Penilaian Postur Kerja Aktual dengan Quick Exposure Check QEC

3. Betis kiri Operator 2 merasakan sakit, operator 1 merasakan agak sakit dan operator 3 merasakan tidak sakit. 4. Betis kanan Operator 2 merasakan sakit, operator 1 merasakan agak sakit dan operator 3 merasakan tidak sakit. Perbedaan kategori sakit yang dirasakan oleh operator disebabkan berbedanya antropometri operator pada setiap bagian tubuhnya. Contohnya operator pada ukuran paling maksimum paling panjang pada tangan belum tentu berada pada ukuran maksimum pada bagian tubuh yang lain. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan penyesuain rancangan fasilitas kerja dengan antropometri operator. Perbedaan ini juga disebabkan oleh tata letak komponen pada masing-masing tempat kerja yang belum teratur. Masalah tersebut dapat diatasi dengan melakukan pengaturan tata letak komponen sehingga tata letak lebih teratur dan benda kerja berada jangkauan operator dengan postur kerja yang alamiah.

5.2. Penilaian Postur Kerja Aktual dengan Quick Exposure Check QEC

Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan serta pengambilan foto postur kerja operator pengukuran serta pengamatan waktu dan uraian proses pada stasiun perajangan. Selanjutnya dilakukan penilaian postur kerja aktual operator pada stasiun perajangan dengan menggunakan QEC untuk merumuskan perbaikan Universitas Sumatera Utara rancangan yang akan dilakukan terhadap fasilitas kerja berdasarkan tingkat keluhan muskuloskeletal dan penilaian postur kerja tersebut. Kondisi stasiun perajangan dapat dilihat pada Gambar 5.2. Layout kerja karyawan dapat dilihat pada Gambar 5.3. Gambar 5.2. Stasiun Perajangan Layout kerja karyawan dan aliran bahan pada stasiun perajangan adalah sebagai berikut: 1 4 2 3 6 5 B A C 1 4 2 3 6 5 B A C 1 4 2 3 6 5 B A C Gambar 5.3. Layout Kerja Karyawan Universitas Sumatera Utara Keterangan: 1. Tumpukan ubi kayu sebelum dirajang 2. Tumpukan keranjang kosong yang akan dijadikan tempat penampung ubi 3. Mesin perajang 4. Keranjang penampung ubi yang telah dirajang 5. Tempat duduk operator 6. Ubi yang telah dirajang dan akan dibawa ke stasiun pencucian Aliran bahannya adalah sebagai berikut: A. Operator mengambil ubi di atas lantai yang berada di samping kanan operator B. Ubi yang telah dirajang ditampung dengan keranjang C. Keranjang yang telah penuh diangkat ke samping kiri operator Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Quick Exposure Check for Work-Related Musculoskeletal Risk 2003 Version. Elemen kerja dari kegiatan perajangan, antara lain : 1. Menumpuk ubi kayu Operator menumpuk ubi kayu di sekitar fasilitas kerja dengan jarak ± 50cm dari tempat duduk operator. Gambar 5.4. Menumpuk Ubi Kayu Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2. Skor Postur Kerja Menumpuk Ubi Kayu No. Kategori Skor 1 Belakang punggung 16 2 Bahulengan 18 3 Pergelangan tangantangan 22 4 Leher 8 5 Kekuatan tangan 1 6 Getaran 1 7 Langkah 1 8 Tingkat stres 1 Total 68 Sumber: Hasil pengolahan data Persentase Exposure Level E dengan menggunakan rumus : 100 max × = X X E Dimana : X = Total skor postur X max = Total skor postur statis 162 Sehingga : 42 100 162 68 = × = E Kategori level resiko ditunjukkan Tabel 5.3. Tabel 5.3. Nilai Level Tindakan QEC Level Tindakan Persentase Skor Tindakan Total Skor Exposure 1 0-40 Aman 32-70 2 41-50 Diperlukan beberapa waktu ke depan 71-88 3 51-70 Tindakan dalam waktu dekat 89-123 4 71-100 Tindakan sekarang juga 124-176 Sumber: Hasil pengolahan data Universitas Sumatera Utara

2. Mengambil keranjang kosong.

Operator mengambil keranjang kosong dari samping kanan dan meletakkan di bawah mata pisau untuk menampung hasil rajangan dengan jarak ± 40cm dari operator. Gambar 5.5. Mengambil Keranjang Kosong Tabel 5.4. Skor Postur Kerja Mengambil Keranjang Kosong No. Kategori Skor 1 Belakang punggung 12 2 Bahulengan 22 3 Pergelangan tangantangan 10 4 Leher 8 5 Kekuatan tangan 1 6 Getaran 1 7 Langkah 1 8 Tingkat stres 1 Total 56 Sumber: Hasil pengolahan data 35 100 162 56 = × = E Kategori level resiko ditunjukkan Tabel 5.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5. Nilai Level Tindakan QEC Level Tindakan Persentase Skor Tindakan Total Skor Exposure 1 0-40 Aman 32-70 2 41-50 Diperlukan beberapa waktu ke depan 71-88 3 51-70 Tindakan dalam waktu dekat 89-123 4 71-100 Tindakan sekarang juga 124-176 Sumber: Hasil pengolahan data

