Postur Kerja The Quick Exposure Check QEC

Tabel 3.2. Antropometri Posisi Berdiri dan Posisi Duduk No. Nama Dimensi 1 Tinggi tubuh posisi berdiri tegak 2 Tinggi mata posisi berdiri tegak 3 Tinggi bahu posisi berdiri tegak 4 Tinggi siku posisi berdiri tegak siku tegak lurus 5 Tinggi kepalan tangan yang berjulur lepas posisi berdiri tegak 6 Tinggi tubuh posisi duduk 7 Tinggi mata posisi duduk 8 Tinggi bahu posisi duduk 9 Tinggi siku posisi duduk 10 Tebal atau lebar paha 11 Panjang paha diukur dari pantat sampai ujung lutut 12 Panjang paha diukur dari pantat sampai bagian belakang dari lututbetis 13 Tinggi lutut diukur baik dalam posisi berdiri maupun duduk 14 Tinggi tubuh posisi duduk yang diukur dari lantai sampai paha 15 Lebar dari bahu 16 Lebar pinggulpantat 17 Lebar dari dada tidak tampak dalam gambar 18 Lebar perut 19 Panjang siku diukur dari siku sampai ujung jari dalam posisi siku tegak lurus 20 Lebar kepala 21 Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai ujung jari 22 Lebar telapak tangan 23 Lebar tangan posisi tangan terbentang lebar ke samping kiri-kanan 24 Tinggi jangkauan tangan posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai dengan telapak tangan yang terjangkau lurus keatas 25 Tinggi jangkauan tangan posisi duduk tegak tidak ditunjukkan dalam gambar 26 Jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan, diukur dari bahu sampai ujung jari tangan

3.1.10. Postur Kerja

Pertimbangan ergonomi yang berkaitan dengan postur kerja dapat membantu mendapatkan postur kerja yang nyaman bagi pekerja, baik itu postur kerja berdiri, duduk maupun postur kerja lainnya. Pada beberapa jenis pekerjaan terdapat postur kerja yang tidak alami dan berlangsung dalam jangka waktu yang Universitas Sumatera Utara lama. Hal ini akan mengakibatkan keluhan sakit pada bagian tubuh, cacat produk bahkan cacat tubuh. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan postur tubuh saat bekerja : 1. Semaksimal mungkin mengurangi keharusan pekerja untuk bekerja dengan postur membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau dalam jangka waktu yang lama. Untuk mengatasi masalah ini maka stasiun kerja harus dirancang dengan memperhatikan fasilitas kerjanya yang sesuai dengan kondisi fisik pekerja, agar operator dapat menjaga postur kerjanya dalam keadaan tegak dan normal. Ketentuan ini sangat ditekankan khususnya pada pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam keadaan berdiri. 2. Pekerja tidak seharusnya menggunakan jangkauan maksimum. Pengaturan postur kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal. Untuk hal-hal tertentu operator harus mampu dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar memperoleh postur kerja yang nyaman. 3. Pekerja tidak seharusnya duduk atau berdiri dengan leher, kepala, dada atau kaki berada dalam posisi miring. Beberapa sikap kerja yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : 1. Hindari posisi kepala dan leher yang terlalu menengadah ke atas 2. Hindari tungkai yang menaik 3. Hindari postur memutar atau asimetris 4. Sediakan sandaran bangku yang cukup di setiap bangku Universitas Sumatera Utara

