4. Setiap penawaran untuk memperoleh laporan, analisis atau jasa lain harus diberikan sesuai persyaratan yang dinyatakan dalam penawaran tersebut.
5. Tidak diperbolehkan membuat pernyataan mengenai sarana atau kapasitas analisis atau penelitian yang dapat dilaksanakan melebihi yang sebenarnya
dimiliki.
117
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa fakta materil berkaitan dengan Penawaran Umum emiten dalam perdagangan efek di Pasar Primer Pasar
Perdana ditentukan oleh pernyataan pendaftaran dan prospektus yang diterbitkan emiten atau perusahaan publik beserta semua dokumen pendukungnya. Berdasarkan
pernyataan pendaftaran dan prospektus inilah Bapepam menentukan terpenuhinya ketentuan mengenai penyampaian fakta materil atau telah terjadi pelanggaran
ketentuan fakta materil, dan berdasarkan pernyataan pendaftaran dan prospektus itu pula investor mengambil keputusan untuk membeli efek atau tidak.
2. Setelah penawaran umum
Hukum Pasar Modal senantiasa ingin memastikan bahwa informasi yang diberikan emiten tersebar secara merata. Pasar modal menghendaki informasi
mengenai perkembangan terbaru dari perusahaan publik yang berpengaruh terhadap penilaian saham perusahaan tersebut selalu tersedia ke hadapan publik, menyebar
secara merata kepada masyarakat atau dapat diakses oleh masyarakat pemodal yang
117
Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-87PM1996 tanggal 24 Januari 1996 Tentang Iklan, Brosur Penjualan, dan Media Komunikasi Lainnya, dan sebagaimana dimuat dalam Lampiran
Keputusan ini Peraturan Bapepam No. XI.A.1 mengenai Iklan, Brosur Penjualan, dan Media Massa Lainnya.
Universitas Sumatera Utara
berkepentingan. Penyebaran informasi secara merata berperan penting mengurangi kemungkinan salah satu pihak atau sekelompok orang diuntungkan karena
mendapatkan informasi yang tidak tersebar itu. Berdasarkan penggunaan informasi itulah investor mengambil keputusan investasi secara rasional, sebab nilai saham
emiten di bursa akan tergambar dan menyesuaikan diri dengan informasi mengenai perusahaan emiten.
Dalam Hukum Pasar Modal ada kewajiban bagi emiten untuk secara terus menerus melakukan keterbukaan informasi mengenai fakta material mandatory
disclosure yang menyangkut perusahaan emiten atau efek perusahaannya. Maksud dari mandatory disclosure itu dirumuskan oleh Pasal 1 angka 7 UUPM yang
menyatakan: “informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan
mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calaon pemodal, atau pihak lain
yang berkempentingan atas informasi atau pakta tersebut.” Informasi yang mengandung fakta material yang perlu diketahui dari
perusahaan publik adalah informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi harga efek atau keputusan investasi pemodal sesuai dengan Keputusan Ketua
Bapepam No. X.K.I. tentang Keterbukaan Informasi yang harus segera diumumkan kepada publik, yaitu:
a. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau pembentukan usaha patungan;
Universitas Sumatera Utara
b. Pemecahan saham atau pembagian deviden saham; c. Pendapatan dari deviden yang luar biasa sifatnya;
d. Perolehan atau kehilangan kontrak penting; e. Produk atau penemuan baru yang berarti;
f. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen; g. Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek yang bersifat hutang;
h. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material jumlahnya;
i. Pembelian, atau kerugian penjualan aktiva yang material; j. Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain;
k. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau direktur dan komisaris perusahaan;
l. Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain; m. Penggantian Akuntan yang mengaudit perusahaan;
n. Penggantian Wali Amanat; o. Perubahan tahun fiskal perusahaan;
Informasi yang mengandung fakta material ini harus diumumkan kepada publik dalam tenggang waktu akhir hari kerja kedua setelah keputusan atau terdapatnya
informasi tersebut. Informasi atau fakta material yang disebut dalam Keputusan Ketua Bapepam
No. X.K.I. tersebut di atas merupakan indikator penting yang berfungsi sebagai parameter untuk mengukur dan menilai sejauh mana kategori informasi tersebut
Universitas Sumatera Utara
memiliki potensi yang penting, sebagai dasar bagi insider atau pihak yang menerima informasi tersebut untuk membeli atau menjual saham yang nantinya akan
terpengaruh bila informasi tersebut telah diketahui oleh publik. Kewajiban keterbukaan terhadap fakta material memang seyogyanya
dibebankan kepada perusahaan publik atau emiten, karena emitenlah yang mengetahui segala sesuatu mengenai kondisi dan perkembangan di dalam
perusahaannya. Bursa efek, dimana saham-saham perusahaan publik atau emiten tersebut tercatat, dianggap oleh hukum tidak akan mengetahui informasi yang belum
disampaikan oleh emiten jika emiten belum melaksanakan pemberitahuan disclosure atas informasi tersebut.
