2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara
mengumpulkan dokumen atau laporan yang bersumber dari perusahaan dan pihak yang berkaitan dengan objek yang diteliti.
a. Studi Kepustakaan Library Research Studi Kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data dan mempelajari buku panduan, buku pedoman, buku manajemen perusahaan yang bersangkutan serta literatur yang sesuai
dengan penyusunan proposal. b. Teknik Dokumenatasi
Teknik dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari perusahaan, yang terdiri dari: sejarah
perusahaan, struktur organisasi, strategi perusahaan.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan secara umum adalah metode kualitatif dan metode kuantitatif. Analisis kualitatif adalah analisis yang
permasalahannya tidak menggunakan model matematika, model statistik, model ekonometrik dan model-model lainnya. Sedangkan analisis kuantitatif adalah
analisis yang mempergunakan alat analisis yang bersifat kuantitatif atau
menggunakan model-model, seperti matematika.
54
1. Analisis Kualitatif
Metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini dengan analisis deskriptif yaitu dengan penyebaran 100 kuesioner kepada konsumen
Carrefour Lebak Bulus. Kuesioner menggunakan skala likert dengan rumusan sebagai berikut :
SS : Sangat Setuju
diberi skor 5 S
: Setuju
diberi skor
4 R
: Ragu-ragu
diberi skor
3 TS
: Tidak Setuju diberi skor 2
STS : Sangat Tidak Setuju
diberi skor 1 Kuisioner menggunakan Skala Likert, menurut Sugiono 1999:86
adalah alat skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Untuk menjaga validitas dan reliabilitas butir – butir pertanyaan yang ada pada kuesioner, dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu
dengan melakukan try out terhadap beberapa konsumen Carrefour Lebak Bulus.
a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui mengetahui kelayakan
butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan-pertanyaan Bhuono, 2005:67. Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti.
55
Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur Husein Umar, 2003:176.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir – butir dalam suatu daftar konstruk pertanyaan dalam mendefinisikan suatu
variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Hasil penelitian yang valid bila terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil SPSS pada tabel dengan judul Item – Total Statistic. Menilai kevalidan masing –
masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected Item – total correlation masing – masing butir pertanyaan.
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas keandalan adalah merupakan ukuran suatu kestabilan
dan konsistensi responden dalam menjawab hal-hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan suatu dimensi variabel dan
disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Reliabilitas suatu konstruk dinyatakan baik jika memiliki nilai Croanbach’s alpha dari 0,60.
Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data
yang sama Bhuono, 2005:72. Yang akan dikerjakan menggunakan program paket statisitk SPSS 16.0 dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
56
k ∑ σ
2
b r
11
= —— 1 - ——— k – 1
σ
2
t
R
1
= reliabilitas instrument K = banyak butir pertanyaan
σ
2
t = varians total Σ σ
2 b
= jumlah varians butir Rumus varians yang digunakan :
Σ X
2
Σ X
2
n σ = —————
n
Dimana : n = jumlah sampel
X
= nilai skor yang dipilih Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor
skala pengukuran, reliabilitas berbeda denga validitas, karena yang pertama memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedang yang
kedua lebih memperhatikan masalah ketepatan Sekaran, 2000 : 205. Selanjutnya data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dimana
hasil analisisnya akan dipresentasikan dalam bentuk tabel dengan dianalisis berdasarkan variabel bauran pemasaran, kualitas pelayanan dan
citra toko yang selanjutnya dapat dilihat pengaruhnya terhadap keputusan pembelian. Setelah dilakukan perhitungan atas hasil kuesioner pengolahan
57
data kuantitatif yang didapat mengenai bauran pemasaran, kualitas pelayanan, citra toko dan keputusan pembelian digunakan pengujian
statistik analisis jalur dan analisis koefisien korelasi. 2. Analisis Kuantitatif
a.Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan mengetahui distribusi data dalam
variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal.
Menurut Santoso 2004:24 ada beberapa cara mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah : 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Teknik lain yang dapat digunakan untuk menguji hubungan antara
dua variabel kategorikal dengan chi – square. Triton Pb, 2006 : 210. b. Analisa Koefisien Korelasi
Analisa statistik ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara 2 dua varibel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat.
58
Dalam hal ini yang akan dicari adalah hubungan antara bauran pemasaran, kualitas pelayanan dan citra toko sebagai variabel bebas dan
keputusan pembelian. Koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
hubungan antara kedua variabel independent dan dependent. Dengan demikian dapat dicari nilai koefisien korelasi dengan rumus:
2 2
2 2
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
− −
− =
y y
n x
x n
y x
xy n
r
Keterangan : n = Jumlah responden
x = Pengaruh Bauran Pemasaran, Kualitas Pelayanan dan Citra Toko y = Keputusan Pembelian.
r = Koefisien korelasi Bila r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara kedua variabel
sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali. Bila r = +1, maka korelasi antara kedua variabel dikatakan positif
dan hubungannya sangat kuat. Bila r = -1, atau mendekati -1, maka korelasinya dikatakan negatif
dan hubungannya sangat kuat. Tanda plus + dan - pada koefisien korelasi memiliki arti yang
khas.
59
Bila r = posistif, maka korelasi antara ke 2 variabel bersifat searah, dengan kata lain kenaikan atau penurunan nilai-nilai x terjadi bersama-
sama dengan kenaikan atau penurunan nilai y. Bila r = negatif, maka kenaikan nilai-nilai x terjadi bersama-sama
dengan penurunan nilai-nilai y atau sebaliknya. Dajan, 1990.
