Manipulasi Pasar Pelanggaran Ketentuan Fakta Materil

dan perkembangan perusahaannya, tetapi profesi penunjang pasar modal juga terlibat dalam perbuatan tersebut. Larangan emiten yang diwakili oleh direksinya melakukan pernyataan yang menyesatkan misleading statement mempunyai kaitan dengan pengaturan Undang- undang Perseroan Terbatas. Direksi perusahaan publik diharuskan oleh UUPT untuk: 1. menyediakan dokumen perhitungan tahunan yang benar dan atau tidak menyesatkan Pasal 69 ayat 3 dan ayat 4 UUPT; 2. menjalankan tugasnya dengan itikad baik Pasal 97 ayat 2 UUPT; 3. tidak boleh bersalah atau lalai menjalankan tugasnya Pasal 97 ayat 3 UUPT; 4. tidak mengakibatkan perseroan dinyatakan pailit yang disebabkan kesalahan dan atau kelalaian Direksi dan harta PT tidak mencukupi untuk menutup kerugian akibat kepailitan tersebut Pasal 104 ayat 2 UUPT. Direksi perusahaan publik yang tidak melaksanakan keharusan dalam UUPT tersebut dapat dikategorikan sebagai perbuatan yang tidak menyampaikan fakta materil yang benar kepada publik.

3. Manipulasi Pasar

Manipulasi pasar diatur dalam Pasal 91, Pasal 92 dan Pasal 93 UUPM. Pasal 91 UUPM menyebutkan larangan manipulasi pasar dengan menyebutkan bahwa setiap pihak dilarang melakukan tindakan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk meciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai Universitas Sumatera Utara kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek dibursa efek. Pasal 92 UUPM melarang para pihak melakukan dua transaksi atau lebih yang menyebabkan harga efek di bursa efek naik, tetap atau turun dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli, menjual, atau menahan efek. Pasal 93 UUPM merupakan kombinasi antara kealpaan, penipuan dan manipulasi pasar, yang bermuara pada terpengaruhnya harga efek di Bursa Efek. Sementara itu, Penjelasan Pasal 91 UUPM menyatakan sebagai berikut: “Masyarakat pemodal sangat memerlukan informasi kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga Efek di bursa Efek yang tercermin dari kekuatan penawaran jual dan penawaran beli Efek sebagai dasar untuk mengambil keputusan investasi dalam Efek. Sehubungan dengan itu, ketentuan ini melarang adanya tindakan yang dapat menciptakan gambaran semu mengenai kegiatan perdagangan, kedaan pasar, atau harga Efek, antara lain: a. Melakukan transaksi Efek yang tidak mengakibatkan perubahan pemilik; atau b. Melakukan penawaran jual atau penawaran beli Efek pada harga tertentu, dimana pihak tersebut juga telah bersekongkol dengan pihak lain yang melakukan penawaran beli atau penawaran jual Efek yang sama pada harga yang kurang lebih sama”. 149 Ketentuan-ketentuan ini melarang perbuatan manipulasi pasar, yaitu perbuatan beberapa pihak atau orang yang bersekongkol menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga Efek dengan cara melakukan serangkaian transaksi efek guna menciptakan harga efek yang semu karena tidak didasarkan pada ketentuan permintaan jual beli efek yang sebenarnya, dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli, menjual, atau 149 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Penjelasan Pasal 91. Universitas Sumatera Utara menahan efek yang dimilikinya dengan maksud menghitungkan diri sendiri atau pihak lain. Manipulasi pasar adalah suatu tindakan pura-pura yang tidak mencerminkan tindakan yang sebenarnya dengan maksud atau tujuan tertentu yang tersembunyi, yakni menciptakan false impression gambaran semu kepada pihak lain, agar pihak yang terpengaruh melakukan tindakan jual beli suatu efek pada harga yang diinginkan pelaku manipulasi. 150 Artinya, manipulasi pasar merupakan modus kejahatan yang menggunakan mekanisme pasar sebagai alat untuk menciptakan pembentukan harga, yang dijadikan objek untuk mencapai tujuan yang diinginkan pelakunya. 