Prosedur Pengembangan Pembelajaran Evaluasi Media Pembelajaran

60 Parameter terakhir yang dapat dipakai sebagai kriteria untuk memilih desain pembelajaran adalah teruji, maksudnya telah dipakai secara luas dan telah teruji dengan baik. Hal tersebut menjadi ukuran bahwa desain pembelajaran tersebut telah digunakan dan diterapkan secara luas oleh banyak pihak, dan berdasarkan praktik penerapan tersebut hasilnya dianggap baik.

c. Prosedur Pengembangan Pembelajaran

Dalam mengembangkan desain pembelajaran, terdapat berbagai prosedur pengembangan pembelajaran. Salah satunya model Borg dan Gall, merupakan prosedur pengembangan yang penulis gunakan. Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall 1983 dapat dilakukan melalui sepuluh langkah yaitu: 1 Melakukan penelitian pendahuluan; 2 Melakukan perencanaan; 3 Mendesain produk awal; 4 Melakukan uji coba desain produkuji ahli atau expert judgement; 5 Melakukan revisi terhadap desain produk; 6 Melakukan uji coba produkuji coba awal; 7 Melakukan revisi terhadap produk awal; 8 Melakukan uji coba pemakaian; 9 Melakukan revisi terhadap produk akhir; 10 Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk.

d. Evaluasi Media Pembelajaran

Menurut Azhar Arsyad 2010: 173 evaluasi terhadap media pembelajaran atau bahan ajar merupakan bagian integral dari suatu proses pembelajaran. Idealnya, keefektivan pelaksanaan proses 61 pembelajaran diukur dari dua aspek, yaitu 1 bukti-bukti empiris mengenai hasil belajar siswa yang dihasilkan oleh sistem pembelajaran, dan 2 bukti-bukti yang menunjukkan berapa banyak kontribusi media atau program terhadap keberhasilan dan keefektivan proses pembelajaran. Evaluasi tersebut pada dasarnya memiliki tujuan untuk menentukan keefektifan bahan ajar dan menentukan apakah bahan ajar dapat diperbaiki atau ditingkatkan. Disamping itu, evaluasi juga akan membatu kita untuk dapat menetapkan apakan bahan ajar tersebut memiliki cost efective bagi hasil belajar siswa, sehingga pada kesempatan berikutnya dapat memilih bahan ajar yang akan digunakan di kelas. Evaluasi juga memiliki fungsi untuk mengukur sejauh mana perubahan perilaku seperti, apakah ada peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan bahan ajar, dan bagaimana respon siswa terhadap bahan ajar yang digunakan. Di sisi lain, evaluasi akan menjadi dasar penilaian apakah bahan ajar yang digunakan benar-benar telah memberikan subangan terhadap hasil belajar. Sehingga dapat dicari kaitan langsung antara penggunaan bahan ajar dan peningkatan hasil belajar. Arif S. Sadiman, dkk. 2003: 174 menyebutkan bahwa ada dua macam evaluasi yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data 62 tentang efektifitas dan efisiensi bahan-bahan pembelajaran termasuk ke dalamnya media untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Data-data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar lebih efektif dan efisien. Sedangkan evaluasi sumatif bertujuan untuk menentukan apakah media yang dibuat tersebut patut digunakan untuk situasi-situasi tertentu. Berdasarkan evaluatornya pihak yang melakukan evaluasi, Suharsimi Arikunto 2001: 294, membedakan evaluasi ke dalam dua jenis evaluator yaitu evaluator dalam dan evaluator luar. Evaluator dalam sangat memahami seluk beluk kegiatan, tetapi ada kemungkinan dapat dipengaruhi oleh keinginan untuk dapat dikatakan bahwa programnya berhasil. Dengan kata lain, evaluator dapat terganggu oleh unsur subyektivitas. Sedangkan evaluator luar mungkin menjumpai kesulitan dalam memperoleh data yang lengkap karena ada hal-hal yang disembunyikan oleh para pelaksana program. Dalam penelitian pengembangan ini ada beberapa evaluasi yang dilakukan yaitu, sebagai berikut: 1 Evaluasi Media Visual Dalam mengefaluasi media visual atau grafis perlu memperhatikan penataan elemen-elemen visual yang akan ditampilkan. Tataan elemen-elemen itu harus dapat menampilkan visual yang dapat dimengerti, terang atau dapat dibaca, dan dapat menarik perhatian Azhar Arsyad, 2010: 106. 63 Ditambahkan Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 2009: 26 mengungkapkan bahwa penggunaan media visual dalam proses belajar mengajar perlu memperhatikan keterbacaan visual visual literacy demi meningkatkan efektifitas hasil belajar siswa. Dalam proses penataan harus diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu, antara lain prinsip kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, dan keseimbangan. Unsur-unsur visual selanjutnaya perlu dipertimbangkan adalah bentuk, garis, ruang, tekstur, dan warna. 2 Evaluasi Program Pembelajaran Beberapa kriteria dalam mengefaluasi program pembelajaran yang didasarkan pada kualitas. Dimensi kualitas itu sendiri mencakup kualitas isi dan tujuan, kualitas pembelajaran, dan kualitas teknis. Kualitas isi dan tujuan lebih menitik beratkan pada pemenuhan prasyarat ketepatan, kelengkapan, keseimbangan dan kesesuaian dengan situasi. Sementara kualitas pembelajaran berkaitan dengan sejauh mana bisa memberikan kesempatan dan bantuan belajar, kesanggupan memberikan motivasi, serta dampak bagi siswa dan guru. Kualitas teknis meliputi kualitas tampilan atau tayangan, pengelolaan program dan pendokumentasian. 3 Evaluasi Terhadap Produk 64 Evaluasi dilaksanakan terhadap kualitas tampilan dari program pembelajaran yang terdiri dari kejelasan petunjuk penggunaan program, keterbatasan teks atau tulisan, kualitas tampilan gambar, sajian animasi, komposisi warna, kejelasan suara atau narasi, daya dukung musik, dan kejelasan uraian materi. Pada saat yang bersamaan evaluasi dilakukan terhadap kualitas penyajan materi yang terdiri dari kejelasan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang ingin dicapai dan indikator keberhasilan, petunjuk belajar, kemudahan memahami kalimat, kemudahan memahami materi, ketepan urutan penyajian, kecukupan latihan, kejelasan umpan balik atau respon, bahan belajar dengan program.

e. Desain Interface Dalam Perancangan Media Pembelajaran