UUPM mewajibkan perusahaan publik atau emiten yang pernyataan pendaftarannya telah efektif untuk menyampaikan kepada Bapepam dan
mengumumkan kepada masyarakat tentang telah terjadinya peristiwa materil selambat-lambatnya 2 dua hari kerja sejak peristiwa materil tersebut terjadi.
118
Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah efektif di pasar modal mempunyai kewajiban menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada
Kegagalan melaksanakan ketentuan ini, maka pihak yang melakukan atau terkait dengan penawaran umum wajib bertanggung jawab atas kerugian yang diderita
masyarakat dan dapat dituntut secara pidana apabila terdapat unsur penipuan.
118
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 86 ayat 1 huruf b. Lihat juga Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-86PM1996. Peraturan Bapepam No. X.K.1 mengenai
Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan kepada Publik.
Universitas Sumatera Utara
Bapepam dan mengumumkannya kepada investor.
119
Laporan keuangan ini terdiri dari “Laporan Keuangan Tahunan” LKT dan “Laporan Tiap Semester”.
120
Berdasarkan laporan keuangan berkala tersebut, Bapepam melakukan fungsi pengawasan dengan terus memonitor kesehatan keuangan emiten dan investor
mampu menilai kondisi dan prospek perusahaan. Laporan keuangan secara berkala ini berisi neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba, laporan arus kas, catatan atas
laporan keuangan dan lain-lain. Berdasarkan laporan-laporan tersebut dapat disusun evaluasi untuk cash flows yang akan datang dan selanjutnya memuat estimasi nilai
saham. Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala menyebutkan “Laporan Keuangan Tahunan LKT harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada
Bapepam selambat-lambatnya 120 seratus dua puluh hari setelah tanggal tahun buku terakhir”.
121
Oleh karena itu, laporan keuangan emiten harus mengandung informasi yang akurat dan dapat diperkirakan predictability menjamin uang itu bergerak
kepada mereka yang bisa menggunakannya lebih efektif.
122
Dalam kenyataannya di pasar modal Indonesia, laporan keuangan secara berkala belum terlaksana sebagaimana diharapkan, sebab masih banyak emiten yang
terlambat dan belum menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam.
119
Lihat Ketentuan Pasal 28 ayat 1 butir a, Undang-Undang No 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
120
Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-80PM1996 dan Lampiran Keputusan ini nomor X.
121
Bismar Nasution, I, op.cit., hal. 172.
122
Ibid., hal. 173.
Universitas Sumatera Utara
Keterlambatan atas penyampaian laporan keuangan tersebut merupakan pelanggaran hukum pasar modal berkaitan dengan prinsip keterbukaan fakta materil. Pelanggaran
tersebut diancam dengan sanksi administratif berupa denda berdasarkan ketentuan Pasal 63 butir e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang
Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.
123
Peraturan Bapepam telah menentukan merger sebagai informasi materil. Merger dan akuisisi harus diinformasikan kepada investor karena langkah itu sangat
vital bagi perusahaan sehingga merupakan fakta material. Permasalahan yang kemudian timbul adalah pada saat manakah merger atau peleburan dan akusisi
menjadi sesuatu hal yang mengandung fakta material, misalnya atas penawaran Laporan keuangan perusahaan publik tidak saja merupakan informasi penting
bagi pemegang saham investor untuk mengukur kinerja pengurusan perusahaan, tetapi juga penting bagi pemerintah dalam melakukan kegiatan pengawasan
penanaman modal dan untuk memastikan pemenuhan fiskal perusahaan tersebut. Bagi masyarakat, keterbukaan laporan keuangan perusahaan publik sangat penting
karena adanya alokasi beban biaya perusahaan untuk tujuan pertanggungjawaban sosial dan lingkungan. Penyimpangan keuangan perusahaan selalu menjadi sebuah
peristiwa yang secara sekaligus dapt merugikan negara, masyarakat dan perusahaan itu sendiri.
123
Lihat Ketentuan Pasal 63 butir e Peraturan Pemerintahan Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa “Emiten yang Pernyataan
Pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi dengan Rp. 1.000.000,00 satu juta rupiah atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dengan keterlambatan jumlah keseluruhan denda paling
banyak 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah”.