151 Praktek manipulasi pasar ditujukan pada distorsi terhadap kekuatan bebas atas persediaan dan permintaan supply and demand. Pada umumnya, setiap manipulasi menggunakan restriksi artifisial pada floating supply of stock, yang diikuti oleh beberapa faktor untuk merangsang publik pada permintaan saham dalam bentuk artifisial atau penciptaan penampilan palsu atas kegiatan perdagangan yang sebenarnya. Pelaku manipulasi pasar melakukan suatu upaya yang bertujuan menciptakan gambaran semu false impression atas transaksi di pasar modal guna merangsang investor mengambil keputusan yang salah. Mengenai bagaimana cara dan teknik pelaku manipulasi pasar dalam melakukan tindakannya, dikatakan Bismar Nasution: 152 150 Indra Surya, “Tindak Pidana dan Penegakan Hukum di Pasar Modal Indonesia”, The Essence of Corporate Secretary, Panduan Sekretaris Korporasi Indonesia Memasuki Millenium Baru, Jakarta: Yayasan Pendidikan Pasar Modal Indonesia YPPMI dan Salemba Communications, 2000, hal 205. 151 Indra Safitri, II, Transparansi Independensi dan Pengawasan Kejahatan Pasar Modal Jakarta: Go Global Book, 1998 hal. 191. Bandingkan dengan Indra Surya, log.cit. 152 Bismar Nasution, I, op. cit., hal. 190. Senada dengan itu, menurut Anthony de Torro : Universitas Sumatera Utara Rencana pertama dari praktek manipulasi adalah melakukan restriksi artifisial dalam persediaan saham dengan mengakuisisi saham secara substansial dalam controlled account. Kegiatan merangsang permintaan saham yang disengaja dengan upaya pengendalian persediaan saham. Selanjutnya, melakukan penjualan atas persediaan saham yang dibeli, sejalan dengan harga saham yang telah membungbung harga manipulasi. 153 1. Melakukan restriksi artifisial pada persediaan saham floating supply of stock; Dengan demikian, manipulasi pasar dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 2. Mengakuisisi saham secara secara substansial dalam controlled account; 3. Mengendalikan persediaan saham, guna merangsang publik pada permintaan saham dalam bentuk artifisial atau penciptaan penampilan palsu atas kegiatan perdagangan yang sebenarnya 4. Terjadi distorsi dalam kekuatan bebas antara persediaan dan permintaan supply and demand; 5. Melakukan penjualan atas persediaan saham yang dibeli, sejalan dengan harga saham yang telah membungbung harga manipulasi. Indra Safitri mengemukakan pendapatnya mengenai identifikasi atas mekanisme manipulasi pasar yang dijalankan oleh pelakunya sebagai berikut: Pertama, terjadinya manipulasi pasar berakibat harga saham yang tercipta adalah semu. Kedua, pembentukan harga saham yang semu berarti transaksi jual beli dilakukan atas perintah satu pihak, atau dengan kata lain tidak mengakibatkan perubahan kepemilikan. Ketiga, terjadinya gambaran semu atau menyesatkan dapat terjadi pada 153 Anthony de Toro, dalam, ibid., hal. 190. Universitas Sumatera Utara kondisi pasar secara keseluruhan, atau hanya satu counter saham saja, yang seolah- olah timbul sentimen positif atau negatif pada harga saham tersebut. Keempat, untuk mengatur dan mengarahkan pasar, agar seolah-olah telah terjadi transaksi yagn sangat aktif dengan likuiditas yan tinggi, maka diperlukan suatu kerjasama dengan pihak lain atau perusahaan efek lain yang diperintahkan untuk mengambil posisi jual atau beli. Kelima, akibat tingkat likuiditas yang tinggi, maka pelaku akan dapat memanfaatkan kepentingannya apakah akan melakukan pembelian, penjualan, atau menahan harga saham tersebut. 154 Manipulasi pasar adalah tindakan yang menggunakan mekanisme transaksi saham di pasar modal. Pada umumnya, penjualan ataupun pembelian saham yang dilakukan dalam usaha menipulasi pasar tidak menyebabkan peralihan hak atas saham tersebut, sebab pelakunya adalah sama. Manipulasi saham dapat pula dilakukan tanpa langsung melakukan transaksi saham di lantai bursa, yaitu dengan Tujuan manipulasi pasar adalah menciptakan harga saham yang bukan sebenarnya atau yang disebut dengan “semu”, yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan yang besar bagi pelakunya, baik harga saham itu naik, tetap ataupun turun. Manipulasi harga saham hanya dapat berlangsung dan mencapai sasarannya pada saham yang kapitalisasinya kecil dan pelaku menguasai jaringan transaksi efek tertentu dan memiliki buying power kekuatan beli ataupun selling power kekuatan jual, ditambah dengan kepemilikan sertifikat saham fisik dalam jumlah yang cukup besar untuk dapat mengontrol pasar. 