang
dibahas dengan permasalahan yang nyata ditemukan di lapangan.
42
Dengan kata lain, guru memberikan pengarahan kepada kelompok dengan menyatakan
tujuan dari tugas atau materi yang diberikan, mendorong dan memastikan siswa untuk berpartisipasi. Membuat siswa mendapatkan giliran adalah salah
satu cara untuk memformalkan partisipasi seluruh anggota kelompok. Selain itu, memberikan kesempatan untuk menyampaikan umpan balik positif kepada
semua anggota.
3. Metode Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang umumnya diterapkan guru sehari-hari. Menurut Ruseffendi, metode ekspositori sama
dengan cara mengajar yang biasa konvensional dipakai pada pengajaran matematika.
43
Sanjaya berpendapat bahwa pembelajaran ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara
40
Johnson and Johnson, Colaborative Learning …, h.117
41
I Wayan Santyasa, Model-model Pembelajaran Inovatif, Makalah:disajikan dalam pelatihan tentang Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru-Guru SMP dan SMA di Nusa Penida,
tanggal 29 Juni s.d 1 Juli 2007, h. 6
42
Isjoni, Cooperative Learning …, h. 63
43
E.T. Ruseffendi, Pengajaran Matematika Modern, Bandung: Tarsito, 1980, Cet. 1, h. 172
verbal dari dari seorang guru kepada siswa.
44
Sedangkan Makmun mengemukakan bahwa ”guru menyajikan bahan dalam bentuk yang lebih
dipersiapkan secara rapi, sistematik, dan lengkap sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teatur dan tertib.”
45
Definisi-definisi tersebut menjelaskan bahwa dalam proses belajar siswa hanya mengikuti pola
yang ditetapkan oleh guru secara cermat dengan menangkap dan mengingat informasi yang telah diberikan, serta dapat mengungkapkan kembali apa yang
telah diperolehnya ketika diberi pertanyaan oleh guru. Pembelajaran
ekspositori merupakan
bentuk dari
pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru teacher centered. Dikatakan
demikian, sebab guru memegang peran yang dominan dan dalam metode ini siswa tidak dituntut mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta, konsep dan
prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Siswa hanya diharapkan memahami materi dengan benar dengan cara mengungkapkan kembali materi
yang telah dijelaskan. Secara garis besar prosedur pembelajaran ekspositori sebagai berikut:
1 Persiapan preparation yaitu guru menyiapkan bahan selengkapnya secara sistematik dan rapi.
2 Pertautan apperception bahan terdahulu, yaitu guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa ke materi
yang telah diajarkan. 3 Penyajian presentation terhadap bahan yang baru, yaitu guru menyajikan
dengan cara memberi ceramah atau menyuruh siswa membaca bahan yang telah dipersiapkan.
4 Evaluasi resitation yaitu guru bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari.
46
Metode pembelajaran ekspositori mempunyai kelebihan yaitu: 1 Dapat digunakan pada jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar
44
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ..., h.177
45
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna …, h. 79
46
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna …, h. 79
2 Efektif ketika materi pelajaran yang akan disampaikan cukup luas dan waktu yang tersedia terbatas.
3 Guru dapat mengontrol urutan dan keluasan materi pelajaran sehingga dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran yang
telah disampaikan.
47
Dalam pelaksanaannya, metode ekspositori memiliki kelemahan, diantaranya:
1 Metode ekspositori hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
2 Metode ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu. 3 Sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan
sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis dikarenakan metode ini lebuh banyak diberikan melalui ceramah.
4 Gaya komunikasi dalam pembelajaran ini lebih banyak terjadi satu arah one-way communication sehingga dapat mengakibatkan pemahaman
yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.
48
Terdapat beberapa perbedaan esensial antara Metode Student Facilitator and Explaining SFE dengan metode pembelajaran konvensional, berikut ini
disajikan dalam tabel yaitu sebagai berikut: Tabel 2.2
Perbandingan Metode Student Facilitator and Explaining SFE dengan metode pembelajaran konvensional
Metode Student Facilitator and
Explaining SFE Metode pembelajaran konvensional
Pembelajaran berpusat pada siswa Pembelajaran berpusat pada guru
Aktivitas belajar siswa secara kelompok Aktivitas belajar siswa lebih banyak
belajar sendiri Siswa mencari dan mengolah informasi
yang diperoleh
dan selanjutnya
dikemukakan ke siswa lain Guru
mengajar dan
menyebarkan informasi kepada siswa dan siswa hanya
menerima Penekanan tidak hanya pada penyelesaian
tugas tetapi juga terhadap hubungan interpersonal dan keterampilan sosial
berupa kemampuan berkomunikasi Penekanan hanya pada penyelesaian tugas
47
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ..., h. 188
48
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ..., h. 189
B. HASIL PENELITIAN RELEVAN
Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian peneliti, yaitu:
a. Musriah 2009 Peningkatan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran
Matematika Melalui Metode Student Facilitator and Explaining PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII di SMP Negeri 2 Grobogan .
Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil tes tertulis yang dilakukan sebelum dan sesudah penelitian menunjukkan adanya
peningkatan pada prestasi belajar siswa. Sebelum tindakan kelas prestasi belajar siswa hanya 30.95, sesudah tindakan prestasi belajar siswa naik
menjadi 95.24. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan metode student facilitator and explaining dalam pembelajaran
matematika dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga berdampak pada peningkatan prestasi belajar.
b. Heni Dwi Kusmiyati 2010 Pengaruh Metode Reciprocal Teaching,
Student Facilitator and Explaining dan Konvensional Terhadap Prestasi Belajar Matematika Penelitian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP
Al-Islam 1 Surakarta. Skripsi tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta . Hasil penelitian, pada taraf signifikansi
α = 5, menunjukkan bahwa metode pembelajaran student facilitator and
explaining mempengaruhi prestasi belajar matematika, dalam arti prestasi belajar matematika siswa yang diajar dengan metode student
facilitator and explaining lebih baik daripada yang diajar dengan metode konvensional.
C. KERANGKA BERPIKIR
Matematika sebagai alat bagi ilmu yang lain sudah cukup dikenal dan sudah tidak diragukan lagi. Matematika bukan hanya sekedar alat bagi ilmu,
tetapi lebih dari itu matematika adalah bahasa. Dalam hal ini yang dipakai oleh bahasa matematika ialah dengan menggunakan simbol-simbol.