3. Mengatur posisi ujung goni

Operator mengatur posisi ujung goni mengarah ke keranjang dengan jarak ± 15 cm dari operator Gambar 5.6. Mengatur Posisi Ujung Goni Tabel 5.6. Skor Postur Kerja Mengatur Posisi Ujung Goni No. Kategori Skor 1 Belakang punggung 10 2 Bahulengan 18 3 Pergelangan tangantangan 14 4 Leher 8 5 Kekuatan tangan 1 6 Getaran 1 7 Langkah 1 8 Tingkat stres 1 Total 54 Sumber: Hasil pengolahan data Universitas Sumatera Utara 33 100 162 54 = × = E Kategori level resiko yang ditunjukkan Tabel 5.7. Tabel 5.7. Nilai Level Tindakan QEC Level Tindakan Persentase Skor Tindakan Total Skor Exposure 1 0-40 Aman 32-70 2 41-50 Diperlukan beberapa waktu ke depan 71-88 3 51-70 Tindakan dalam waktu dekat 89-123 4 71-100 Tindakan sekarang juga 124-176 Sumber: Hasil pengolahan data

4. Menjangkau ubi kayu

Operator menjangkau ubi kayu yang akan dirajang dengan jarak ± 30 cm dari operator. Gambar 5.7. Menjangkau Ubi Kayu Universitas Sumatera Utara Tabel 5.8. Skor Postur Kerja Menjangkau Ubi Kayu No. Kategori Skor 1 Belakang punggung 18 2 Bahulengan 18 3 Pergelangan tangantangan 14 4 Leher 8 5 Kekuatan tangan 1 6 Getaran 1 7 Langkah 1 8 Tingkat stres 1 Total 62 Sumber: Hasil pengolahan data 38 100 162 62 = × = E Kategori level resiko ditunjukkan Tabel 5.9. Tabel 5.9. Nilai Level Tindakan QEC Level Tindakan Persentase Skor Tindakan Total Skor Exposure 1 0-40 Aman 32-70 2 41-50 Diperlukan beberapa waktu ke depan 71-88 3 51-70 Tindakan dalam waktu dekat 89-123 4 71-100 Tindakan sekarang juga 124-176 Sumber: Hasil pengolahan data Universitas Sumatera Utara