Tabel 3.1 Pedoman Untuk Memberikan Koefisien Korelasi
Internal Koefisien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199 Sangat rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1.000 Sangat kuat
Sumber : Sugiono, Metodologi Penelitian Bisnis, 2003:183 Dalam mempermudah melihat tanggapan konsumen maka
besarnya frekuensi tanggapan pelanggan untuk setiap alternatif tanggapan dapat disajikan kedalam bentuk persentase dengan rumus koefisien
penentu :
Kp = r
2
x 100 Dalam menguji signifikasi hubungan yang ditemukan itu berlaku
untuk semua responden maka perlu di uji dengan tingkat signifikansi sebesar 5 dengan rumus uji signifikasi product moment. Sugiono,
2003:184.
60
Rumus :
r √ n - 2
t = ———— √ 1 – r
2
Dimana dengan ketentuan : bila t hitung lebih kecil dari t
tabel
t
hitung
t
tabel
, maka H
o
ditolak. bila t hitung lebih besar dari t
tabel
t
hitung
t
tabel
, maka H
o
diterima. c. Analisis Jalur
Analisis jalur adalah hubungan antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat
variabel eksogen terhadap variabel endogen. Yahya Hamza, 2008:1. Analisis Jalur Path Analisys merupakan pengembangan dari
analisis regresi, sehingga analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari analisis jalur regression is special case of path analisys.
Analisis jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat Sugiyono, 2007:297.
Dengan demikian, dalam model hubungan antar variabel tersebut terdapat variabel bebas Independent Variabel atau dalam hal ini disebut
variabel eksogen Exogenous, dan variabel terikat Dependent Variabel atau yang disebut variabel endogen Endogenous. Melalui analisis jalur
akan dapat ditemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel independen menuju variabel dependen yang terakhir.
61
Dalam penelitian ini, model hubungan antar variabel independen, yaitu Bauran Pemasaran X1, Kualitas Pelayanan X2 dan Citra Toko
Y1 dengan variabel dependen Keputusan PembelianY2 dapat digambarkan dalam diagram jalur sebagai berikut:
Gambar 3.1 Diagram Analisis Jalur
ε1ρy1ε1 ρx1y1 ρx1y2
ε2ρyε2 r
1,2
ρy1y2
ρx2y1 ρx2y2
Bauran Pemasaran X1
Citra Toko Y1
Keputusan Pembelian Y2
Kualitas Pelayanan X2
Persamaan analisis jalur :
Y
1
= ρy
1
x
1
X
1
+ ρy
1
x
2
X
2
Y
1
= ρy
2
x
1
X
1
+ ρy
2
x
2
X
2
+ ρy
2
y
1
Y
1
+ ε
Keterangan : X
1
= Bauran Pemasaran
X
2
= Kualitas Pelayanan
Y
1
= Citra Toko Y
2
= Keputusan Pembelian
ε = Standar Error
62
d. Uji Hipotesis 1. Uji Simultan F-test
Uji simultan atau F-test bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel bebas independen terhadap variabel
terikat dependen. Hipotesis yang digunakan adalah : a. Menentukan Ho dan Ha :
Ho : a = 0, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Ha : a ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen. b. Menentukan F
hitung
dengan Rumus : F
hitung
= R
2
K 1 – R
2
n – K – 1 Dimana : R
2
= Koefisien determinasi N = Jumlah pengamatan atau sampel
K = Jumlah variabel independent c. Dasar pengambilan keputusan
• Dengan membandingkan nilai F
hitung
dengan F
tabel
: Apabila F
hitung
F
tabel
, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Apabila F
hitung
F
tabel,
maka Ho diterima dan Ha ditolak. • Dengan menggunakan angka signifikansi :
Jika probabilitas 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika probabilitas 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
63
2. Uji Parsial T-test Uji parsial atau T-test bertujuan untuk mengetahui besarnya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual parsial terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah:
a. Menentukan Ho dan Ha : Ho : a = 0 , berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel independen dengan variabel dependen. Ha : a
≠ 0 , berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
b. Menentukan nilai t hitung dengan rumus : Menentukan F
hitung
perumusannya sebagai berikut : b
i
– β
i
b
i
t
hitung
= ———— β
i
= 0 dengan rumus t
hitung
= ——— Sb Sb
Dimana : b
i
= Koefisien Variabel ke-i
β
i
= Parameter ke-1 yang dihipotesiskan Sb = Kesalahan standar
Sb adalah standar error dari koefisien regresi dengan rumus matematis, adalah sebagai berikut :
se Sb = ———————
∑ e
2 2
∑X
2
- ———– √ n
64
se adalah standart error sampel yang dirumuskan sebagai berikut :
∑ e
2
se = ———— √ n – 2
Dimana ∑ e
2
akan dirumuskan sebagai berikut : ∑ e
2
= ∑ Y
2
- a ∑Y – b ∑Y
c. Dasar pengambilan keputusan : Dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel :
• Apabila t
hitung
t
tabel
atau –t
hitung
-t
tabel
, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Yang berarti variabel independen secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
• Apabila t
hitung
t
tabel
atau –t
hitung
-t
tabel
, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Yang berarti variabel independen secara parsial tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
E. Operasional Variabel Penelitian Tabel 3.2