BAB III RUANG LINGKUP PENGATURAN FAKTA MATERIL
DALAM HUKUM PASAR MODAL DI INDONESIA
A. Pengertian Fakta Materil
Pengertian fakta materil ditentukan di dalam Pasal 1 angka 7 UUPM, yang berbunyi sebagai berikut:
“Informasi atau Fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga Efek
pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau Pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut”.
106
106
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995, Penjelasan Pasal 1 angka 7.
Pasal ini secara tegas menjabarkan fakta material sebagai informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga
efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. Rumusan fakta materil ini juga
dapat dijadikan standar penentuan mengenai suatu informasi merupakan fakta materil atau tidak.
Pengertian fakta materil ini dibatasi dengan suatu kriteria, yaitu informasi yang dapat mempengaruhi keputusan pihak yang berkepentingan terhadap efek danatau
berpengaruh terhadap harga dari efek tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Informasi memang secara jelas sangat mempengaruhi harga efek perusahaan dan keputusan investasi pemodal. Informasi yang dimaksud menyangkut penggabungan
usaha, pengambilalihan, peleburan usaha, pembentukan usaha patungan dan beberapa informasi lainnya seperti yang menyangkut pemecahan saham dan pembagian deviden
saham, produk dan penemuan baru yang berarti dan lain-lainnya.
107
Pengaturan prinsip keterbukaan fakta materil dalam UUPM mengandung prinsip perlindungan kepentingan masyarakat pemodal melalui ketersediaan informasi penting
yang bersifat materil secara jujur, objektif dan tepat waktu. Yang dimaksud tepat waktu adalah keharusan menyampaikan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada
masyarakat paling lambat akhir hari kerja ke-2 kedua setelah keputusan atau terjadinya suatu peristiwa, informasi atau fakta material yang mungkin dapat
mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal. Dalam hal ini,
informasi atau fakta materil yang dibuka emitmen kepada publik dapat dibedakan atas dasar informasi-informasi mengenai emiten dan informasi yang seharusnya telah
diketahui publik investor atau calon investor.
108
Pendekatan hukum mengenai standar fakta material “material fact”- “materiality” adalah satu hal yang sangat penting untuk dipahami. Sebab penentuan
standar fakta material merupakan nafas berjalannya undang-undang Pasar Modal yang mengatur prinsip keterbukaan. Apabila penentuan standar fakta material tidak tegas
107
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995, Penjelasan Pasal 1 angka 8.
108
Peraturan Bapepam Nomor X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik.
Universitas Sumatera Utara
atau cukup, maka jalannya kewajiban untuk mengungkapkan informasi duty to disclose akan terhambat.
109
Jika diperhatikan secara mendalam, rumusan mengenai fakta material di dalam Pasal 1 angka 7 UUPM tersebut di atas tampak masih bersifat sumir dan tidak cukup
terperinci. Masalah yang timbul adalah, sulit menentukan cara mengukur pengaruh informasi terhadap harga Efek atas keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain
yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. Masalah lainnya adalah mengenai kualifikasi bobot investor dan unsur kepercayaan investor yang tidak
djelaskan lebih lanjut. Tidak terperincinya standar penentuan fakta material sangat berpotensi terhadap pelanggaran prinsip keterbukaan yang ada gilirannya akan dapat
menimbulkan perbuatan curang dapat merugikan investor, sementara ketentuan standar penentuan fakta material dan ketentuan perbuatan curang merupakan nafas dari hukum
pasar modal.
110
B. Pengaturan Fakta Materil dalam Peraturan Perundang-undangan