Universitas Sumatera Utara
perusahaan yang tertarik untuk melakukan merger dengan emiten tertentu yang perusahaannya sebenarnya tidak “sakit”, dan selanjutnya dilakukan pembicaraan
dini mengenai merger di antara kedua belah pihak yang belum jelas finalisasi kesepakatannya secara tertulis dan pelaksanaannya, apakah pembicaraan dini
tersebut sudah merupakan fakta materiel dan pada saat itu wajib disampaikan kepada Bapepam dan investor atau pemegang saham. Peraturan pasar modal yang
berlaku di Indonesia hanya menyebutkan bahwa informasi merger dan akuisisi take over adalah fakta material dan harus disampaikan kepada Bapepam dan publik,
tanpa menentukan saat yang tepat untuk menyampaikan informasi tersebut. Tender offer adalah salah satu persoalan restrukturisasi perusahaan yang
merupakan fakta materil dalam Hukum Pasar Modal, seperti dalam kasus penutupan PT. Inti Indorayon Utama. Hukum Pasal Modal tidak memberikan batasan
pengertian yang cukup mengenai tender offer. Keadaan tersebut sama dengan peraturan pasar modal di Amerika Serikat, karena peraturannya juga tidak
memberikan batasan dari pengertian tender offer tersebut.
124
Walaupun pengaturan pasar modal tidak membuat batasan pengertian tender offer, bukan berarti bahwa tender offer dengan pembelian dalam pasar terbuka
dilakukan tanpa kontrol. Tender offer sebagai suatu undangan umum dari investor Namun demikian,
hukum di Amerika sangat bergantung kepada peraturan undang-undang yang tertulis seperti di Indonesia, melainkan lebih berpedoman kepada putusan hakim dalam
penyelesaian kasus-kasus yang terjadi.
124
Bismar Nasution, I, op.cit., hal. 178.
Universitas Sumatera Utara
yang menjadi pemegang saham membeli sejumlah saham dalam jumlah tertentu di atas harga pasar, untuk menjadi controlling shareholder, tidak boleh menjadi suatu
“hostile bid opposed by incrumbent management”.
125
Perlindungan hak tenaga kerja juga mengandung fakta materil. Hak tenaga kerja yang cukup dan harmonis dengan emiten akan meningkatkan efsiensi kerja
emiten dan sekaligus peningkatan produktivitas usaha emiten. Kondisi kesejahteraan tenaga kerja yang memprihatinkan atau tidak memenuhi standar ketenagakerjaan
akan menimbulkan dampak negatif pada emiten, melahirkan keresahan di kalangan tenaga kerja. Keresahan tenaga kerja dapat menurunkan produktifitas usaha emiten,
mengingat kalau tenaga kerja resah, mereka cenderung melakukan pemogokan. Hal ini penting mengingat
manajemen yang menjadi target secara inheren memiliki conflict of interest, apabila dihadapkan kepada hostile take over.
126
Perlindungan konsumen juga dapat merupakan fakta materil. Penting bagi emiten menyampaikan informasi kepada publik tentang barang produksi emiten,
yaitu bahwa produk tersebut telah memenuhi ketentuan-ketentuan perlindungan konsumen, sebagaimana ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen UUPK.
127
Hak-hak konsumen harus menjadi prioritas utama, yaitu hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang atau jasa.
128
125
Ibid.
126
Ibid, hal. 119.
127
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
128
Lihat, Ketentuan Pasal 4 huruf a Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
Hak konsumen tersebut termasuk pula mengenai
Universitas Sumatera Utara
hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang atau jasa.
129
Hak konsumen merupakan hak yang bersifat universal, karena telah diatur pada tingkat internasional melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB sejak 9
april 1985 yang dikenal dengan The Guidelines For Consumer Protection.
130
Berarti emiten yang membuat produk harus memberikan informasi yang benar, jelas dan
jujur mengenai kondisi dan jaminan barang atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan
131
129
Lihat, Ketentuan Pasal 4 huruf c Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
130
Bismar Nasution, I, op.cit., hal. 121.
131
Pasal 7 huruf b Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
demi kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang atau jasa. Oleh karena itu, penyampaian
informasi kepada publik mengenai produk emiten dalam kaitannya dengan perlindungan hak konsumen, adalah memberikan jaminan bahwa tidak ada
pernyataan yang salah atau menyesatkan kepada publik, guna menghindari atau meminimalisasi ketidakpuasan yang berkaitan gugatan konsumen terhadap emiten,
yang akan dapat mengganggu produksi dan prospek usaha emiten.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PELANGGARAN KETENTUAN FAKTA MATERIL
A. Pelanggaran Ketentuan Fakta Materil