BAB VI ANALISA DAN EVALUASI
6.1. Analisa Tingkat Keluhan Muskuloskeletal
Dari hasil pengolahan Standart Nordic Questionnaire SNQ persamaan dan perbedaan tingkat dan kategori rasa sakit pada bagian tubuh operator. Untuk
tingkat dan kategori rasa sakit yang sama, keluhan muskuloskeletal disebabkan oleh :
1. Kategori sangat sakit
Disebabkan oleh postur kerja yang tidak alamiah dan sering terjadi gerakan secara berulang-ulang frekuensinya lebih dari 10 xmenit dalam waktu yang
lama jam kerja operator 10 jamhari. 2.
Kategori sakit disebabkan oleh postur kerja yang tidak alamiah dan terjadi gerakan secara berulang-ulang dalam frekuensi 10 x menit.
3. Kategori agak sakit terjadi karena postur tubuh statis dan tidak alamiah yang
terjadi dalam waktu yang lama. Untuk tingkat kategori rasa sakit yang berbeda pada bagian tubuh yang
disebabkan berbedanya antropometri operator pada setiap bagian tubuhnya. Contohnya operator pada ukuran paling maksimum paling panjang pada tangan
belum tentu berada pada ukuran maksimum pada bagian tubuh yang lain. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan penyesuain rancangan fasilitas kerja
dengan antropometri operator. Perbedaan ini juga disebabkan oleh tata letak
Universitas Sumatera Utara
komponen pada masing-masing tempat kerja yang belum teratur. Masalah tersebut dapat diatasi dengan melakukan pengaturan tata letak komponen sehingga tata
letak lebih teratur dan benda kerja berada jangkauan operator dengan postur kerja yang ergonomis.
6.2. Analisa Postur Kerja Aktual
Dari hasil penilaian postur kerja dengan menggunakan metode QEC, pada elemen kerja mengambil keranjang kosong, mengatur posisi ujung goni,
menjangkau ubi kayu, dan memasukkan ubi ke keranjang berada pada level aman. Sementara elemen kerja menumpuk ubi, merajang ubi dan mengangkat keranjang
ke samping kiri postur kerja yang tidak ergonomis disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
4. Menumpuk ubi kayu, disebabkan oleh posisi belakang punggung dalam
keadaan membungkuk dan gerakan lengan dan pergelangan tangan yang kontiniu dan posisi leher yang membungkuk.
5. Merajang ubi kayu, disebabkan oleh posisi belakang punggung yang kadang-
kadang dalam keadaan membungkuk, tinggi tugas setinggi dada dan gerakan lengan dan pergelangan tangan yang kontiniu.
6. Mengangkat keranjang ke samping kiri, disebabkan oleh posisi belakang
punggung yang kadang-kadang dalam keadaan membungkuk, bangku yang kurang fleksibel, gerakan lengan dan pergelangan tangan yang kontiniu dan
posisi leher yang membungkuk.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penilaian postur kerja tersebut dapat diketahui bahwa terdapat beberapa postur kerja yang tidak ergonomis.
6.3. Analisa Kondisi Aktual Fasilitas Kerja