Pentingnya Pengaturan Prinsip Keterbukaan Fakta Materil

diperlukan agar prospektus tidak memberikan gambaran yang menyesatkan misleading.

2. Pentingnya Pengaturan Prinsip Keterbukaan Fakta Materil

Pasar Modal sebagai media investasi publik membutuhkan pengaturan yang mampu memberikan rasa aman bagi masyarakat investor dan masyarakat pada umumnya. Aliran dana yang demikian kompleks di Pasar Modal menuntut pengaturan yang komprehensif, termasuk tuntutan pelaksanaan prinsip keterbukaan yang semakin kuat. 83 1. menjamin kepastian hukum bagi pihak-pihak yang melakukan kegiatan di Pasar Modal; Oleh karena itu perlu dijamin terwujudnya 3 tiga tujuan prinsip keterbukaan di Pasar Modal yang saling berkaitan, sebagai berikut: 84 2. melindungi kepentingan investor dari praktek yang merugikan; 85 3. terwujudnya tata kelola perusahaan publik yang baik Jaminan kepastian hukum bagi pihak-pihak yang melakukan kegiatan di Pasar Modal adalah berkaitan dengan perlindungan dan perlakuan yang adil. Perlindungan kepentingan investor dari praktek yang merugikan berarti melindungi kepentingan investor yang menanamkan modalnya ke dalam perusahaan-perusahaan go public emiten di pasar modal, baik dari pelanggaran maupun dari kejahatan, di bidang 83 Erman Rajagukguk, log.cit. 84 Lihat, Konsiderans bagian Menimbang huruf b dan huruf c UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, serta Penjelasan Umumnya. 85 Lihat, Konsiderans bagian Menimbang huruf b dan huruf c UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, serta Penjelasan Umumnya. Universitas Sumatera Utara pasar modal. Mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik bermakna bahwa prinsip keterbukaan merupakan landasan bagi pengurus perusahaan untuk mengurus perusahaannya dengan baik dan berhasil karena setiap informasi penting yang bersifat materil mengenai perkembangan dan kondisi perusahaannya harus disampaikan kepada publik. Perusahaan yang memanfaatkan Pasar Modal sepatutnya mempunyai tanggung jawab kepada publik melalui prinsip keterbukaan disclosure. Prinsip keterbukaan dalam Pasar Modal memiliki 3 tiga tiga fungsi, yaitu: 86 1. Prinsip keterbukaan berfungsi memelihara kepercayaan publik terhadap pasar. Keputusan investor untuk melakukan investasi terbentuk oleh penilaian dan pilihan terhadap kelengkapan, kejelasan dan kepastian informasi yang diberikan oleh emiten, sehingga kepercayaan investor terhadap mekanisme pasar ditentukan oleh adanya keterbukaan dalam Pasar Modal. 2. Prinsip keterbukaan berfungsi utama menciptakan mekanisme pasar yang efisien, baik dalam penciptaan harga, pengalokasian modal maupun perlindungan investor. Berfungsinya keterbukaan menyebabkan pelaku pasar dapat melakukan market discipline, sebab terbukanya arus informasi berperan menciptakan informasi yang benar dan akurat. Harga saham sepenuhnya merupakan refleksi dari seluruh informasi yang tersedia, sehingga manajemen perusahaan harus menjaga harga pasar dan peluang penjualan saham dengan mengemukakan informasi yang relevan. 86 Bismar Nasution, I, op.cit., hal. 4-9. Universitas Sumatera Utara 3. Prinsip keterbukaan berperan penting untuk mencegah penipuan fraud, termasuk mencegah terjadinya penyesatan dan kekeliruan informasi yang diperoleh investor. Perlindungan hukum terhadap potensi dana yang dimiliki masyarakat sangat penting artinya karena perusahaan yang bersangkutan akan memanfaatkan dana masyarakat yang relatif murah untuk kepentingannya sendiri. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Asril Sitompul mengenai prinsip keterbukaan bagi perusahaan publik, sebagai berikut: “Keterbukaan ini diharuskan karena pada dasarnya para calon investor pemodal mempunyai hak untuk mengetahui secara detail mengenai segala sesuatu tentang bisnis perusahaan, dimana mereka akan menempatkan uangnya.” 87 Prinsip keterbukaan mengandung perintah kepada emiten dan semua pelaku pasar modal untuk mengungkap seluruh informasi materil kepada publik berkaitan dengan materi yang menyangkut perusahaan, termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan dan kepemimpinan dari suatu perusahaan, 88 termasuk semua hal penting yang berkaitan, yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut. 89 Prinsip keterbukaan mengharuskan emiten dan pelaku pasar modal memberikan informasi secara benar, akurat, lengkap dan tepat waktu, sebagai suatu tanggung jawab terhadap Hukum Pasar Modal. Publik sangat membutuhkan fakta 87 Asril Sitompul, I, op.cit., hal.56. 88 Holly J. Gregory dan Marshal E Simms, dalam Bismar Nasution, III, log.cit. 89 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 Angka 25. Universitas Sumatera Utara materil berupa informasi yang benar, akurat dan tepat waktu tersebut. 90 Keterbukaan arus informasi ke pasar mengenai fakta materil berfungsi menyediakan bahan pertimbangan bagi investor untuk secara rasional mengambil keputusan membeli, menahan atau menjual saham suatu perusahaan yang dimilikinya. 91 Pasal 78 ayat 1 UUPM mengharuskan keterbukaan fakta materil telah dimulai sejak pernyataan pendaftaran dan prospektus perusahaan diajukan kepada Bapepam-LK dalam rangka penawaran perdana Initial Public Offering atau IPO di Bursa Efek. 92 Setiap calon emiten perusahaan publik demi hukum secara institusional mempunyai tanggung jawab menyampaikan kebenaran informasi materil di dalam prospektus kepada publik sebelum adanya ijin melakukan penawaran umum oleh Bapepam-LK. 93 Hukum pasar modal menghendaki informasi yang diberikan emiten kepada publik tersebar secara merata. Kepentingan investor akan terlindungi sepanjang informasi yang disampaikan kepada investor mengandung kebenaran, kelengkapan dan keakuratan fakta material. Hal ini dapat menghindari penipuan fraud atau Investor menilai kelayakan berinvestasi pada suatu perusahaan publik adalah berdasarkan prospektus yang diajukan perusahaan tersebut. 90 Sri Redjeki Hartono, II, Kapita Selekta Hukum Perusahaan, Bandung: CV. Mandar Maju, 2000, hal.48-49. 91 Ibid. 92 Penawaran umum akan mengakibatkan terjadinya perubahan struktur pemilikan perusahaan. Ini disebabkan porsi pemilikan suatu perusahaan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan modal yang ditanamkan investor pada perusahaan tersebut. Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, log.cit. Pendapat ini senada dengan Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, log.cit., yang menyatakan besarnya pemilikan tergantung dari besarnya persentase saham yang dimiliki oleh penanam modal. 93 Sri Redjeki Hartono, II, log.cit. Universitas Sumatera Utara manipulasi deceit serta hal-hal lainnya yang berbentuk perbuatan-perbuatan curang fraudulent acts, seperti melalui misrepresentation atau omission yang pada akhirnya mengakibatkan pernyataan menyesatkan, yang akan mempengaruhi pertimbangan investor dalam mengambil keputusan investasi. Apabila hukum yang mewajibkan prinsip keterbukaan, maka kejahatan di Pasar Modal akan dapat diatasi.

C. Hubungan Prinsip Keterbukaan Fakta Materil dengan Good Corporate Governance