3.1.11. The Quick Exposure Check QEC

QEC adalah suatu alat untuk penilaian terhadap resiko kerja yang berhubungan dengan ganguan otot Work Related Musculoskeletal Disorders – WMSDs pada tempat kerja. QEC menilai gangguan resiko yang terjadi pada bagian belakang punggung back, bahulengan should arm, pergelangan tangan hand wrist, dan leher neck. Alat ini mempunyai beberapa fungsi, antara lain : a. Mengidentifikasi faktor resiko WMSDs b. Mengevaluasi gangguan resiko untuk daerahbagian tubuh yang berbeda-beda. c. Mengevaluasi efektivitas dari suatu intervensi ergonomi di tempat kerja. d. Menyarankan suatu tindakan yang perlu diambil dalam rangka mengurangi gangguan resiko yang ada. e. Mendidik para pemakai tentang resiko muskuloskeletal di tempat kerja. Penilaian QEC dilakukan kepada peneliti dan pekerja. Selanjutnya dengan penjumlahan setiap skor hasil kombinasi masing-masing bagian diperoleh skor dengan kategori level tindakan. Tabel 3.3. Penilaian Pekerja Worker QEC Faktor Kode 1 2 3 4 Beban a ≤ 5 kg 6-10 kg 11-20 kg 20 kg Durasi b 2 jam 2-4 jam 4 jam Kekuatan tangan c 1 kg 1-4 kg 4 kg Vibrasi d Tidak adakecil Sedang Tinggi Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3. Penilaian Pekerja Worker QEC Lanjutan Faktor Kode 1 2 3 4 Visual e Tidak diperlukan Diperlukan untuk melihat detail Langkah f Tidak susah Kadang-kadang susah Lebih sering susah Tingkat stres g Tidak ada Kecil Sedang tinggi Sumber : www.hse.gov.uk Tabel 3.4. Penilaian Observer QEC Faktor Kode 1 2 3 Belakang A Hampir netral Berputar atau bengkok sedikit Cenderung berputar atau bengkok Frekuensi pergerakan bagian belakang B ≤ 3 menit Kira-kira 8 menit ≥12 menit Tinggi tugas C Pada atau setinggi pinggang Setinggi dada Setinggi bahu Gerakan bahu lengan D Sesekali Reguler teratur dengan jeda Hampir kontinu Postur pergelangan tangantangan E Hampir lurus Bengkok berputar Pergerakan pergelangan tangantangan F ≤ 10 menit 11-20 menit ≥ 20 menit Postur leher G Hampir netral Kadang-kadang bengkokberputar secara berlebihan pada kepalaleher Bengkok berputar secara berlebihan pada kepalaleher Sumber : www.hse.gov.uk Universitas Sumatera Utara Tabel 3.5. Nilai Level Tindakan QEC Level Tindakan Persentase Skor Tindakan Total Skor Exposure 1 0-40 Aman 32-70 2 41-50 Diperlukan beberapa waktu ke depan 71-88 3 51-70 Tindakan dalam waktu dekat 89-123 4 71-100 Tindakan sekarang juga 124-176 Sumber : www.hse.gov.uk Exposure level E dihitung berdasarkan persentase antara total skor aktual exposure X dengan total skor maksimum X maks yaitu : 100 X X E maks × = Dimana : X = total skor yang diperoleh dari penilaian terhadap postur punggung + bahu lengan + pergelangan tangan + leher X maks = total skor maksimum untuk postur kerja punggung + bahu lengan + pergelangan tangan + leher . X maks adalah konstan untuk tipe-tipe tugas tertentu. Pemberian skor maksimum X maks = 162 apabila tipe tubuh adalah statis, termasuk duduk atau berdiri dengan tanpa pengulangan repetitive yang sering dan penggunaan tenagabeban yang relatif rendah. Untuk Pemberian skor maksimum X maks = 176 apabila dilakukan manual handling, yaitu mengangkat, mendorong, menarik, dan membawa beban. Universitas Sumatera Utara

3.2. Statistik Deskriptif

Metode statistik adalah prosedur yang digunakan dalam pengumpulan, penyajian, analisis dan penafsiran data. Metode tersebut terbagi dalam dua kelompok yaitu statistika deskriptif dan inferensia statistik. Statistika deskriptif adalah metode yang berkaitan dengan pengumpulan data dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Sedangkan inferensia statistik adalah metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data untuk kemudian sampai pada peramalan atau penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan data. Beberapa pengolahan data dalam statistika deskriptif yaitu : 1. Perhitungan Rata-rata Mean Perhitungan rata-rata biasanya dapat disingkat dengan rata-rata yaitu jumlah dari semua data dibagi dengan banyaknya data. Rata-rata untuk sampel biasanya dinyatakan dengan simbol X dan untuk populasi dinyatakan dengan simbol µ. Data terbagi atas data yang dikelompokkan dan data yang tidak dikelompokkan. Perhitungan rata-rata untuk data yang tidak dikelompokkan yaitu dengan menjumlahkan semua data yang dibagi dengan banyaknya data dapat dinyatakan dengan rumus: X = n Xi n i ∑ =1 Keterangan : Σ = Tanda jumlah n = Banyaknya data Universitas Sumatera Utara