154 Indra Safitri, II, op. cit., hal. 193. Universitas Sumatera Utara cara memberikan informasi atau melakukan kegiatan di luar bursa, yang menimbulkan pengaruh terhadap harga saham. Ada beberapa pola pelanggaran yang dikategorikan sebagai manipulasi di pasar modal, yakni: 155 1. Penyebarluasan informasi palsu mengenai suatu emiten dengan tujuan untuk mempengaruhi harga efek perusahaan dimaksud di bursa efek. Misalnya, menyebarluaskan isu atau rumor bahwa suatu emiten akan segera dilikuidasi sehingga menyebabkan harga efek perusahaan yang bersangkutan menukik tajam di bursa efek. 2. Market Ringging Serangkaian kejadian transaksi dengan menggunakan berbagai teknik dan alat dengan tujuan manipulatif. a. Wash Trading Merupakan transaksi efek yang tidak mengakibatkan perubahan kepemililkan. Transaksi ini dilakukan untuk memberi kesan bahwa ada perdagangan yang aktif untuk efek tertentu. Padahal yang terjadi adalah penjual pembeli pertama merupakan pembeli penjual terakhir. Misalnya, direksi emiten A, agar efeknya dianggap likuid di bursa, memerintahkan pihak lain satu atau dua orang untuk melakukan pembelian sekaligus penjualan efek tertentu di bursa efek dengan kepemilikan secara absolut. Sekalipun ada, hal tersebut 155 Indra Surya, op. cit., hal. 206; Fuady, Munir, I, Pasar Modal Modern. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2001, hal. 160-162; Bismar Nasution, IV, Diktat Kuliah Hukum Pasar Modal, Fakultas Hukum USU, Medan, tp.th., hal. 27. Universitas Sumatera Utara dilakukan setelah sebelumnya disusun skenario di antara pihak-pihak yang terlibat. Pola ini, lebih jauh lagi dapat dipergunakan sebagai sarana untuk memodifkasi harga efek pada level tertentu yang dikehendaki pelaku. Wash Trading sering pula disebut Wash Sale, yaitu transaksi saham yang tidak mengakibatkan terjadinya peralihan saham yang riil. b. Matching Orders Suatu proses transaksi yang memadukan dua perintah penanam modal yang serupa dan saling melengkapi untuk jumlah dan jenis efek yang sama dan pada saat yang bersamaan. Kegiatan ini dilakukan untuk menciptakan kesan adanya perdagangan aktif yang sebenarnya semu untuk menaikkan harga. Bedanya dengan wash trading, matching orders dilakukan dalam waktu yang bersamaan. c. Pump-Dumn Manipulation Pooling Kegiatan ini dilakukan dengan cara menguasai sejumlah besar efek, kemudian menjualnya pada saat yang tepat berdasarkan harga yang telah diciptakan pelaku karena penguasaan efek tersebut. Cara tambahan bisa dipakai dengan wash trading, matching orders, manguasai market maker, dan bahkan mempengaruhi security analyst analis efek yang dapat mendorong harga efek tersebut untuk naik. d. Connering Cornering adalah tindakan pembelian efek yang terjadi secara terus-menerus, yang mana pihak pelaku mempunyai tujuan untuk menguasai atau Universitas Sumatera Utara menyebabkan pihak lain tidak dapat melakukan penjualan atau tidak dapat memiliki efek yang dapat dimiliki pada harga yang wajar. Berdasarkan praktek cornering, terjadi penguasaan sebagian besar saham tertentu yang beredar di pasar oleh pelaku sehingga persediaan terbatas shortage akibat terjadinya pengurangan jumlah saham yang dapat diperjualbelikan. Dengan mekanisme ini, harga saham di pasar modal tercipta bergerak naik secara normal, padahal sebenarnya pergerakan harga saham merupakan rancangan pelaku cornering. Dengan penguasaan saham melalui transaksi yang terus menerus ini, pelaku cornering dapat mengendalikan harga saham karena tingkat permintaan demand yang tinggi atas saham tersebut. Pelaku cornering akan menentukan harga saham di bursa secara semu sampai tingkat harga yang diinginkannya, karena harga saham ditentukan oleh rekayasa dengan cara transaksi semu dan tidak berdasarkan kekuatan perintah jual dan beli yang riil. e. Stabilizing, yaitu transaksi pada saat atau segera setelah proses IPO. Dari keseluruhan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa batasan manipulasi pasar adalah tindakan pihak tertentu di pasar modal yang menciptakan gambaran semu tidak sebenarnya mengenai saham suatu perusahaan berdasarkan mekanisme transaksi saham dengan tujuan mengambil keuntungan finansial bagi dirinya sendiri yang mengakibatkan kerugian bagi pelaku pasar modal yang telah mengambil keputusan yang salah dalam investasi saham tersebut. Dalam hal ini, suatu Universitas Sumatera Utara manipulasi pasar hanya dapat terjadi atas dukungan adanya fakta-fakta material yang dimiliki oleh sebuah perusahaan publik yang diinformasikan kepada publik.

4. Perdagangan Orang Dalam Insider Trading