satu-persatu hingga mendekati mata pisau perajangan. Posisi mata pisau yang terlalu rendah menyebabkan sikap kerja yang tidak ergonomis terutama pada
tangan saat mendorong ubi ke mesin perajang bersamaan dengan menjangkau ubi yang akan dirajang. Operator tidak dapat menggerakkan kaki dengan leluasa
sementara sekali-kali harus memutar badan untuk menjangkau ubi yang akan dirajang.
Sikap kerja yang tidak ergonomis ini disebabkan oleh fasilitas kerja yang tidak sesuai dengan operator. Fasilitas kerja yang tidak sesuai tersebut antara lain
dimensi mesin dan kursi operator yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh operator, bentuk serta bahan fasilitas kerja yang tidak memberikan kenyamanan kepada
operator saat mengoperasikan mesin, dan sebagainya. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada anggota tubuh tertentu yang dikenal dengan musculoskeletal
disorders MSDs. Gangguan terjadi karena sikap paksa anggota tubuh untuk dapat menyesuaikan atau mengoperasikan mesin untuk melakukan gerakan
menjangkau atau memutar badan yang terjadi berulang-ulang. Untuk mengatasi masalah di atas, perlu dilakukan perbaikan rancangan mesin dengan pendekatan
ergonomi terutama untuk mengatasi ketidaksesuaian antara fasilitas kerja dengan operator.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka masalah pokok yang menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah fasilitas kerja
perajangan ubi kayu yang terdiri dari mesin perajang dan kursi operator pada
Universitas Sumatera Utara
stasiun perajangan yang tidak sesuai dengan operator sehingga dapat menyebabkan keluhan rasa pegal atau sakit pada otot skeletal. Salah satu upaya
untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan perbaikan rancangan fasilitas kerja yang digunakan operator. Perbaikan dilakukan untuk menyesuaikan
dimensi, bentuk dan bahan yang digunakan untuk merancang fasilitas kerja sehingga dihasilkan postur kerja yang ergonomis.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh usulan perbaikan rancangan fasilitas kerja perajangan ubi kayu untuk memperbaiki postur kerja
operator sehingga dapat mengurangi keluhan pada otot rangka. Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi keluhan muskuloskeletal yang dialami operator di stasiun
perajangan dengan Standart Nordic Questionnaire SNQ. 2.
Menganalisa dan menilai serta mendapatkan skor dan level resiko postur kerja aktual operator di stasiun perajangan dengan menggunakan Quick
Exposure Check QEC. 3.
Merumuskan tindakan perbaikan yang mungkin dilakukan terhadap postur kerja aktual sesuai dengan hasil pengolahan SNQ dan QEC.
4. Penentuan dimensi antropometri yang sesuai untuk melakukan perbaikan
rancangan fasilitas kerja. 5.
Membandingkan fasilitas kerja aktual dengan fasilitas kerja usulan. 6.
Perbaikan prosedur kerja di stasiun perajangan.
Universitas Sumatera Utara
7. Membandingkan prosedur kerja aktual dengan prosedur kerja usulan.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Manfaat bagi Peneliti Manfaat penelitian bagi peneliti yaitu dapat memahami dan mengetahui
berbagai aspek kegiatan di usaha pembuatan keripik ubi serta menambah pengalaman peneliti untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan
dengan perancangan fasilitas kerja. 2.
Manfaat bagi Perusahaan Manfaat penelitian bagi perusahaan adalah menjadi bahan masukan sehingga
lebih mementingkan kenyamanan karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya. 3.
Manfaat bagi Lembaga atau Institusi Pendidikan Manfaat penelitian bagi lembaga atau institusi pendidikan adalah sebagai
bahan informasi dan pengembangan bagi penelitian berikutnya.
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi