Pasar Modal yang Efisien berdasarkan Keterbukaan Fakta Materil

semua pihak untuk saling menghormati posisi masing-masing dan menjunjung nilai- nilai kebenaran materil. 98 Bagi pelaku usaha dan pelaku Pasar Modal, prinsip-prinsip GCG ini dapat menjadi pedoman dalam menentukan tindakan terbaik untuk peningkatan nilai dan keberlangsungan perusahaan. Manajemen akan memfasilitasi pengawasan kinerja perusahaan yang efektif guna mendorong perusahaan menggunakan sumber daya secara efisien untuk mencapai tujuan yang dikehendaki perusahaan dan pemegang saham. 99 Pasar modal yang efisien sering diartikan sebagai pasar dimana harga saham dipengaruhi oleh semua informasi yang mengandung fakta materil yang tersedia secara langsung. Tiap Pasar Modal di berbagai belahan dunia terkait satu dengan lainnya, sehingga investor yang sama bisa berpindah-pindah dari satu Pasar Modal ke Pasar Manajemen yang menerapkan tata kelola perusahaan yang baik memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan pihak kreditur, sehingga pemegang saham dan kreditur yakin akan memperoleh kembali investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi. Oleh karena itu, tata kelola perusahaan yang baik akan membantu menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap pertumbuhan sektor usaha yang efisien dan berkesinambungan.

