6 interpersonal skill berupa kemampuan untuk mengerti dan peka terhadap
orang lain. Dengan kata lain, model pembelajaran kooperatif menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran student oriented yang memberikan
kesempatan besar dalam memberdayakan potensi siswa secara optimal. Interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru pun dapat terjalin baik
dengan pembelajaran ini. Metode student facilitator and explaining merupakan suatu metode
dimana siswa mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa lainnya.
8
Langkah-langkah pembelajaran dengan metode student facilitator and explaining yaitu guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru
menyajikan materi, memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya baik melalui bagan atau peta konsep maupun yang lainnya, guru
menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa sekaligus memberi penjelasan singkat, evaluasi, dan penutup. Melalui metode student facilitator and
explaining siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain, siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang ada di pikirannya sehingga lebih dapat
memahami materi tersebut. Dengan demikian proses pembelajaran matematika yang menerapkan metode student facilitator and explaining
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian
mengenai “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE
STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SFE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA”
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka timbul beberapa permasalahan, yaitu:
1. Rendahnya minat dan kualitas belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika sehingga rendah pula daya pemahamannya terhadap konsep-
8
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Sidoarjo:Masmedia Buana Pustaka, 2009, Cet.I, h.126
7 konsep dan penguasaan materi pelajaran matematika, akibatnya
menganggap metematika sulit. 2. Ketidakmampuan siswa menghubungkan antara apa yang dipelajari dan
bagaimana pengetahuan itu dimanfaatkan untuk memecahkan persoalan sehari-hari.
3. Rendahnya kemampuan komunikasi matematika siswa yang dapat menghambat pemahaman dan penguasaan penyampaian konsep dan materi
pembelajaran matematika. 4. Kurangnya variasi dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga
guru monoton dalam mengajar. 5. Guru masih sering menjadi sentral utama dalam proses pembelajaran dan
mendominasi aktivitas mengajar, siswa kurang diberi kesempatan mengemukakan ide.
C. PEMBATASAN MASALAH
Agar masalah yang dikaji lebih terfokus dan terarah maka penulis membatasi masalah-masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode student facilitator and explaining. Langkah-langkah pembelajaran dengan
metode student facilitator and explaining yaitu guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru menyajikan materi, memberikan
kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya baik melalui bagan atau peta konsep maupun yang lainnya, guru menyimpulkan ide
atau pendapat dari siswa, guru menjelaskan semua materi yang disajikan pada saat itu dan penutup.
2. Kemampuan komunikasi matematika siswa dalam pembelajaran matematika dibatasi pada kemampuan komunikasi matematika tertulis
yaitu Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam idea matematika; Menjelaskan idea, situasi dan relasi matematik secara tulisan
dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar; Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika; Memberikan jawaban
8 dengan menggunakan bahasa sendiri; Menjelaskan dan membuat
pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari. 3. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII MTs. Manaratul Islam Jakarta
tahun ajaran 20102011.
D. RUMUSAN MASALAH