materil yang diperlukan, ataupun jika pernyataan pendaftaran di prospektus menjadi tidak benar atau mengabaikan fakta materil karena telah terjadinya perubahan
keadaan perusahaan yang tidak disampaikan kepada masyarakat.
147
2. Pernyataan Menyesatkan Misleading Statement
Penangguhan penawaran umum berdasarkan Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.4 ini
sebenarnya dimaksudkan sebagai upaya Bapepam-LK mencegah terjadinya penipuan di pasar perdana. Di Pasar Modal Indonesia memang belum pernah terjadi
penipuan dalam rangka Penawaran umum di Pasar Primer.
Pernyataan menyesatkan misleading statement, yang terdiri dari pernyataan
tidak benar mengenai fakta materil misrepresentation dan tidak mengungkap fakta
materil yang benar omission, adalah perbuatan yang masuk ke dalam kategori pelanggaran ketentuan fakta materil. Pernyataan menyesatkan misleading
statement berkaitan erat dengan keharusan menurut undang-undang untuk mengungkap seluruh fakta materil kepada publik, sehingga tidak ada pernyataan
fakta material yang tidak benar atau menghilangkan suatu fakta material yang benar yang berakibat pada terjadinya gambaran yang menyesatkan.
148
Salah satu tujuan Hukum Pasar Modal adalah melindungi para pihak yang berkepentingan dalam aktifitas di pasar modal sehingga emiten, investor dan pelaku
147
Http:Bapepam go.idhukumperaturanemitenIX.A.4 diakses tanggal 24-09-2008.
148
Standar penentuan perbuatan menyesatkan di Amerika Serikat adalah berdasarkan batasan pernyataan tidak benar misrepresentation dan tidak mengungkap fakta materil ommission yang
menyebabkan suatu pernyataan menyesatkan, yaitu apabila pernyataan fakta materil yang diungkapkan adalah salah atau tidak lengkap dan pihak yang melakukannya mempunyai maksud melakukan penipuan.
Lihat, Kasus Myzel v Fields, 386 F. 2d 718 C.A. Minn 1967, dalam Bismar Nasution, I, ibid., hal. 84.
Universitas Sumatera Utara
pasar modal terhindar dari mengalami kerugian akibat pengambilan keputusan yang salah, sedangkan pelanggaran atas ketentuan mengenai fakta materil berupa
pernyataan menyesatkan misleading statement, baik misrepresentation maupun omission, akan menggagalkan tercapainya tujuan perlindungan tersebut. Pernyataan
menyesatkan menciptakan gambaran yang menyesatkan dalam kesimpulan investor mengenai kondisi dan prospek emiten yang dibutuhkan investor sebelum mengambil
keputusan investasi. Secara singkat dapat dikatakan, bahwa pernyataan menyesatkan menghasilkan gambaran menyesatkan, dan gambaran yang menyesatkan
menghasilkan keputusan investasi yang salah. Landasan ketentuan larangan pernyataan menyesatkan misleading statement
secara umum terdapat dalam Pasal 90 ayat 3 UUPM, yang menyatakan bahwa setiap pihak dilarang membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang materil
atau tidak mengungkapkan fakta yang materil agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat, dengan
maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual
efek. Dilihat dari sudut deliknya, ketentuan dalam Pasal 90 UUPM ayat 3 ini adalah delik formil, yaitu melarang perbuatannya, yakni perbuatan berupa
memberikan keterangan yang tidak benar atau tidak menyatakan fakta yang benar mengenai fakta materil.
Pelanggaran fakta materil dalam pernyataan menyesatkan adalah melanggar keharusan mengungkap seluruh fakta materil kepada publik secara benar, akurat dan
Universitas Sumatera Utara
lengkap, sehingga menciptakan gambaran yang salah dalam kesimpulan investor sebelum mengambil keputusan. Adapun cara melakukan pernyataan menyesatkan
adalah membuat pernyataan yang tidak benar mengenai fakta materil atau tidak mengungkapkan fakta materil.
Kejahatan berupa perbuatan menyampaikan informasi yang menyesatkan ini bisa terjadi, baik dalam proses penawaran umum di pasar perdana maupun dalam
perdagangan efek di pasar sekunder. Bentuk-bentuk pernyataan menyesatkan misleading statement yang dilarang dalam UUPM terdapat dalam beberapa pasal
berikut ini: 1. Pasal 78 ayat 1 UUPM, menegaskan larangan pernyataan menyesatkan dalam
prospektus agar prospektus tidak memberikan gambaran yang menyesatkan. 2. Pasal 79 ayat 1 UUPM, menegaskan larangan pernyataan menyesatkan dalam
pengumuman penawaran umum di media massa agar tidak memberikan gambaran yang menyesatkan.
3. Pasal 80 UUPM, menegaskan larangan pernyataan menyesatkan dalam pernyataan pendaftaran dan pihak-pihak yang bertanggung jawab.
4. Pasal 81 UUPM, menegaskan larangan kepada pihak yang menawarkan atau menjual efek untuk melakukan pernyataan menyesatkan, dan
pertanggungjawaban perdata. Pernyataan yang menyesatkan adalah pelanggaran yang biasanya dan terutama
dilakukan oleh manajemen emiten sebagai pihak yang mengetahui persis kondisi
Universitas Sumatera Utara
dan perkembangan perusahaannya, tetapi profesi penunjang pasar modal juga terlibat dalam perbuatan tersebut.
Larangan emiten yang diwakili oleh direksinya melakukan pernyataan yang menyesatkan misleading statement mempunyai kaitan dengan pengaturan Undang-
undang Perseroan Terbatas. Direksi perusahaan publik diharuskan oleh UUPT untuk:
1. menyediakan dokumen perhitungan tahunan yang benar dan atau tidak menyesatkan Pasal 69 ayat 3 dan ayat 4 UUPT;
2. menjalankan tugasnya dengan itikad baik Pasal 97 ayat 2 UUPT; 3. tidak boleh bersalah atau lalai menjalankan tugasnya Pasal 97 ayat 3 UUPT;
4. tidak mengakibatkan perseroan dinyatakan pailit yang disebabkan kesalahan dan atau kelalaian Direksi dan harta PT tidak mencukupi untuk menutup kerugian
akibat kepailitan tersebut Pasal 104 ayat 2 UUPT. Direksi perusahaan publik yang tidak melaksanakan keharusan dalam UUPT
tersebut dapat dikategorikan sebagai perbuatan yang tidak menyampaikan fakta materil yang benar kepada publik.
3. Manipulasi Pasar