5. Merajang ubi kayu

Gambar 5.8. Merajang Ubi Kayu Tabel 5.10. Skor Postur Kerja Merajang Ubi Kayu No. Kategori Skor 1 Belakang punggung 20 2 Bahulengan 20 3 Pergelangan tangantangan 20 4 Leher 12 5 Kekuatan tangan 4 6 Getaran 4 7 Langkah 1 8 Tingkat stres 1 Total 82 Sumber: Hasil pengolahan data 51 100 162 82 = × = E Kategori level resiko ditunjukkan Tabel 5.11. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11. Nilai Level Tindakan QEC Level Tindakan Persentase Skor Tindakan Total Skor Exposure 1 0-40 Aman 32-70 2 41-50 Diperlukan beberapa waktu ke depan 71-88 3 51-70 Tindakan dalam waktu dekat 89-123 4 71-100 Tindakan sekarang juga 124-176 Sumber: Hasil pengolahan data 6. Memasukkan ubi kayu yang masih menempel di goni ke keranjang Gambar 5.9. Memasukkan Ubi ke Keranjang Tabel 5.12. Skor Postur Kerja Memasukkan Ubi ke Keranjang No. Kategori Skor 1 Belakang punggung 14 2 Bahulengan 18 3 Pergelangan tangantangan 18 4 Leher 6 5 Kekuatan tangan 1 6 Getaran 1 7 Langkah 1 8 Tingkat stres 1 Total 60 Sumber: Hasil pengolahan data Universitas Sumatera Utara 37 100 162 60 = × = E Kategori level resiko ditunjukkan Tabel 5.13. Tabel 5.13. Nilai Level Tindakan QEC Level Tindakan Persentase Skor Tindakan Total Skor Exposure 1 0-40 Aman 32-70 2 41-50 Diperlukan beberapa waktu ke depan 71-88 3 51-70 Tindakan dalam waktu dekat 89-123 4 71-100 Tindakan sekarang juga 124-176 Sumber: Hasil pengolahan data 7. Mengangkat keranjang ke samping kiri operator dengan jarak ± 40cm dari operator Gambar 5.10. Mengangkat Keranjang ke Samping Kiri Universitas Sumatera Utara Tabel 5.14. Skor Postur Kerja Mengangkat Keranjang ke Samping Kiri No. Kategori Skor 1 Belakang punggung 16 2 Bahulengan 24 3 Pergelangan tangantangan 26 4 Leher 6 5 Kekuatan tangan 1 6 Getaran 1 7 Langkah 1 8 Tingkat stres 1 Total 76 Sumber: Hasil pengolahan data 47 100 162 76 = × = E Kategori level resiko ditunjukkan Tabel 5.15. Tabel 5.15. Nilai Level Tindakan QEC Level Tindakan Persentase Skor Tindakan Total Skor Exposure 1 0-40 Aman 32-70 2 41-50 Diperlukan beberapa waktu ke depan 71-88 3 51-70 Tindakan dalam waktu dekat 89-123 4 71-100 Tindakan sekarang juga 124-176 Sumber: Hasil pengolahan data Universitas Sumatera Utara Rekapitulasi analisis postur kerja dapat dilihat pada Tabel 5.16. Tabel 5.16.Rekapitulasi Hasil Analisis Postur Kerja No. Elemen Kerja Persentase Tindakan 1 Menumpuk ubi kayu 42 Diperlukan beberapa waktu ke depan 2 Mengambil keranjang kosong 35 Aman 3 Mengatur posisi ujung goni 33 Aman 4 Menjangkau ubi kayu 38 Aman 5 Merajang ubi kayu 51 Tindakan dalam waktu dekat 6 Memasukkan Ubi ke Keranjang 37 Aman 7 Mengangkat keranjang ke samping kiri 47 Diperlukan beberapa waktu ke depan Sumber: Hasil pengolahan data Pada elemen kerja mengambil keranjang kosong, mengatur posisi ujung goni, menjangkau ubi kayu, dan memasukkan ubi ke keranjang berada pada level aman. Sementara elemen kerja menumpuk ubi, merajang ubi dan mengangkat keranjang ke samping kiri postur kerjanya kurang baik disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut : 1. Menumpuk ubi kayu, disebabkan oleh posisi belakang punggung dalam keadaan membungkuk dan gerakan lengan dan pergelangan tangan yang kontiniu dan posisi leher yang membungkuk. 2. Merajang ubi kayu, disebabkan oleh posisi belakang punggung yang kadang- kadang dalam keadaan membungkuk, tinggi tugas setinggi dada dan gerakan lengan dan pergelangan tangan yang kontiniu. 3. Mengangkat keranjang ke samping kiri, disebabkan oleh posisi belakang punggung yang kadang-kadang dalam keadaan membungkuk, bangku yang Universitas Sumatera Utara kurang fleksibel, gerakan lengan dan pergelangan tangan yang kontiniu dan posisi leher yang membungkuk. Dari hasil pengolahan keluhan muskuloskeletal dengan SNQ bahwa tingkat muskuloskeletal tertinggi dialami operator pada bahu kiri, bahu kanan, pinggul ke belakang, pantat, pergelangan tangan kiri, paha kiri, dan paha kanan. Dari penilaian postur kerja dengan QEC dapat disimpulkan bahwa terjadi postur kerja yang tidak ergonomis pada operator yang disebabkan oleh posisi belakang punggung dalam keadaan membungkuk, gerakan lengan dan pergelangan tangan yang kontiniu dan posisi leher yang membungkuk. Hal ini disebabkan oleh fasilitas kerja yang tidak ergonomis terutama pada tempat duduk operator yang menyebabkan posisi punggung belakang sering membungkuk untuk menjangkau benda kerja. Untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan perbaikan rancangan pada tempat duduk operator agar sesuai dengan antropometri pekerja dan bentuk serta bahan yang digunakan dapat memberikan kenyamanan pada operator. Dimensi tubuh yang perlu diukur untuk mendapatkan data antropometri yang akan dijadikan acuan dalam penentuan dimensi tempat duduk adalah lebar pinggul digunakan untuk menentukan lebar tempat duduk, panjang popliteal digunakan untuk menentukan kedalaman tempat duduk, tinggi popliteal digunakan untuk menentukan tinggi tempat duduk dan jangkauan tangan digunakan untuk menentukan jangkauan maksimum operator. Posisi mata pisau juga harus disesuaikan dengan postur duduk operator sehingga posisi mata pisau tetap berada pada jangkauan operator. Dimensi tubuh Universitas Sumatera Utara yang perlu diukur adalah tinggi bahu duduk digunakan untuk menentukan tinggi maksimum mata pisau.

5.3. Data Antropometri