D. Pasar Modal yang Efisien berdasarkan Keterbukaan Fakta Materil

98 Sri Redjeki Hartono I, log.cit. 99 Eddi Wibowo, Tomo HS, dkk., log.cit. Universitas Sumatera Utara Modal lainnya untuk mencari keuntungan. Oleh karena itu, tiap Pasar Modal saling bersaing untuk menjadi pasar yang efisien berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengaturnya. 100 Untuk mendapatkan pasar modal yang efisien, dalam arti terbuka, jujur dan fair, UUPM memang sepatutnya memuat pengaturan prinsip keterbukaan dengan tujuan agar berfungsi arus informasi ke pasar dan tercipta informasi yang akurat, yang pada gilirannya tercapai disiplin pasar market dicipline. 101 Terciptanya pasar modal yang efisien adalah salah satu fungsi dari prinsip keterbukaan, dengan tujuan untuk menjaga dan memelihara kepercayaan publik terhadap pasar dan sekaligus untuk mencegah pelanggaran dan kejahatan di Pasar Modal. 102 100 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, op. cit., hal. ix. 101 Bismar Nasution, I, ibid., hal. 3. 102 Ibid., hal. 11. Dengan demikian, keterbukaan emiten kepada investor atas informasi yang mengandung fakta materil akan berperan sangat penting dalam menciptakan mekanisme pasar yang efisien. Berdasarkan alasan tersebut, Hukum Pasar Modal di Indonesia mewajibkan emiten untuk secara terus menerus melakukan keterbukaan informasi mengenai fakta material mandatory disclosure yang menyangkut perusahaan emiten atau efek perusahaannya. Kewajiban mandatory disclosure ini dijamin pelaksanaannya di dalam Pasal 86 ayat 1 UUPM, sebagai berikut: “Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif atau Perusahaan Publik wajib: a. menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat; dan Universitas Sumatera Utara b. menyampaikan laporan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat tentang peristiwa material yang dapat mempengaruhi harga Efek selambat-lambatnya pada akhir hari kerja ke-2 kedua setelah terjadinya peristiwa tersebut. 103 103 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 86 ayat 1 huruf b. Ketentuan ini berarti bahwa disamping laporan berkala kepada Bapepam-LK, UUPM mewajibkan perusahaan publik atau emiten yang pernyataan pendaftarannya telah efektif untuk menyampaikan laporan kepada Bapepam-LK dan mengumumkan kepada masyarakat tentang telah terjadinya peristiwa materil selambat-lambatnya 2 dua hari kerja sejak peristiwa materil tersebut terjadi. Inilah jaminan keterbukaan di pasar modal untuk melindungi kepentingan investor dan menciptakan pasar yang efisien. Ketentuan ini juga mengisyaratkan bahwa kewajiban pelaksanaan asas keterbukaan tidak saja ditujukan kepada investor tetapi juga kepada pemerintah sebagai regulator. Kewajiban keterbukaan terhadap fakta material memang seyogyanya dibebankan kepada perusahaan publik atau emiten, karena emitenlah yang mengetahui segala sesuatu mengenai kondisi dan perkembangan yang penting dan relevan di dalam perusahaannya, baik mengenai peristiwa, kejadian, maupun fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. Bursa efek dianggap oleh hukum hanya akan mengetahui informasi mengenai emiten jika informasi itu telah disampaikan oleh emiten. Universitas Sumatera Utara Pasar modal yang efisien mempunyai hubungan dengan perdagangan yang teratur, wajar dan efisien. Pengertian sistem perdagangan yang teratur, wajar dan efesien dijabarkan sebagai berikut: 1 Perdagangan efek yang teratur adalah pelaksanaan perdagangan yang terorganisir dengan baik yang memungkinkan setiap pihak mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk berinvestasi melalui Bursa efek berdasarkan peraturan bursa yang antara lain mengatur hak dan kewajiban anggota bursa dan tata cara perdagangan di bursa; 2 Perdagangan yang wajar adalah penyelenggaraan perdagangan yang berlangsung secara alamiah dalam pengertian setiap kekuatan penawaran atau permintaan dilakukan berdasarkan mekanisme pasar yang bebas dari adanya keadaan yang tidak mendukung terciptanya keadaan pasar sesuai dengan keinginan para pelakunya, seperti adanya sistem penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu dari emiten, terhindarnya pasar dari usaha-usaha pihak tertentu untuk memperoleh keuntungan dari ketidaktahuan pihak lainnyadan adanya sistem dan tata cara pelaksanaan perdagangan yang mendukung terciptanya kewajaran dalam melakukan perdagangan di Bursa Efek; 3 Perdagangan yang efisien adalah perdagangan dimana para pihak yang berkepentingan dengan perdagangan efek tersebut dapat melakukan perdagangan yang mudah, cepat. Keteraturan di dalam pengertian ini artinya ada konsistensi dalam penegakan peraturan dan juga tercermin dari perilaku para pihak yang terlibat dalam perdagangan efek di bursa dan para pemodal itu sendiri yang seharusnya mengutamakan profesionalisme dengan mematuhi peraturan yang berlaku di Pasar Modal dan etika dalam melakukan perdagangan di bursa. 104 Pasar yang efisien berkaitan dengan sistim keterbukaan wajib, sebab pada dasarnya sistem keterbukaan wajib berusaha menyediakan informasi teknis technical information bagi analis saham dan profesional pasar, karena mereka merupakan daya penggerak dalam mempertahankan pasar yang efisien. Esensi keterbukaan wajib dalam rangka menciptakan pasar efisien tersebut adalah bahwa dalam suatu pasar efisien 104 Cyril Noerhadi, Pencatatan dan Perdagangan Saham di Bursi Efek Jakarta, Semarang: Seminar Nasional, 1996 hlm.12. Lihat pula Penjelasan Pasal 7 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara seluruh informasi publik yang disampaikan secara cepat dan penuh dicerminkan kepada harga saham. Pasar modal yang dikatakan efisien bila informasi dapat diperoleh dengan mudah, cepat dan murah oleh pelaku pasar, sehingga semua informasi yang relevan dan terpercaya telah tercermin dalam pergerakan harga saham. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga saham, semakin efisien pasar modal tersebut. Konsep pasar modal yang efisien pada dasarnya memberikan penjelasan mengenai bagaimana harga saham menyesuaikan diri dengan informasi baru. Pasar modal dikatakan efesien apabila harga saham secara akurat merefleksikan informasi yang tersedia. Dengan demikian, tidak ada saham yang secara konsisten menghasilkan penghasilan di atas normal, dan harga saham akan menyesuikan diri dengan informasi baru. 105 105 Bismar Nasution, I, op.cit., hal. 15-16. Universitas Sumatera Utara

BAB III RUANG LINGKUP PENGATURAN FAKTA MATERIL

DALAM HUKUM PASAR MODAL DI INDONESIA

A. Pengertian Fakta Materil

Pengertian fakta materil ditentukan di dalam Pasal 1 angka 7 UUPM, yang berbunyi sebagai berikut: “Informasi atau Fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga Efek pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau Pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut”. 106 106 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995, Penjelasan Pasal 1 angka 7. Pasal ini secara tegas menjabarkan fakta material sebagai informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. Rumusan fakta materil ini juga dapat dijadikan standar penentuan mengenai suatu informasi merupakan fakta materil atau tidak. Pengertian fakta materil ini dibatasi dengan suatu kriteria, yaitu informasi yang dapat mempengaruhi keputusan pihak yang berkepentingan terhadap efek danatau berpengaruh terhadap harga dari efek tersebut. Universitas Sumatera Utara