2 Lingkungan Non Sosial Lingkungan non social ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat
tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
c. Faktor Pendekatan Belajar Tercapainya hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh bagaimana aktivitas
siswa dalam belajar. Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk menunjang ke
efektifan dan efesiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu
26
. Jadi, keberhasilan siswa mencapai hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor. Faktor itu terdiri dari tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam
pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran variatif yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang
memberi dorongan anak untuk maju. Selain itu, lingkungan sekolah yang tertib, teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam
pembelajaran. Masyarakat kita sekarang ini pada satu sisi adalah masyarakat pertanian,
pada sisi lain sudah memasuki era globalisasi yang terdiri dari era industri, teknologi dan informasi. Perubahan kondisi sosial, ekonomi, politik dan budaya
berlangsung cepat. Perubahan cepat ini membawa dampak besar bagi kehidupan masyarakat baik positif maupun negatif.
Pola kehidupan positif adalah melihat perubahan itu sebagai sesuatu yang harus diterima dan dihadapi. Di dalamnya ada hal-hal yang dapat dianggap
sebagai sesuatu yang baik, memberi kemudahan dan kenyamanan serta peningkatan martabat hidup manusia. Manusia juga melihat adanya tantangan dan
peluang bagi kemajuan hidup manusia. Oleh sebab itu, manusia membangun dan melengkapi diri dengan memperkuat keimanan, mental, budaya, disiplin,
26
Muhibbin Syah, op.cit., h.130-140
keterampilan dan pengetahuan. Dengan demikian, manusia mampu bertahan dan menghadapi gelombang perubahan yang cepat tersebut.
Sementara pola kehidupan negatif adalah melihat perubahan itu sebagai ancaman yang membahayakan kehidupan. Menutupi diri terhadap perubahan akan
tertinggal dan terbelakang. Pada sisi lain, tanpa membekali diri secara positif seperti di atas, manusia ikut arus dan menikmati perubahan yang terjadi. Akan
tetapi, hal itu membawa dampak negatif dalam sikap dan perilaku serta kehampaan batiniahnya. Oleh karena itu, para siswa pada masa sekarang ini,
menghadapi begitu banyak ancaman dan tantangan. Prestasi yang dicapai dalam pembelajaran pun terhambat dan belum optimal.
C. Sejarah Kebudayaan Islam 1.
Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah secara etmologi berasal dari bahasa arab “Syajara” yang berarti terjadi, atau “syajarah” yang berarti pohon, atau “syajarah al-nasab” yang berarti
pohon silsilah. Dalam bahasa latin dan yunani, sejarah berasal dari kata historia, yang berarti orang pandai. Sedangkan menurut Zuhairini, dkk. Kata sejarah dalam
bahasa arab di sebut tarikh yang berarti ketentuan masa dan perhitungan tahun. Dengan demikian secara etimologis, sejarah adalah catatan-catatan yang
berhubungan dengan kejadian-kejadian masa lampau. Secara terminologis, ada yang mengartikan sejarah sebagai keterangan
yang terjadi di kalangan umat manusia pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada. Sejarah Pendidikan Isslam adalah proses pewarisan dan
pengembangan budaya umat manusia di bawah sinar bimbingan ajaran islam, yaitu yang bersumber dan berpedomankan ajaran islam sebagaimana termaktub
dalam Al-qur’an dan terjabar dalam sunah rasul dan bermula sejak Nabi Muhammad SAW menyampaikan membudayakan ajaran tersebut kepada ke
dalam budaya umatnya.
27
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan keseluruhan aktivitas manusia muslim dan hasilnya yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
27
Andewi Suhartini, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2009 hal. 3-6
kesenian, moral, hokum, adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan lain yang di dapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
28
Pengertian Sejarah kebudayaan Islam yang terdapat di dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah: .Salah satu bagian mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah
Kebudayaan Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya way of life melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan
pengalaman dan pembiasaan.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam mempunyai fungsi yang dapat menjelaskan ketercapaian yang tercantum dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
yang diterapkan di madrasah. Fungsi dasar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam meliputi:
a. Fungsi Edukatif Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang keharusan menegakkan
nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan islami dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
b. Fungsi Keilmuan Melalui sejarah peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai
tentang masa lalu Islam dan kebudayaannya. c. Fungsi Transformasi
Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam merancang transformasi masyarakat.
Mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Melihat dan menganalisis peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga masa-masa yang akan dating.
b. Mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan suatu tokoh atau generasi terdahulu.
c. Mengambil hikmah, nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah. d. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan
akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk, berdasarkan cermatnya atas fakta sejarah yang ada.
e. Memperoleh inspirasi dan motivasi untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam yang mengandung nilai-nilai
kearifan yang dapat di pergunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian muslim yang baik.
29
28
Murodi, , Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang:PT. Karya Toha Putra, 2009, h.10
29
Murodi, , Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang:PT. Karya Toha Putra, 2009, h.9
2. Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Acuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran dan memantau perkembangan mutu pendidikan adalah standar kompetensi. Standar kompetensi
dapat didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat penguasaan yang diharapkan
dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Standar Kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MTs berisi
mata pelajaran yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh Sejarah Kebudayaan Islam di MTs. Kemampuan ini berorientasi pada perilaku aspek
afektif , peserta didik memiliki: keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWt. Sesuai ajaran Agama Islam yang tercermin dalam perilaku sehari-hari memiliki
nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan humaniora, serta menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara baik lingkup nasional
maupun global. Berkenaan dengan aspek kognitif, menguasai ilmu, teknologi, dan
kemampuan akademik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berkenaan
dengan aspek psikomotorik, memiliki keterampilan berkomunikasi, kecakapan hidup, mampu beradaptasi dengan perkembangan
lingkungan sosial, budaya dan lingkungan alam baik lokal, regional, maupun global, memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang bermanfaat untuk
melaksanakan tugas kegiatan sehari-hari. Standar kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam juga
mengacu pada struktur keilmuan mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam. Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut, Standar Kompetensi mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam MTs adalah sebagai berikut: a.
Kemampuan membiasakan
untuk mencari,
menyerap, menyampaikan, dan menggunakan informasi tentang sjarah
pembentukan dinasti Umayah, biografi dan kebijakan khalifah- khalifah dinasti Umayah Muawiyah bin Abi Sofyan, Abdul Malik
bin Marwan, Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Azis dan Hisyam bin Abdul Malik, kemajuan dinasti Umayah bidang
politik dan militer.
b. Kemampuan membiasakan
untuk mencari,
menyerap, menyampaikan, dan menggunakan informasi tentang kemajuan